Mohon tunggu...
Muhammad Surya Abadi
Muhammad Surya Abadi Mohon Tunggu... Lainnya - Konstultan Media

Tulisan mengenai fenomena sosial politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orientalisme, sebuah Review

12 Mei 2014   01:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:36 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Edward said merupakan seorang kaum intelektual yang  lahir dari latar belakang keluarga timur tengah.  Hal ini terlihat dari nama Edward yang diambil dari inggris, wadie dari kairo, dan said yang berasal arab. Dengan memahami suku kata yang dimiliki oleh Edward saja, maka kita bisa menebak mengapa ia menuliskan buku orientalisme.  Edward berusaha menuliskan tentang sejarah pemikiran barat tentang dunia asia, teurutama di dalam buku ini Edward menjelaskan tentang dunia timur dalam wilayah timur tengah, seperti mesir dan sekitarnya.

Di dalam buku ini dijelaskan bagaimana akhirnya bangsa barat memiliki perspektif yang berbeda atas bangsa timur. Edward said berusaha menjelaskan bagaimana superioritas bangsa barat dan inferioritas bangsa timur merupakan hal yang sangat terlihat di dalam berbagai macam aspek.  Pembedaan-pembedaan semacam ini kemudian terjadi pada level-level yang sederhana seperti pada tata cara makan, cara hidup, prosesi penyembahan kepada tuhan, dan masih banyak lagi.  Hal-hal yang demikian kemudian menjadikan dasar kajian tentang oriental mulai berkembang di dunia.  Meski demikian, Edward tetap merigitkan tentang bangsa barat yang melakukan kajian oriental, yaitu Prancis dan Inggris.  Kedua bangsa ini kemudian melakukan banyak kajian tentang orientalisme dalam bentuk buku-buku teks atau pun  catatan antropolog.  Bagi Edward apa yang dilakukan oleh bangsa barat menggunakan subjektifitas yang besar, karena dalam memelajari orang-orang timur, mereka hanya melakukan observasi kemudian menarik kesimpulan sepihak.  Dasar inilah yang kemudian, mungkin, menjadi salah satu alasan timbulnya superioritas dan inferioritas antara bangsa barat dan timur.  Bangsa barat yang menggunakan perspektif atau standar kehidupan barat, ketika melihat bangsa timur, maka mereka cenderung melihat sebuah kurang beradabnya kehidupan manusia. Hal ini hanya dikarenakan perbedaan pola pikir antara barat dan timur.

Di dalam buku orientalisme, Edward juga menjelaskan bahwa orientalisme adalah sebuah kajian yang dilakukan oleh bangsa barat kepada bangsa timur.  Menurut bangsa barat, peradaban yang dimiliki oleh bangsa barat merupakan hal yang terbaik dan bangsa timur dituntut untuk memilikinya. Sehingga kajian tentang orientalisme adalah seputar tentang bagaimana terdapat transformasi dari bangsa barat kepada bangsa timur.  Kembali lagi bangsa perspektif tentang bangsa timur adalah subyektifitas semata yang dilakukan oleh bangsa barat.  Seperti anggapan bahwa bangsa timur perlu dilakukan proses adabisasi, sehingga bangsa timur tidak terlihat terlalu bar-bar dalam menjalani kehidupan.

Awalnya Edward berusaha menjelaskan bahwa kajian tentang oriental merupakan kajian tentang proses perubahan budaya, hanya sebatas budaya.  Namun akhirnya kajian tentang oriental lebih mengarah pada wilayah politik.  Wilayah politik yang dimaksudkan adalah penaklukan wilayah-wilayah timur yang diklaim memiliki kelimpahan sumber daya alam.  Seperti yang dijelaskan oleh Edward, mesir dan jazirah arab merupakan wilayah timur yang dianggap lebih beradab ketimbang wilayah timur lainnya.  Mesir pula yang dijelaskan memiliki sejarah peradaban yang luar biasa, meski saat ada kajian tentang oriental, mesi telah menjadi bar-bar kembali, dalam perspektif barat.

Penaklukan-penaklukan yang kemudian tumbuh dari orientalisme adalah pengembangan dari kajian lintas budaya dan barat.  Berawal dari transformasi budaya dari barat ke timur, hingga bernuansa politis untuk melakukan imperialism dan kolonialisme.  Berkembangnya maksud ini kemudian menyebabkan banyak cara yang dilakukan oleh barat dalam mendefinisikan timur demi kepentingan politis.  Terdapat banyak sekali para sarjana dan ilmuwan yang pergi ke timur untuk melakukan kajian tentang timur dan memberikan definisi tentang timur. Karya-karya seperti inferno oleh renan merupakan salah satu bentuk kajian para orientalis tentang timur.  Tidak hanya melalu teks, namun kajian tentang oriental juga melewati cara-cara yang bersifat fisik, sepeti penaklukan napoleon Bonaparte di  mesir.  Di dalam buku ini pun dijelaskan bagaimana akhirnya napoleon berhasil melakukan banyak cara dalam penaklukan politis atas mesir dengan cara-cara yang ada pada kajian orientalisme.

Pendefinisian yang dilakukan barat kepada timur kemudian menjadikan terbentuknya perspektif kepada timur oleh barat, bahkan perspektif timur kepada timur. Proses inferiorisasi, menurut Edward telah banyak dilakukan dan berhasil untuk terus menerus memojokkan timur.  Seperti di dalam karya inferno, proses pentimuran dilakukan dengan cara menyudutkan salah satu nabi yang dianggap suci oleh salah satu umat beragama. Terdapat proses pentimuran yang dilakukan oleh barat dengan mengadakan kajian-kajian ketimuran.  Kajian ketimuran, observasi, ditulisnya ribuan teks tentang timur, dan penelitian tentang timur merupakan usaha dari barat yang pada akhirnya bersifat politis untuk dapat mengusai timur.  Proyek pembuatan terusan suez yang dilakukan oleh barat merupakan sumbahsih teknik sipil dalam memperluas kajian dan pendifinisian tentang timur demi alasan politis barat terhadap timur.  Pendefinisian timur bahkan lebih jauh mentimurkan timur, sejauh ini telah sukses menyudutkan timur dalam banyak konteks seperti ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang dianggap lebih rendah.

Pada akhirnya apa yang berusaha dijelaskan oleh edward dalam orientalisme adalah terdapat pergeseran maksud dan makna di dalam kajian tentang orientalisme.  Bermula dari kajian tentang timur yang semestinya di mata barat hingga akhirnya pendefinisian politis dibalik orientalisme.  Dimana terdapat maksud dari perginya ribuan sarjana ke dunia timur, menuliskan catatan tentang timur, memberikan teori dan akhirnya berpendapat tentang timur yang seharusnya.  Hasil akhir dari kajian orientalisme adalah adanya persamaan makna dari mereka yang non timur untuk melakukan ekspansi, penaklukan, dan atau setidaknya bersifat superior atas timur yang inferior.

Pada bagian akhirn buku ini berusaha menjelaskan bahwa orientalisme hari ini telah bergeser dalam konteks geografi, yaitu dari Prancis dan Inggris menuju ke Amerika.  Hari ini pun Amerika, di dalam buku orientalisme, tengah melakukan banyak kajian orientalisme yang bahkan lebih masif dibandingkan dengan kajian orientalisme di abadi ke XX.  Amerika melakukan banyak cara untuk mendefinisikan kembali, atau setidaknya memertahankan timur sebagai timur.  Seperti dengan cara melakukan kajian-kajian yang dilakukan oleh national geographic, NASA, dan berbagai macam lembaga penelitian Amerika.  Saya rasa cara yang dilakukan oleh Amerika dalam mendefinisikan timur masih sama seperti apa yang dilakukan oleh para pendahulunya, yang menjadi pembeda adalah motif ekonomi yang lebih mendalam.  Secara tidak langsung pun Amerika melakukan kajian orientalisme demi imperialisme dan kolonialisme pada saat ini.

Namun meski di dalam kajian tentang orientalisme tidak mencakup tentang timur secara keseluruhan, seperti daratan asia, edward tidak membahaskan hal tersebut secara komperhensif.  Edward justru hanya membahas tentang mesir sebagai representasi timur.  Di dalam buku pun dituliskan bahwa mesir adalah representasi terbaik yang dimiliki oleh dunia timur karena memiliki banyak karya yang setidaknya lebih beradab ketimbang timur yang lainnya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun