Mohon tunggu...
Surikin SPd
Surikin SPd Mohon Tunggu... Guru - Ririn Surikin

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Saatnya Tiba

22 Januari 2022   13:26 Diperbarui: 22 Januari 2022   13:29 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

JIKA TIBA SAATNYA

( Untukmu Belahan Jiwaku Wahid Guntoro )

Sebagai manusia biasa terkadang ada kejenuhan didada. Perjalanan waktu, hari hari terlewati menjadi bulan, bulan terlewati menjadi tahun. Kesibukan, rutinitas dan pekerjaan begitu banyak menyita waktu dan konsentrasi. Ya... sebagai manusia biasa aku jenuh.

Dalam kejenuhan tak terpikirkan lagi keadaaan diri. Tak menyadari kalau usia semakin bertambah.  Dewasa terlampaui dan tua yang menanti.

Sementara ... jauh diseberang sana ada dua hati suci yang selalu meminta kepada Allah tuk kebaikan anaknya. Sepasang hati orang tua yang tak pernah lepas dari doa.  Sepasang hati yang selalu mencari yang terbaik untuk kehidupan  buah hatinya.

Aku tak menyadari itu... ketika hari hariku habis bergulat dengan waktu. Pagi ke sore terasa begitu cepat berlalu. Malam ke pagi terasa bak angin lewat yang hanya terasa sesaat. 

Kegilaan pada pekerjaan membuatku tak ada waktu luang untuk melepaskan masa lajang.  Aku ingin berkarier hanya itu tujuanku saat itu

Tak terasa waktupun sudah tiga tahun kuabaikan. Keasyikan pada pekerjaanku membuat waktu berlalu. Tak terasa ya tak terasa bertambah juga umurka yang sudah mendekati kepala tiga.  

Bagi keluargaku kepala tiga menjadi masalah besar. Apalagi keluargaku hidup dikota kecil yang  warganya sangat peduli antar sesama. Saking pedulinya mereka , mereka akan membicarakanku terus karena sudah berkepala tiga.

Jauh dihati kecil ibuku merintih, terus memohon pada sang pencipta agar jodohku didekatkan. Dalam doa dan nasihatnya yang selalu terngiang  tentang masa depan. Hidup tidak selamanya sendirian .

Hati kecilku selalu mengatakan bahwa rezeki, jodoh dan maut itu urusan Tuhan. Untuk apa dipaksakan kalau Tuhan sudah menginginkan, pasti dia akan mengirimkan satu pangeran. Kadang kepasrahan ini lah yang membuatku malas berusahan untuk mencari masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun