Mohon tunggu...
Surya Al Bahar
Surya Al Bahar Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Negeri surabaya

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aktif di organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Unesa dan PAC. IPNU Kecamatan Glagah. Selain itu, kesehariannya sering menulis puisi, cerpen, dan opini untuk konsumsi sendiri dan aktif di beberapa kelompok diskusi, salah satunya kelompok diskusi Damar Asih. Selain di kompasiana, ia juga sering mengabadikan tulisannya di blog pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Demokrasi dan Budaya Kultur Golongan

29 Mei 2018   01:59 Diperbarui: 29 Mei 2018   02:06 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : OS LAW Wordpress.com

Saya baru sadar, ternyata kampus ini adalah miniatur sebuah pemerintahan negara. Di mana ada sistem yang memang diajarkan untuk mengurusi duplikat sebuah negara tersebut. Ada miniatur Eksekutif dan legislatifnya. Mereka mempunyai fungsi dan wilayah kekuasaan berbeda-beda. Lantas di mana letak kesalahan negara ini. Aktivis kampus yang dulunya pejuang rakyat, pejuang sosial. Tapi seakan-akan luntur sikap kendali sosialnya ketika ada bentuk nyata dari identitas yang patut mereka sombongkan dan puja-puja.

Yang dulu katanya anti imprealis dan kapitalis. Tapi banyak mereka alumni-alumni institusi pendidikan yang justru menjadi imperialis-imperialis kecil dan mencoba berubah menjadi kapitalis-kapitalis kecil tanpa peduli rakyat kecil. Ketika teori kekuasaan sudah menguasai sistem manusia dalam berkuasa, tidak ada yang tidak mungkin jika suatu golongan yang memperkasai sistem tersebut akan menguntungkan golongannya sendiri. Itu lumrah terjadi dalam kendali manusia. Ketika manusia sudah merasa mempunyai tingkat pegetahuan yang tinggi, maka dia akan menganggap orang lain akan berpengetahuan rendah dan cenderung menginginkan mempunyai golongan untuk diajak bekerja keras menguasai suatu keadaan sosial yang mereka inginkan.

Jangan salahkan orang yang mementingkan golongannya, tapi kalian sendiri juga mempunyai golongan. Itu sama halnya dengan kalian meyalahkan jeruk busuk yang membuat penyakit, tapi kalian sendiri berpotensi membuat penyakit juga. Yang paling penting adalah bagaimana membuat jeruk itu tidak busuk, salah satunya disimpan di kulkas, atau dihabiskan di awal jika memang tidak mempunyai alat untuk mengawetkan buahnya.

Kalau memang berniat untuk menghindari masalah seperti itu seminim mungkin. Buat satu golongan yang mencangkup semuanya, dari semua lini, semua lapisan masyarakat yang terdiri dari beberapa unsur dimensi sosial serta pemikirannya. Sepakati bahwa tidak ada unsur kepemihakan yang mampu membuat itu terpecah belah. 

Jika kalian mempunyai satu keinginan yang sama, yaitu mensejahterakan rakyat jika dalam lingkungan negara, mensejahterakan mahasiswa dalam lingkup kampus, kenapa kalian tidak membuat satu aliansi atau golongan besar yang di dalamnya memenuhi unsur kekeluargaan bersama, kepentingan bersama serta tujuan untuk menciptakan kesejahteraan bersama.

Tulisanku ini tulisan konyol, bahkan ideku bisa jadi sangat-sangat konyol. Saya hanya merasa sangat geram mendengar kabar-kabar yang beredar saat ini mengenai BEM U yang katanya hanya untuk satu golongan saja. Golongan atau tidak golongan, itu hanya sebuah dinamika politik yang berdialektika secara lumrah. Satu golongan menyalahkan golongan lain, ketika ada satu kesempatan untuk menyalahkan, maka ibarat martir itu akan terus menerus keluar sebelum keinginannya terpenuhi. 

Justru aku kasihan melihat mahasiswa yang tidak mempunyai golongan, dia bedikari melihat suasana perselisihan ya mungkin itu dianggapnya lucu. Mungkin juga bingung, sikapku harus seperti apa ketika menyikapi masalah seperti ini. Pahamilah kalau sebuah sistem yang besar akan dipegang oleh golongan yang mendominasi pula. Peran besar di Negara ini selalu dipegang oleh golongan-golongan besar. Tapi ada kalanya golongan akan berpecah-pecah menjadi beberapa golongan kecil juga yang nantinya pasti akan ada usaha untuk membesarkannya. Berpikirlah logis, realistis dan humanis.

Surabaya,

27 Mei 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun