Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ncuhi Daha dalam Senandung Kisah

17 Oktober 2021   06:31 Diperbarui: 17 Oktober 2021   06:36 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Suradin, kampung Daha dari jauh

Andaikan saja saya hidup di masa itu, ada banyak hal yang ingin saya perbincangkan dengan Ncuhi. Saya bisa menyambangi kediamannya. Di bibir sungai saya bisa mendengarkan kisahnya yang mengharu biru. Bahkan membantunya memotong padi hingga berkarung karung. Jika dia nampak lelah, biar saya yang melanjutkan agar padi yang di panen bisa memberi kehidupan bagi warga kampung.

Dokpri. Daha dari jauh
Dokpri. Daha dari jauh
Tapi sayang, kami hidup berjarak waktu dan generasi. Kisahnya serupa pahlawan modern yang baru pulang di medan laga. Kepatuhan warga padanya membuat kehidupan di kampung berjalan harmonis dengan semesta. Tidak ada gossip. Tidak pula perkelahian warga hanya karena batas rumah yang sejengkal. Saking terjaganya, seseorang bisa saja menukar  satu kerbau dengan sawah satu hektar. Tanah ditukarkan serupa kue di kios. Diberikan begitu saja hanya bermodalkan keyakinan kekuatan lisan.

"Maru ra ana, mboto di cerita wali ba nahu nais-nais re (Tidurlah nak, masih banyak yang akan di ceritakan besok-besok) " Tutup ibu mengakhiri kisahnya tentang Ncuhi.

Ketika kisah Ncuhi di hamparkan, saya sudah terlelap dalam pembaringan di pangkuan ibu. Kala itu, saya masih duduk di sekolah dasar ketika ibu sering mengkisahkan tentang Ncuhi. Saya menyukai di beberapa bagian kisah itu. Saya bahkan sering mendesak ibu untuk bercerita, sembari merasakan lambaian tangannya di kepala. Dengan begitu saya cepat terlelap tidur, lalu bangun keesokan harinya dengan semangat '45.

Tunggu kisah berikutnya ya....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun