Mohon tunggu...
Surahmat An-Nashih
Surahmat An-Nashih Mohon Tunggu... -

Idealisme sederhana dan realita luar biasa menempa diri dan membimbing ke jalan pulang yang indah kepada Sang Maha Cinta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Puasa Syawwal Hari Pertama di Tanggal 2

30 Juli 2014   21:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:50 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14067044151370800468

Terlalu lelah di hari Idul Fitri (mungkin) sehingga sekeluarga tak ada yang bangun di waktu sahur, bahkan membangunkan diriku yang bangunnya juga di waktu shubuh. Tapi niat puasa Syawwal hari pertama telah diniatkan mulai tanggal atau hari ke-2, seperti tahun-tahun biasanya.

Jam 09.30 Waktu Yogya bersama keluarga ke rumah ponakan yang kejatah ketempatan pengajian trah dari almarhum Kiyai Muhammad Anwar, kakeknya Yayank (istriku) dari garis almarhum bapak mertua. Gembira bisa bertemu banyak famili. Kulihat Yayank bercanda dengan para saudara dan familinya. Juga anak gadisku yang mahasiswi semester V, juga yang semester III, mereka bergabung dengan seusianya. Seperti juga putriku yang aliyah dan tsanawiyah, bergaul dengan seusianya. Adapun jagoanku yang bungsu, dia baru kelas 6 SD, tampak bermain dengan para ponakan dan cucu yang seumurnya.

Di acara ini, seperti tahun-tahun biasanya diriku yang memberikan hikmah syawwalan. Kali ini materi pengajianku tentang Shalat Lima Waktu Sebagai Penghapus Dosa-Dosa. Indahnya bertaushiyah untuk keluarga sendiri adalah karena kita mengerti tentang latar belakang dan "keadaan" batiniah mereka sehingga lebih mudah menyesuaikan sinyal bahasa.

Alhamdulillah, di acara ramah-tamah ada yang mendekat dan menceritakan pengalaman rohaninya tentang shalat lima waktu. Bisa jadi, beliau adalah orang yang paling tersentuh dengan isi ceramah tadi.

Acara tersekat adzan Zhuhur. Bersama para kerabat lelaki berjama'ah ke Masjid Babul Firdaus, untuk ke sana memang tak terlalu jauh, hanya menyeberangi Jl. Bantul dan melintasi sejumlah kios buah di sepanjang trotoar.
Usai seluruh acara diriku tak segera pulang, maklum ... harus menghormati kerabat yang rumahnya lebih jauh dan bahkan paling jauh, mereka punya hak untuk dilepas kepergiannya. Hingga sing pun merayapi kesunyian ketika semua telah pergi.

Hari masih satu jam menjelang 'Ashar. Ku manfaatkan untuk istirahat siang. Nanti sore harus naik ke Nglipar, Gunungkidul untuk mengisi pengajian Syawwalan.

Usai shalat 'Ashar bersiap-siap untuk pergi, namun suasana Idul Fitri tak terlalu mudah untuk meninggalkan rumah. Hingga jam 17.00 baru bisa berangkat. Hanya berboncengan bedua dengan Yayank. Anak-anak sibuk dengan acaranya masing-masing. Inilah yang menjadi kesempatanku bersama Yayank, untuk tetap merajut asmara. Cie cie ..... :) Beliau adalah istri yang menjadi wasilah bahagiaku ini. Bagaimana tidak. Belaiu sudah memperkirakan bahwa maghrib nanti kami masih di perjalanan dan masih belum memasuki wilayah Gunungkidul. Makanya, beliau sudah siapkan perbekalan untuk buka puasa : ketupat, opor ayam, sambal krecek, kerupuk, dan .... pokoknya komplit. Tak lupa es rumput laut yang siang tadi khusus dibingkiskan keluarga ponakan untuk buka puasaku.

Maghrib mengumandangkan adzannya. Kami berhenti di SPBU, mengisi bensin lalu nunut buka puasa di depan kantor SPBU. Nikmat banget rasanya. Ditemani dan dilayani istri di "rumah orang" he he ... tak terlalu sungkan meski sejumlah motor atau mobil yang berantri BBM di sana dengan sesekali tampak menatap ke arah keasyikan kami.

"Aduhai, ternyata syurga itu ada di SPBU." Mungkin saja mereka membatin demikian.

Usai berbuka menunaikan shalat Maghrib di mushalla SPBU. Sejumlah orang yang di situ mempersilahkan diriku mengimami. Hm, mungkin memang tampangku menunjukkan kepantasan sebagai imam :) Wallahu a'lam.

Perjalananpun dilanjutkan. Mulai mendaki Gunungkidul ketika gelap mulai mengawali malam. Tak seperti yang pernah kulihat, kali ini arus jalan sangat padat. Maklum, hari kedua Idul Fitri adalah saat padat-padatnya. Belum lagi di wilayah ini banyak perantau sukses yang mudik, lalu mengadakan sejumlah acara keluarga untuk melengkapi sukses mereka. Mungkin saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun