Rasa Kopi Ginseng Tidak Biasa
Orang yang baru pertama kali minum kopi ginseng tersebut (namanya K-Coffe) cenderung akan mengatakan bahwa rasa kopinya seperti jamu tradisional. Selain itu, jika air yang dituangkan dalam kopi terlalu banyak, rasa manis akan berkurang, cenderung hambar.Â
Saya lebih suka menggunakan air panas 85% dari tinggi cangkir (lihat gambar). Rasa manis dari gula dan krimer terasa nikmat. Aroma kopi tidak terlalu menyengat tetapi dapat dirasakan kehangatannya dalam tubuh.
Berbeda orang berbeda penilaian. Untuk dapat menemukan kenyamanan rasa, K-Coffe perlu beberapa kali dicoba. Hal itu untuk "berkenalan" dengan lidah yang belum terbiasa menikmati K-Coffe.
Ketika saya meminum kopi merek lain, rasa berbeda juga saya alami. Artinya, saat lidah sudah terbiasa dengan K-Coffe, kemudian meminum kopi merek lain, akan terasa perbedaannya.
Demikian pula orang yang terbiasa minum White Coffe kemudian minum K-Coffe, tentu akan mengatakan bahwa K-Coffe tidak enak, dan sebagainya.
Meskipun saya terbiasa minum K-Coffe, bukan berarti antiminum kopi merek lain. Pada saat bertamu, disuguhi minuman kopi merek apa pun tetap saya minum sebagai penghormatan kepada tuan rumah.
Ketika saya bepergiaan agak lama dan ingin minum kopi, tentu saja akan membeli kopi yang ada. Misalnya pada saat sedang berada di atas pesawat ingin minum kopi, ya beli kopi yang ada. Kalau boleh memilih, saya lebih suka minum kopi hitam (biasanya merek Kapal Api yang tersedia).
Mengapa saya memilih merek Kapal Api? kembali pada kebiasaan lidah. Sebelum saya mengenal K-Coffe, kopi yang saya nikmati sehari-hari merek Kapal Api yang masih berupa bubuk saja. Belum ada campuran gula dan yang lain.Â
Apa pun mereknya, minum kopi merupakan kebiasaan positif asal dikonsumsi dengan benar. Konon, penderita asam lambung dilarang minum kopi terlalu banyak. bahkan dilarang sama sekali. Demikian juga penderita penyakit jenis tertentu, kopi harus disingkirkan dari menu sehari-hari.