Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketidakpastian Membuat Semua Tidak Pasti

25 Maret 2020   06:00 Diperbarui: 25 Maret 2020   07:02 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SETELAH ada keputusan pemerintah untuk meniadakan Ujian Nasional karena situasi menyebarnya corona virus yang tidak tahu kapan berakhir, terbersit dibenak untuk pulang kampung untuk sementara waktu.

Setelah Ujian sekolah berakhir beberapa hari yang lalu, belum ada keputusan resmi dari pemerintah kapan sekolah bisa aktif kembali seperti sedia kala. Bahkan ada beberapa siswa yang bertanya kepada saya lewat via WhatsApp, tentang kapan mereka masuk sekolah. Sayapun menjawab seadanya, tunggu info dari sekolah. Tidak ada yang bisa memastikan kapan siswa dan guru bisa kembali ke sekolah dan belajar seperti biasa. 

Tapi dengan adanya informasi tentang penghapusan UN, baik yang berseliweran di linimasa media sosial, maupun info dari group yang dibagikan oleh teman-teman guru. Artinya jangankan untuk aktif belajar seperti biasa, UN saja dihapuskan oleh pemerintah, karena situasi sekarang semua pihak tersedot pikiran, tenaga hanya untuk mengatasi meluasnya wabah virus corona. 

Terlebih yang paling sibuk adalah pihak pemerintah yang ingin memastikan semua warga negaranya, baik-baik saja. Semua elemen yang ada di pemerintahan dikerahkan untuk mengecek dan memastikan berapa warga masyarakat yang sudah terpapar oleh Corona virus, agar segera diambil langkah cepat agar tidak menyebar ke pihak lain. 

Di Nusa Tenggara Barat, setelah informasi ada satu orang yang sudah terpapar oleh Corona virus yang disampaikan lansung oleh Gubernur. Maka warga masyarakat mulai panik, mereka membagikan informasi ini di berbagai kanal linimasa media sosial. Lalu informasi tersebut menyebar bagai roket melesat di udara. Semua kuawatir, jangan-jangan penyebaran Corona virus ini akan menyebar seperti yang ada di beberapa negara yang warganya hingga ratusan orang merenggang nyawa setiap hari. Namun, Gubernur dalam penyampaian resmi memastikan warga masyarakat jangan terlalu panik, ikuti himbauan pemerintah, sedangkan yang sudah terpapar oleh Corona virus sudah di isoliasi dan mendapatkan penanganan serius oleh pihak medis.

Kemudian pemerintah provinsi, lewat kepolisian daerah Nusa Tenggara Barat melakukan penyemprotan disinfektan dengan menggunakan mobil Damkar di beberapa ruas jalan di Kota Mataram. Langkah ini diambil untuk memutus mata rantai penyebaran Corona virus di Kota Mataram. Sambil meminta kesadaran warga untuk mentaati serta mematuhi himbauan pemerintah. 

Namun, di sisi lain kesadaran masyarakat yang masih sangat rendah. Himbauan pemerintahan untuk tidak berkumpul dan berada di keramaian, atau di luar rumah terkecuali ada hal yang penting saja, nampaknya tidak mendapat respon positif dari sebagian masyarakat. Masih saja ada warga yang berkumpul sambil duduk di pinggir tokoh, di pasar, dan bahkan ada yang berkumpul sambil menyeruput kopi di pinggir jalan. 

Pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin, agar Corona virus ini tidak  berdampak buruk kepada warganya. Tapi, malah sebagian rakyat malah menganggap remeh tentang Corona virus ini. Jika masyarakat memiliki kesadaran, persoalan Corona virus ini bukan hanya menjadi tanggung jawab sepenuhnya pemerintah, tapi menjadi tanggung jawab bersama. Jika pemerintah dan masyarakat memiliki kesadaran yang sama, maka persoalan Corona virus ini bisa dituntaskan bersama-sama. 

Dalam kondisi yang demikian, saya ingin memutuskan untuk pulang ke kampung. Namun, informasi yang disebarkan dan dibagikan hanya meniadakan UN, tanpa ada kepastian kapan mulai aktif belajar. Saya sendiri sangat memaklumi suasana genting ini, karena tidak ada yang tahu pasti kapan bencana Corona virus ini akan berakhir. Tapi saya seperti terkatung-katung, terombang ambing di lautan ketidakpastian, antara tetap bertahan atau harus memutuskan untuk pulang terlebih dahulu sembari menunggu informasi sekolah dari kampung saja.

Di kampung keluarga panik, meminta saya pulang, karena informasi yang membanjiri layar kaca di rumah tentang bahaya Corona virus membuat mereka mendesak saya untuk pulang kampung sesegera mungkin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun