Kisah keluarga Pak Bakhil
Kejadian yang dialami Pak Karim menjadi vyral, diantaranya terdengar ke telinga pasutri Pak Bakhil dan Bu Bakhilah (nama imajiner), keluarga kaya tetengga satu desa dengan Pak Karim. Dengan minta bantuan istrinya Pak Bakhil menyuruh tanya bagaimana ciri-ciri pengemis tersebut.
Berhari-hari Pak Bakhil bersama istrinya mencari pengemis dengan ciri-ciri yang telah disebutkan oleh Pak Karim. Tiap ada Pengemis tua diamati, dan disuruh menyeringai agar terlihat giginya, karena menurut Pak Karim ciri khas orangnya dengan gigi depannya tinggal satu. Sampai suatu hari ketemulah dengan Pengemis tua dengan ciri yang sesuai.
Maka Pengemis tua tersebut diajak pulang ke rumahnya, kemudian dijamu menu yang lebih enak dan lebih banyak dengan harapan emas yang akan dihasilkan juga banyak. Kemudian diperlakukan yang sama dengan kisah Pak Karim, pengemis itu nginap di rumah Pak Bakhil. Hampir semalaman Pak Bakhil memantau perkembangan, apakah si Pengemis tua sudah BAB atau belum.
Dipagi hari betapa senangnya hati Pak Bakhil karena ketika dipantau dari luar kamar telah tercium bau tinja yang menyengat. Setelah si Pengemis tua itu pulang, dengan rasa penasaran dan penuh pengharapan seraya Pak Bakhil dan Bu Bakhilah membawa cover kasur ke sungai seperti yang dilakukan Pak Karim. Sampai di sungai dengan semangatnya menceburkan cover tersebut ke sungai, namun cover itu mengambang dengan kotoran yang ikut hanyut terbawa arus air sungai.
Betapa kecewanya mereka berdua, setelah tahu bahwa tinja tetap berwujud kotoran tak berubah menjadi emas yang diimpikan.
Hikmah dua kisah
Puasa itu menghaluskan jiwa, melembutkan hati, menumbuhkan rasa empaty. Berempaty sajalah, berbagi teruslah, berkasih sayanglah tanpa peduli siapa dia, darimana asalnya, bagaimana keadaannya, bantu saja jika memang membutuhkan. Maka balasannya tak terduga, jumlahnya tak terkira, dan diluar jangkauan nalar kita.
Semoga bermanfaat...
Wallahua'lam bis-shawwab...
Narator: Susilo