Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Bicara tentang Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

KDMP Akan Maju bukan Karena Ganti Menteri Koperasi @kompasianaDESA

9 September 2025   11:28 Diperbarui: 9 September 2025   11:28 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pergantian menteri seringkali membawa semangat baru. Nama Ferry yang kini duduk di kursi Menteri Koperasi memang bukan orang asing. Ia lama berkecimpung di dunia koperasi, dari Dewan Koperasi sampai Induk Koperasi Unit Desa. Ia tahu koperasi bukan dari buku, tapi dari lapangan.

Namun, mari kita bicara jujur: ganti menteri tidak otomatis menjamin Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) akan maju.

Menteri boleh punya ide, boleh bikin program, boleh keluarkan aturan. Tapi yang menentukan hidup-matinya koperasi bukan di Jakarta, melainkan di balai desa. Kunci ada pada pengurus: bagaimana mereka berpartisipasi, berinovasi, dan bekerja dengan hati.

KDMP Bergerak Kalau Pengurus Bergerak

KDMP lahir sebagai gerakan besar untuk menghubungkan desa-desa. Tetapi gerakan hanya akan kuat kalau setiap pengurus di tingkat desa benar-benar menjalankan perannya.

Koperasi bukan sekadar papan nama di kantor desa. Koperasi adalah mesin ekonomi rakyat. Kalau pengurus hanya hadir rapat, tanda tangan, lalu pulang, jangan harap koperasi akan maju.

KDMP hanya akan bergerak bila pengurus berani turun ke lapangan: mendengar anggota, mendata kebutuhan, mencari solusi, dan melahirkan inovasi. Tanpa itu, koperasi hanya tinggal cerita.

Tugas Mulia Seorang Pengurus

Menjadi pengurus koperasi adalah amanah besar. Bukan sekadar mengatur kas atau menandatangani laporan. Pengurus sejatinya adalah penjaga kepercayaan anggota.

  • Saat anggota menitipkan simpanannya, penguruslah yang menjaga agar uang itu aman.
  • Saat petani butuh pupuk, penguruslah yang memastikan distribusi berjalan.
  • Saat ibu-ibu antre gas LPG, penguruslah yang mengatur agar semua kebagian.

Itulah tugas mulia seorang pengurus. Kecil di mata orang luar, tetapi besar dampaknya bagi kehidupan desa.

Kekuatan Data dan Inovasi

Pengurus yang ingin menguatkan koperasi tidak bisa bekerja dengan kira-kira. Data adalah senjata.

Coba bayangkan jika pengurus tahu dengan jelas:

  • berapa banyak keluarga di desa yang butuh LPG setiap bulan,
  • berapa pupuk yang dibutuhkan per musim,
  • berapa hasil panen gabah yang bisa diserap,
  • berapa simpanan anggota yang bisa diputar untuk usaha produktif.

Dengan data, pengurus bisa bicara lantang ke pemerintah maupun pasar. Data membuat koperasi tidak dianggap enteng.

Tapi data saja tidak cukup. Pengurus harus berani berinovasi. Entah itu membuka kios bersama, membuat aplikasi sederhana untuk pencatatan, atau mencari pasar baru bagi hasil tani. Inovasi kecil tapi konsisten bisa melahirkan perubahan besar.

Turun Gunung, Bukan Ngendon di Kantor

Ngobrol Desa kemarin mengingatkan, menteri harus berani turun gunung. Begitu pula pengurus koperasi. Jangan hanya duduk di kantor menunggu laporan datang.

Turun ke sawah, dengar langsung petani. Nongkrong di warung, dengar keluhan ibu-ibu. Hadir di rapat dusun, dengar kebutuhan warga. Dari situ pengurus tahu masalah nyata.

Banyak koperasi gagal karena pengurus malas turun lapangan. Data jadi ngawur, kebijakan jadi salah sasaran. Padahal kalau pengurus mau repot sedikit, justru di situ letak peluang untuk menguatkan koperasi.

Politik: Tantangan dan Kesempatan

Naiknya Ferry ke kursi menteri memang sarat nuansa politik. Apalagi Ferry, Presiden Prabowo, dan Ketua Dekopin sama-sama berasal dari satu partai.

Kondisi ini bisa jadi peluang besar---karena arah politik dan kebijakan bisa sejalan mendukung koperasi. Tapi di sisi lain, juga bisa jadi ancaman jika koperasi hanya dijadikan mesin politik kecil, sekadar urusan elektoral.

Sejarah memberi pelajaran: dulu KUD dikuasai Golkar, dan koperasi hanya jadi alat politik. Kita tidak ingin sejarah itu terulang.

Namun jangan buru-buru pesimis. Politik bisa jadi ancaman, tapi juga bisa jadi kesempatan. Asalkan pengurus di desa teguh pada prinsip: koperasi adalah milik anggota, bukan milik partai.

Kalau pengurus konsisten, maka kedekatan politik justru bisa membuka peluang lebih besar: akses modal, kemitraan dengan BUMN, hingga kebijakan yang pro desa.

Tiga Pegangan Pengurus KDMP

Supaya KDMP tidak jalan di tempat, pengurus butuh pegangan yang jelas. Ada tiga hal yang bisa jadi kompas:

  1. Bangun Kepercayaan
    Kepercayaan anggota adalah modal utama. Laporan keuangan yang transparan, pengelolaan yang jujur, dan layanan yang adil akan membuat koperasi kokoh.
  2. Kelola dengan Profesional
    Jangan anggap koperasi hanya organisasi sosial. Koperasi adalah lembaga ekonomi. Butuh manajemen, butuh perencanaan, butuh disiplin. Pengurus harus terus belajar, terbuka pada teknologi, dan siap berkompetisi.
  3. Perkuat Jaringan
    Koperasi desa tidak bisa jalan sendiri. Gabung dengan koperasi lain, bentuk jaringan, dan gunakan skala besar untuk meningkatkan daya tawar. KDMP lahir justru untuk itu: menyatukan kekuatan desa-desa di bawah satu bendera.

Dari Desa untuk Negara

Para pengurus, jangan pernah merasa kecil. Jangan minder hanya karena koperasi desa sering dianggap "kelas bawah."

Ingat, Pasal 33 UUD 1945 jelas menyebut: ekonomi disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Itu artinya, koperasi adalah jalan konstitusional bangsa ini.

Setiap langkah kecil pengurus di desa adalah bagian dari perjalanan besar ekonomi Indonesia. Dari desa, kekuatan koperasi bisa mengalir ke seluruh negeri.

Menjadi Pengurus Pelopor

Kini saatnya pengurus koperasi desa mengambil peran lebih besar. Bukan hanya mengurus administrasi, tapi menjadi pelopor. Pelopor inovasi, pelopor kebersamaan, pelopor kemandirian desa.

KDMP tidak akan maju hanya dengan berganti menteri. KDMP hanya akan maju bila pengurus aktif berpartisipasi, berani berinovasi, dan konsisten menjaga amanah anggota.

Penutup: Amanah Itu di Tangan Pengurus

Kawan-kawan pengurus, ingatlah satu hal: masa depan KDMP ada di tangan pengurus, bukan di kursi menteri.

Kalau pengurus bekerja dengan hati, koperasi akan tumbuh jadi benteng ekonomi rakyat. Kalau pengurus malas, koperasi hanya akan jadi papan nama.

Mari kita jadikan amanah ini sebagai kesempatan. Kesempatan untuk menunjukkan bahwa desa bisa berdiri tegak, bahwa koperasi bisa jadi rumah ekonomi rakyat, bahwa pengurus bisa jadi pelopor perubahan.

Dan pada akhirnya, sejarah akan mencatat: KDMP maju bukan karena menteri, bukan karena partai, tapi karena pengurus yang berani bergerak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun