Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka: Aku Belum Diklat, Bagaimana?

13 Agustus 2022   23:52 Diperbarui: 14 Agustus 2022   00:03 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
App Merdeka Mengajar di Android (Kemdikbud)

Transformasi transfer pengetahuan pun terjadi. Dari sebelumnya melalui ruang kelas dengan pelatihan berjenjang, kini melalui media sosial, khususnya media sharing networks seperti YouTube. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sejak tiga tahun belakangan aktif menyelenggarakan webinar. Melalui webinar tersebut kebijakan Kemendikbud disampaikan kepada masyarakat pendidikan, khususnya guru. Untuk menguatkan suatu masalah, webinar acapkali dilakukan berseri-seri. Seri satu, dua, tiga, dan seterusnya.

Sosialisasi program melalui kanal YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI. Guru dipelajari oleh guru secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan mengikuti webinar tersebut diperoleh pengetahuan baru secara komprehensif. Yang tidak sempat mengikuti kegiatan pada hari "H" dapat membuka dan memelajari pada lain hari. Video rekaman yang diunggah pada kanal YouTube menjadi modul digital yang sewaktu-waktu dapat diakses dan dipelajari secara mandiri.

Dari kanal YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI tersebut, pemahaman tentang transformasi pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara diperoleh. Kata transformasi berkonotasi dengan perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah berubahnya keadaan dari keadaan sebelumnya menjadi sesuatu yang lebih baik. Berubah sebagian atau sama sekali baru. Itulah transformasi.

Kunci transformasi pendidikan yang digagas Mendikbud Nadiem Makarim adalah gotong royong. Sebagaimana dilansir kemendikbud.go.id, nilai gotong royong menginspirasi dan menjadi kunci guna menciptakan pendidikan berkualitas untuk semua demi masa depan yang lebih baik.

Mendikbud Nadiem Makarim pun menegaskan bahwa gotong royong telah mengakselerasi transformasi. Gotong royong menjadi solusi atas krisis pembelajaran yang telah terjadi. Sebagaimana kita tahu, krisis pembelajaran makin menjadi, terlebih dengan datangnya pandemi. Oleh karena itu, tranformasi pendidikan adalah suatu keharusan.

Aksi transformasi pendidikan dilakukan dengan diluncurkannya paket program Merdeka Belajar dan aneka program pemulihan pembelajaran. Pemuliha pembelajaran yang dilakukan antara lain dengan menghadirkan Kurikulum Merdeka, Asesmen Nasional, dan Program Guru Penggerak.

Pertanyaan dari sebagian guru terkait dengan berbagai program tersebut adalah, "Bagaimana memahami itu semua sedangkan saya belum ditatar atau didiklat?"

Aku Belum Diklat, Bagaimana?

Di atas sudah diuraikan perihal diklat luring di ruang gedung secara klasikal. Tampaknya, dengan adanya kemajuan teknologi, Kementerian sudah sangat membatasi kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan pola-pola seperti sebelumnya. Webinar melalui Zoom dan direkam serta disiarkan pada kanal YouTube dirasa lebih murah dan mudah serta menjangkau guru dalam jumlah yang besar.

Webinar tentang Kurikulum Merdeka yang disiarkan langsung atau direkam melalui Youtube itu berisi informasi yang disampaikan para pakar dan praktisi. Guru dapat melakukan pelatihan mandiri dengan memutar ulang video rekaman pelatihan. Tidak ada biaya yang dikeluarkan selain biaya sambungan internet.

Platform Merdeka Mengajar versi web maupun aplikasi android, mengubah paradigma dan pola pikir baru bagi guru. Sebelumnya, guru biasa diajari, sekarang harus mau belajar sendiri. Adanya penataran dan diklat luring memberi kesan, yang belum ditatar maka belum tahu atau belum berkewajiban melaksanakan. Pola pikir berikutnya adalah, dari sebelumnya malas membaca dan menulis, menjadi mau membaca dan menulis. Pada Platform Merdeka Mengajar, selain menonton kita juga membaca secara saksama soal dan petunjuk yang ada. Selain itu, kita harus menuliskan refleksi. Menulis refleksi perlu keterampilan merangkai kata agar kalimat yang dihasilkan mudah dibaca dan dipahami.

Bapak dan Ibu Guru Hebat, jangan berharap lagi ada penataran atau pelatihan seperti masa lalu lagi. Kemajuan teknologi memungkinkan ribuan orang hadir dalam ruang virtual yang sama. Jutaan orang dapat mengakses materi pelatihan secara bersamaan. Oleh karena itu, memanfaatkan paltform digital berupa aplikasi android Merdeka Mengajar atau Merdeka Mengajar melalui laman web https://guru.kemdikbud.go.id/ adalah keharusan. Selamat belajar, salam dan bahagia.

Musi Rawas, 13 Agustus 2022

PakDSus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun