Mohon tunggu...
PAK Shoes
PAK Shoes Mohon Tunggu... Ringan, Relevan, dan Refresh

Menebar kebaikan melalui tulisan ringan, relevan dengan keadaan, dan merefresh untuk memulihkan kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami dan Mensyukuri Anugerah Hebat

14 Maret 2025   05:43 Diperbarui: 14 Maret 2025   05:48 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Katakanlah (Nabi Muhammad), "Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing." Maka, Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya" (QS Al-Isra ayat 84).

Tadabbur ayat

Menurut Tafsir Tahlili ayat di atas menerangkan bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan kepada umatnya agar mereka bekerja menurut potensi dan kecenderungan masing-masing. Semuanya dipersilakan bekerja menurut tabiat, watak, kehendak, dan kecenderungan masing-masing. Allah swt sebagai Penguasa semesta alam mengetahui siapa di antara manusia yang mengikuti kebenaran dan siapa di antara mereka yang mengikuti kebatilan. (https://quran.nu.or.id/al-isra'/84).

Menurut Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah; (Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing"). Yakni setiap insan berperilaku sesuai dengan akhlak yang dia biasakan pada dirinya.(Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya) yakni dalam perilakunya, apakah itu baik atau buruk.

Menurut Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia. Disebutkan dalam hadits shahih: "Semuanya telah dimudahkan terhadap apa yang diciptakan untuknya", maka perhatikanlah kesesuaian bakat dan kemampuanmu, dan kembangkanlah untuk kamu pergunakan di jalan Allah, untuk ummatmu dan untuk keluargamu, dan janganlah berlagak seperti orang baik padahal kamu belum memberi apa-apa, sehingga kamu termasuk orang yang kelam kabut. Tadabburi ayat Allah "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing" "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan" [Al-Baqarah : 148].

Dari tiga pendalaman ayat di atas khususnya maksud dari 'syakilatih' menyadarkan kita bahwa sesungguhnya manusia telah diciptakan begitu hebat. Namun kita kadang tidak paham akan tabiat, watak, karakter, akhlak, kehendak, kecenderungan, telenta, bakat, skill, atau kemampuan diri dan orang-orang disekitar kita.

Kemudian untuk apa Allah memberikan anugerah hebat pada manusia?  Adalah agar dikembangkan untuk dipergunakan di jalan Allah, untuk membantu sesame ummat dan untuk keluarga. Dan disertai larangan, janganlah berlagak seperti orang baik padahal belum memberi apa-apa, sehingga jangan sampai termasuk orang yang kelam kabut.

Beberapa pertanyaan untuk diri sendiri; Pernahkah mengalami kondisi diri kita tidak dipahami oleh orang lain disekitar kita? Ataukah kita sulit memahami orang-orang disekitar kita, sehingga kurang produkttif dan optimal? Pernahkah timbul konflik karena kekurang memahami dengan orang disekeliling kita? Silahkan dijawab dengan kejujuran masing-masing.

Kisah olimpiade hewan

Olimpiade ini event yang diikuti oleh semua binatang. Sesuai pengumuman dari Panitia bahwa standart kemenangan ditentukan siapa yang paling jago terbang. Olimpiade ini pesertanya terdiri dari Kucing, Tupai, Ikan, Bebek, Angsa, Elang, Kelinci, Harimau, Kambing, Sapi, dan lainnya semua menjadi peserta.

Siapa kira-kira pemenangnya? Pasti semua akan menjawab Elang-lah juaranya. Dan info pentingnya, olimpiade ini diselenggarakan rutin setiap tahun dengan ketentuan standar kemenangan yang sama, maka sudah bisa kita tebak dengan tepat bahwa tiap tahun tentu Elang sebagai pemenangnya.

Karena event ini dilaksanakan secara terus-menerus, maka makin kuat tertanam dalam pikiran mereka bahwa hebat itu bisa terbang, juara itu bisa terbang, keren itu bisa terbang.

Nah, bagaimana dengan perasaan binatang selain Elang? Tentu mereka putus asa, sedih, gak dihargai, gak dianggap ada, merasa sia-sia, tak mendapat keadilan, menjadikan rendah diri, menurunkan semangat, dan lain-lainnya.

Padahal mereka memiliki talenta hebat-hebat pada posisi masing-masing. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas telah dijelaskan bahwa setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaan atau keadaan masing-masing.

Kisah ilustrasi olimpiade hewan sebagaimana di atas apakah terjadi dalam kehidupan kita?

Iya itu terjadi dalam realita: Ketika kita sekolah mulai dari SD, seorang siswa dinilai hebat jika memiliki nilai yang memuaskan atau top ranking, siswa dinilai pintar jika mampu mengerjakan soal-soal ujian, dan sebagaimnya. Standar ini berlaku juga hingga jenjang-jenjang sekolah lebih tinggi berikutnya. Penyamarataan standar kualitas ini telah berlangsung dari sejak lama sekali.

Hingga secara umum setiap orang menarik kesimpulan bahwa siswa hebat itu ranking, pintar itu bisa menyelesaikan soal-soal ujian. Padahal sebagaimana ayat 84 surat Al-Isra di atas bahwa setiap anak (orang) itu memiliki (mendapat anugerah) bakat, karakter, atau kehebatan yang beda-beda.

Sebuah kalimat inspiratif yang memiliki kesesuaian dengan hal di atas, berikut isi kalimatnya:

"Setiap orang adalah jenius. Tetapi jika Anda menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon, ia akan menjalani seluruh hidupnya dengan percaya bahwa ia bodoh." (kutipan kalimat dari Albert Einstein).

Ini menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan semua manusia begitu hebat, apapun sukunya, dimanapun negaranya, dan apapun agama yang dianut. Semua diberi kehebatan masing-masing, ikan adalah penyelam terhebat, sedang kera raja panjat yang luar biasa. Demikian juga yang terjadi pada manusia, hebat dibidang masing-masing.

Bangkitkan kesadaran untuk mensyukuri anugerah Tuhan

QS At-Thin ayat 4: "Sesungguhnya kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

Maksudnya ialah manusia diciptakan secara fisik tegak lurus perawakannya, serasi anggota tubuhnya, indah struktur tubuhnya, makan dengan tangan, dan dapat membedakan (baik dan buruknya segala sesuatu) dengan ilmu, pikiran, dan ucapannya. Demikianlah Allah menciptakan manusia dengan bentuk terbaik sebagaimana dikatakan mayoritas mufasir.

Lalu, apakah selama ini telah kita pahami dan sadari bahwa kita (manusia) diciptakan sedemikian luar biasa? Tentu ini bukan untuk bangga hingga lupa diri, tapi untuk meneguhkan rasa syukur atas semua karunia-Nya. Sebelum anugerah hebat itu diambil kembali satu persatu hingga keadaan manusia menjadi sebaliknya, yaitu dibalik sampai titik terendah. (QS At-Thin ayat 5).

Wujud nyata rasa syukur itu adalah dengan menjaga tegaknya iman (tauhid), istiqomahnya amal kebajikan, sehingga menurunkan anugerah luar biasa yaitu mengalirnya pahala terus-menerus tanpa putus (QS At-Thin ayat 6).

Hikmah dan pelajaran 

Allah mencipatakan setiap manusia sebagai sebaik-baik ciptaan dan berbeda-beda, masing-masing diberi kelebihan, bakat, karakter, potensi, atau kemampuannya, agar dikembangkan untuk kepentingan umat, diri dan keluarga. Didalam anugrah tersebut tersimpan tujuan yang sama yaitu untuk mengkokohkan beriman, dan istiqomah beramal sholih.

Semoga bermanfaat.

Wallhua'lam bis-shawwab...

Keterangan: 

Tulisan ini terinspirasi dari materi yang dipaparkan oleh ustadz Heidy Akhadi pada acara Free Seminar ESQ Edisi Ramadhan, dengan tema: Temukan, Kenali dan Manfaatkan Talenta Hebat dalam Diri untuk Sukses dan Bahagia, Ahad, 9 Maret 2025, jam 15.30-17.00 WIB.

Disampaikan ulang oleh PAK Shoes dalam acara Safari Ramadhan 1446 H, 13 Maret 2025, di Masjid Al-Haddad (Ponpes Muhibbuddiin) Dusun Tanjung RT 02 RW 02 Desa Tanjungsari.

Sumber Bacaan:

https://tafsirweb.com/4688-surat-al-isra-ayat-84.html 

https://nu.or.id/tafsir/tafsir-surat-at-tin-ayat-4-6-kesempurnaan-manusia-dan-titik-terendahnya-caHEj

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun