Safari Ramadhan (Safrom) 1446 H pada hari ke 14 (14 Maret 2025) bertempat di Musholla Miftahul ‘Ulum, Dukuh Ngledok Dusun Tanjung RT 02 RW 01 Desa Tanjungsari, bertugas sebagai Narasumber adalah Kyai Widji Abdillah.
Pembukan kajian, Beliau menyampaikan sebuah hadis dari Imam Malik dalam Kitab Al-Muwaththa’ meriwayatkan hadits yang artinya, “Rasulullah saw bersabda, ‘Aku meninggalkan dua hal di tengah kalian; selama berpegang pada keduanya, kalian tidak akan tersesat selamanya: yaitu kitab Allah dan sunah rasul-Nya,’” (HR Imam Malik).
Jika kita berpegang teguh pada dua warisan Nabi (Al-Qur’an dan Al-Hadis), maka tidak sekalipun akan tersesat baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Syukur yang sangat besar karena mala ini berkumpul dengan calon ahli syurga, yaitu semua jamaah Musholla Miftahul ‘Ulum. Kok bisa menjadi calon ahli syurga, amalan apa yang telah dilakukan? Bapak dan Ibu semua ini adalah hafidh qur;an, setiap hari mengkhatamkan Al-Qur’an minimal 17 kali, betulkan para jamaah? (Jamaah saling memandang karena bingung, merasa tak pernah melakukan).
Kemudian Kyai Widji menjelaskan, Bapak-Ibu ketika shalat setiap rakaat membaca surat Al-Fatihah atau tidak? Jamaah menjawab kompak, ‘membaca’.
Semua kandungan isi dalam Al-Qur’an itu terkumpul di dalam surat Al-Fatihah, sehingga dengan membaca surat ini, maka nilai pahalanya sama dengan membaca Al-Qur’an 30 juz. Inilah salah satu kehebatan dari shalat, sehingga seorang mukmin yang rutin mendirikan shalat mendapat fasilitas syurga.
Ancaman bagi kafir
Untuk apa Al-Qur’an diturunkan? Tak lain adalah untuk kaca benggala, contoh ayat yang bisa kita jadikan cermin untuk melihat diri sendiri, firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.” (QS Al-Baqarah ayat 6).
Allah memberikan gambaran, bahwa orang kafir itu diberi peringatan, atau diberi ancaman akan balasan (siksa) Allah mereka itu tidak takut. Ketika dibiarkan mereka tambah menjadi, sama saja tidak pernah percaya. Kita bisa bercermin dari maksud ayat ini, ketika mendengar ancaman dari Allah dan Raslu-Nya apakah kita memperhatikan dan takut atau tidak. Jika kita takut, seraya bergegas melaksanakan, maka kita tergolong hamba beriman. Bila sebaliknya, maka kita akan dimasukan dalam kelompok kafirin sebagaimana ayat di atas.
Pada ayat yang lain Allah juga mengancam kepada orang-orang kafir, bahwa ia tidak akan bisa keluar dari siksa neraka, selamanya berada didalam siksa yang sangat pedih.