Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Minum Kopi Ginseng untuk Mengusir Influenza

4 Oktober 2025   19:32 Diperbarui: 4 Oktober 2025   19:32 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi saset telah siap (dokpri) 

Minum Kopi Ginseng untuk Mengusir Influenza

Kopi saset mudah ditemui di berbagai warung di Indonesia. Ada kopi lokal dan ada kopi nasional. Kopi lokal merujuk pada jenis kopi yang diproduksi di daerah tertentu dan dipasarkan dalam wilayah yang terbatas. Kemudian, kopi nasional adalah jenis kopi yang diproduksi di pabrik besar dan dipasarkan ke seluruh wilayah Republik Indonesia. Biasanya kopi jenis ini sering diiklankan di televisi nasional.

Saya tinggal di Kalimantan Timur. Pada awal tahun 1990-an masih dapat dijumpai kopi bubuk lokal yang dijual pada kantong-kantong plastik bening (putih). Saat pergi ke pasar tradisional, saya dapat menjumpai penjual kopi bubuk semacam itu.

Pada era 2000-an, kopi seperti itu sudah jarang dijumpai. Bahkan, sulit ditemukan di pasar maupun di warung-warung kopi. Era kopi kantong plastik putih telah bergeser. Kopi saset yang kemudian naik daun.

Kehadiran kopi saset nasional dengan harga terjangkau dan cukup praktis (sudah dicampur gula pasir) telah menggeser keberadaan kopi lokal. 

Kopi bubuk yang dijual dalam kantong-kantong plastik bening masih perlu gula pasir saat akan menyeduhnya sehingga kurang praktis. Masyarakat, khususnya penggemar kopi tidak mau repot saat ingin minum. 

Hobi masyarakat Indonesia yang gemar minum kopi telah dibidik pabrikan besar. Produsen kopi selalu berupaya untuk membuat inovasi agar memudahkan para konsumen.

Mencoba Berbagai Merk Kopi

Sebagai penggemar minuman kopi, saya ikut menyesuaikan diri. Kebiasaan lama dengan menuangkan bubuk kopi ke dalam cangkir kemudian menambahkan gula pasir baru menuangkan air panas, perlahan mulai ditinggalkan. Perlu waktu relatif lama untuk menyiapkan segelas kopi. Apalagi pas persediaan gula di rumah habis, wah... bertambah lama lagi demi mewujudkan secangkir kopi hangat.

Dengan kehadiran kopi saset, kemudahan telah didapatkan. Tinggal menggunting bagian ujung (atas) bungkus kopi saset, kopi campur gula pasir sudah didapatkan. Tinggal menuangkan air panas. Selesai.

Seiring perjalanan waktu, untuk memenuhi selera konsumen, telah diproduksi bermacam-macam tambahan dalam kopi saset. Ada tambahan krimer. Ada tambahan coklat. Ada juga tambahan rasa lain yang menggoda selera konsumen.

Saat berada di warung kopi, kita dapat memilih kopi saset yang sudah ditambahkan rasa jahe, ginseng, durian, dan sebagainya. Berbagai kopi instan (saset) sudah saya coba. Kopi susu, kopi jahe, kopi ginseng, kopi durian, dan jenis kopi lain yang cukup menarik untuk dicoba termasuk white coffe.

Menemukan Kopi Premium Pengusir Influenza

Umumnya orang minum kopi untuk menghangatkan badan, meningkatkan semangat, dan memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh. Dari berbagai "percobaan" meminum aneka merek kopi, saya menemukan jenis kopi premium yang cocok untuk mengusir influenza. Jika kopi instan (saset) biasa dengan harga kisaran Rp 2.000 (dua ribu rupiah), kopi premium yang saya temukan dengan harga sekitar enam ribuan rupiah jika membeli satu boks (isi 20 saset). Kopi premium ini tidak lazim dijual per saset.

Umumnya penjual menyiapkan dalam boks bersegel untuk menjamin keaslian kopi premium tersebut. Dengan isi 20 (dua puluh) saset, penggemar kopi bisa menghabiskan hanya dalam satu minggu (dengan asumsi satu hari minum tiga kali).

Harga kopi premium bisa lebih murah jika membeli empat boks (Rp 420.000 = empat ratus dua puluh ribu rupiah). Saya pribadi sering membeli empat boks sekaligus melalui jasa Kantor Pos untuk menghemat biaya paket pos-nya. Lebih hemat membeli secara daring daripada datang langsung ke toko yang menjual kopi tersebut.

Sekadar informasi, kopi premium ini tidak dijual bebas di warung-warung atau di toko-toko swalayan. Namun, ada penjual yang memanfaatkan market place (daring).

Komposisi K-Coffe (dokpri) 
Komposisi K-Coffe (dokpri) 

Sekadar informasi, kopi premium yang saya maksud mengandung empat bahan, yaitu: 1) kopi (37%), 2) krimer nabati, 3) gula, dan 4) panax ginseng (0,15%). Untuk membedakan dengan kopi jenis lain, saya menyebut jenis kopi premium tersebut adalah kopi ginseng.

Khasiat kopi ginseng tersebut benar-benar saya rasakan saat terkena gejala flu. Saat saya pulang dari bepergian (bertemu banyak orang, berada dalam lingkungan terbuka) dan bersin-bersin, segera saya mengonsumsi kopi ginseng tersebut. 

Alhamdulillah, bersin sebagai gejala influenza segera sirna. Hal itu bukan sekali atau dua kali terjadi. Sudah beberapa kali saat saya mulai merasakan badan kurang nyaman, agak demam, meriang, segera minum kopi ginseng tersebut.

Rasa Kopi Ginseng Tidak Biasa

Orang yang baru pertama kali minum kopi ginseng tersebut (namanya K-Coffe) cenderung akan mengatakan bahwa rasa kopinya seperti jamu tradisional. Selain itu, jika air yang dituangkan dalam kopi terlalu banyak, rasa manis akan berkurang, cenderung hambar. 

Saya lebih suka menggunakan air panas 85% dari tinggi cangkir (lihat gambar). Rasa manis dari gula dan krimer terasa nikmat. Aroma kopi tidak terlalu menyengat tetapi dapat dirasakan kehangatannya dalam tubuh.

Kopi ginseng K-Coffe (dokpri)
Kopi ginseng K-Coffe (dokpri)

Berbeda orang berbeda penilaian. Untuk dapat menemukan kenyamanan rasa, K-Coffe perlu beberapa kali dicoba. Hal itu untuk "berkenalan" dengan lidah yang belum terbiasa menikmati K-Coffe.

Ketika saya meminum kopi merek lain, rasa berbeda juga saya alami. Artinya, saat lidah sudah terbiasa dengan K-Coffe, kemudian meminum kopi merek lain, akan terasa perbedaannya.

Demikian pula orang yang terbiasa minum White Coffe kemudian minum K-Coffe, tentu akan mengatakan bahwa K-Coffe tidak enak, dan sebagainya.

Meskipun saya terbiasa minum K-Coffe, bukan berarti antiminum kopi merek lain. Pada saat bertamu, disuguhi minuman kopi merek apa pun tetap saya minum sebagai penghormatan kepada tuan rumah.

Ketika saya bepergiaan agak lama dan ingin minum kopi, tentu saja akan membeli kopi yang ada. Misalnya pada saat sedang berada di atas pesawat ingin minum kopi, ya beli kopi yang ada. Kalau boleh memilih, saya lebih suka minum kopi hitam (biasanya merek Kapal Api yang tersedia).

Mengapa saya memilih merek Kapal Api? kembali pada kebiasaan lidah. Sebelum saya mengenal K-Coffe, kopi yang saya nikmati sehari-hari merek Kapal Api yang masih berupa bubuk saja. Belum ada campuran gula dan yang lain. 

Apa pun mereknya, minum kopi merupakan kebiasaan positif asal dikonsumsi dengan benar. Konon, penderita asam lambung dilarang minum kopi terlalu banyak. bahkan dilarang sama sekali. Demikian juga penderita penyakit jenis tertentu, kopi harus disingkirkan dari menu sehari-hari.

Alhamdulillah, dalam usia 61 plus saat tulisan ini disusun, saya tidak memiliki pantangan untuk makanan dan minuman tertentu asalkan halal. Tentu saja, porsi yang dikonsumsi disesuaikan dengan kondisi tubuh. Makan dan minum secukupnya. Tidak berlebih-lebihan. demikian saran yang sering saya dengar dari para ahli kesehatan.

Penajam Paser Utara, 4 Oktober 2025

   

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun