Mohon tunggu...
Susanti Hara
Susanti Hara Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang pendidik yang suka berkreasi

Pembelajar aktif yang senang untuk terus berpartisipasi dan berkreasi untuk memberikan warna pada kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money

Literasi Ekonomi: Optimalisasi Perkebunan Indonesia Berdaya Dompet Dhuafa Subang

21 Oktober 2019   01:26 Diperbarui: 21 Oktober 2019   02:15 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama mengikuti kegiatan, penulis diajak berkeliling perkebunan dan peternakan dengan segala fasilitasnya. Petugas begitu setia menemani perjalan kami menjelajahi perkebunan serta menjelaskan segala sesuatu yang ada di perkebunan. Misalnya saja, untuk mengetahui pohon buah naga dan buah naga putih bisa dilihat pada bagian pinggir batang putih atau merah, terus pohon buah naga merah lebih produktif dari pohon buah naga putih. Untuk mengembangbiakkan pohoh nanas, tinggal tanam anakannya yang bagus-bagus, dll.

Kami juga diajak ke tempat Pemberdayaan peternakan kandang kambing, yang kurang lebih berkapasitas 300-500 ekor untuk persiapan kurban. Konsepnya membentuk paguyuban masyarakat kelompok tani untuk mengelola ternak tersebut. 

Kunjugan ke sentra ternak-Doc. SusantiHara
Kunjugan ke sentra ternak-Doc. SusantiHara

Di sentra ternak inilah saya belajar tentang silase, bagaimana memproses pakan untuk ternah peliharaan mereka

Proses silase-Doc. Susanti
Proses silase-Doc. Susanti

Bukan hanya itu saja, di sentra ternak ini, penulis menemukan sesuatu yang unik untuk diceritakan. Betapa ulet, tekun, dan perhatiannya para petugas yang termasuk generasi milenial ini merawat ternak yang sudah kehilangan ibunya. Mereka merawat ternak layaknya bayi manusia. Mereka memberikan susu SGM dengan campuran lainnya sebagai pengganti ASI ibunya yang telah tiada.

Pemberian makan ternak-Dok. Susanti Hara
Pemberian makan ternak-Dok. Susanti Hara

Unik, bukan?

Disaat generasi milenial seusia mereka asyik dengan dunia digital dan gadgetnya, sedangkan para petugas ini harus asyik mengurusi ternak. Penulis merasa salut dengan perjuangan mereka. Oh ya, di tempat ini sinyal internet itu lumayan susah, meskipun ada tapi tidak sebagus ketika berada di luar area perkebunan ini. 

Dari salah seorang petani, penulis bisa langsung mendapat penjelasan betapa hadirnya Dompet Dhuafa ini sangat membantu mereka. Bantuan berupa moda, maupun keuangan disaat mereka membutuhkan menjadi sangat mudah, mengingat panen waktunya berbulan-bulan bahkan tahunan. Selain itu pembinaan kepada masyarakat sekitar yang begitu mereka rasakan perbedaannya. Setelah adanya Dompet Dhuafa di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Subang Jawa Barat mereka lebih merasakan kemudahan hidup meskipun sebagai petani di daerah terpencil.

Perkebunan Indonesia Berdaya, semoga  menginspirasi gerakan kebaikan lainnya sehingga berkembang menjadi komunitas yang membawa perubahan. Misalnya saja menggunakan produk dalam negeri dan tidak tergantung pada produk impor, mempromosikan praktik hidup berkelanjutan dengan saling memberdayakan. Melalui upaya ini dapat berkontribusi yang berkelanjutan dengan hasil menggembirakan, sehat, dan menjadi kekuatan besar dalam menaungi kaum dhuafa dan lainnya

Jangan ragu untuk segera berwakaf. Berwakaf dengan sepuluh ribu rupiah, seakan berwakaf semudah kita tersenyum dan saling sapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun