Catatan Pendahuluan  Perjalanan ke Malaysia
Malaysia adalah sebuah negara federal yang meliputi tiga belas negara bagian dan tiga wilayah persekutuan dengan luas 329.847 kilometer persegi. Ibu kota Malaysia sudah cukup kita kenal, yaitu Kuala Lumpur. Namun, pusat pemerintahan federal di Putrajaya. Perdana Menteri (PM) Malaysia saat ini adalah Anwar Ibrahim.
Kepala negara Malaysia adalah seorang raja atau sultan yang dipilih secara bergiliran setiap lima tahun sekali di antara raja-raja negara bagian. Raja Malaysia memakai gelar Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong. Saat ini dipimpin oleh Yang di-Pertuan Agong Ibrahim Iskandar. Untuk pemerintahannya dipimpin oleh seorang perdana menteri. Namanya mirip. nama PM = Anwar Ibrahim. Nama Raja = Ibrahim Iskandar.
Tiga belas negara bagian itu adalah: (1) Johor; (2) Kedah; (3) Kelantan; (4) Melaka; (5) Negeri Sembilan; (6) Pahang; (7) Perak; (8) Perlis; (9) Penang; (10) Sabah; (11) Sarawak; (12) Selangor; dan (13) Terengganu.Â
Tiga wilayah persekutuan itu adalah: (1) Kuala Lumpur; (2) Putrajaya; dan (3) Labuan.
Warga negara Indonesia atau warga negara lain perlu memiliki paspor agar dapat berkunjung ke Malaysia atau negara lain. Untuk mendapatkan paspor di Indonesia ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
Mengurus Paspor Â
Paspor adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk seorang warga negara yang akan mengadakan perjalanan ke luar negeri. Dalam hal ini pemerintah Indonesia diwakili oleh Kantor Imigrasi.
Kantor Imigrasi di Indonesia terdapat di beberapa kota. Namun, tidak semua kota di Indonesia memiliki Kantor Imigrasi. Sebaliknya, dalam satu wilayah ada yang memiliki beberapa kantor imigrasi, misalnya di Jakarta. Ada cukup banyak Kantor Imigrasi di sana.Â
Untuk mendapatkan paspor ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi. Warga dapat langsung datang ke Kantor Imigrasi terdekat dengan membawa persyaratan, yaitu: (1) Kartu Tanda Penduduk (KTP); (2) Kartu Keluarga (KK); (3) Dokumen Identitas, pilih salah satu (akta kelahiran, ijazah, atau buku nikah).Â
Jika akan membuat paspor untuk  anak (di bawah 17 tahun), perlu KTP kedua orang tua, KK, Akta Kelahiran Anak, dan Buku Nikah orang tua.Â
Untuk proses pembuatan paspor, kita dapat mendaftar lebih dahulu melalui aplikasi M-Paspor. Perlu diingat, sebelum mendaftar melalui aplikasi tersebut, semua berkas difoto lebih dahulu karena ada permintaan untuk mengunggah foto semua berkas tersebut dengan ketentuan khusus.
Pada saat mendaftar melalui aplikasi, ada permintaan data terkait waktu untuk datang ke Kantor Imigrasi sesuai kantor yang dipilih. Jadwal sudah disiapkan, mau datang pada hari apa dan jam berapa. Hal itu untuk meminimalisir antrean yang panjang. Dalam satu hari dibatasi jumlah warga yang dapat datang ke Kantor Imigrasi untuk mengurus paspor.
Pengalaman Mengurus Paspor
Pada tanggal 5 Februari 2025 saya mengurus data identitas ke Kantor Dukcapil Penajam Paser Utara. Data KTP dan KK perlu diperbarui karena status saya sudah pensiun. Dalam kedua berkas identitas lama (KTP dan KK), masih tertera bahwa saya masih bekerja sebagai PNS. Untuk itu, saya dan istri ke Kantor Dukcapil untuk memperbaiki atau memperbarui data identitas tersebut. Istilah kerennya pemutakhiran data.
Setelah data baru diperoleh (KTP diganti baru dan KK diganti baru), saya mencoba-coba membuka aplikasi M-Paspor. Ternyata cukup banyak data yang diminta yang tidak saya duga sebelumnya, misalnya diminta data: tujuan ke luar negeri ke mana, berapa lama di luar negeri, siapa nama orang yang dikunjungi, berapa nomor ponselnya, dan alamatnya di mana.
Selanjutnya, setelah semua data terisi, bagian terakhir adalah jadwal kapan berkunjung ke Kantor Imigrasi. Berhubung kantor terdekat dari rumah saya ada di Kota Balikpapan, saya pilihlah Kantor Imigrasi Kota Balikpapan.
Saya tercengang saat melihat jadwal kunjungan ke kantor tersebut sudah penuh untuk bulan Februari 2025. Terpaksalah proses saya pending (bukan dihapus, ya). Data tetap tersimpan dalam aplikasi. Sewaktu-waktu dapat diperbarui.
Berikutnya, saya berdiskusi dengan istri tercinta untuk langkah selanjutnya. Apakah akan mengambil paspor reguler atau paspor percepatan. Jika mengambil paspor jalur percepatan perlu tambahan biaya satu juta rupiah setiap paspor. Jika memilih jalur reguler, jadwal untuk bulan Februari 2025 sudah penuh.Â
"Ya, nunggu jadwal bulan Maret!" begitu jawab istri tercinta.
"Bulan Maret pas Ramadan, bagaimana?" tanya saya.
"Ndak apa-apa pas puasa kita jalan-jalan ke Balikpapan!"
Setelah mendapatkan masukan seperti itu, saya mulai rajin melakukan penelusuran pencarian berita terkait liku-liku mengurus paspor. Kapan waktu yang tepat untuk memilih jadwal kunjungan ke Kantor Imigrasi.
Dari beberapa sumber informasi yang saya dapatkan, untuk memilih jadwal kunjungan dilakukan pada akhir bulan. Artinya, jika saya akan berkunjung pada bulan Maret 2025, berarti saya harus membuka aplikasi M-Paspor pada akhir bulan Februari 2025.
Pada tanggal 27 Februari 2025 saya membuka aplikasi M-Paspor dan melanjutkan pengisian data untuk pendaftaran pengurusan paspor. Istilahnya mengisi data Surat Pengantar Urus Paspor.
Pembayaran dilakukan di depan. Artinya, kami harus membayar terlebih dahulu sebelum paspor ada diterima di tangan. Saya memilih paspor 10 tahun. Biaya setiap paspor Rp 650.000 (enam ratus lima puluh ribu rupiah). Bukti penyetoran atau pembayaran harus disertakan atau diinput/diunggah dalam aplikasi tersebut.
Proses pengisian data berjalan lancar. Selanjutnya, saya perlu mencetak (nge-print) surat pengantar itu agar memudahkan urusan. Ada dua surat pengantar yang perlu dicetak. Pengantar atas nama saya dan pengantar atas nama istri. Tidak digabung surat pengantarnya.
Jadwal atau tanggal yang saya pilih untuk berkunjung ke Kantor Imigrasi Balikpapan adalah hari Selasa (4/3/25). Kami berangkat agak santai dengan naik kapal klotok.Â
Kantor Imigrasi Kota Balikpapan menyerupai sebuah hotel. Ruang lobi cukup luas dan sejuk. Kami disambut dengan cukup ramah oleh para petugas.
Sebelum kami diarahkan menuju loket pendaftaran, kami diminta memfotokopi berkas-berkas yang diperlukan. Berkas asli harus ditunjukkan dan berkas berupa fotokopi harus diserahkan. Ukuran berkas yang difotokopi ternyata sudah ditentukan oleh pihak kantor Imigrasi, khususnya ukuran fotokopi KTP. Ukuran fotokopi KTP diperbesar. Untung, di belakang Kantor Imigrasi tersebut ada tempat untuk memfotokopi sehingga kami tidak perlu keluar kantor untuk mencari tempat guna memfotokopi berkas-berkas tersebut.Â
Hari itu masih pagi dan tidak banyak warga yang berkunjung. Jadwal memang sudah diatur sehingga tidak ada antrean panjang. Jadwal yang saya pilih adalah pukul 10.00 Wita. Namun, sebelum pukul sepuluh saya sudah boleh mendatangi loket pemeriksaan berkas. Saat itu loket sudah kosong. Itu berarti warga yang memilih pada jadwal jam sebelumnya sudah selesai urusannya.
Proses pemeriksaan berkas tidak lama. Saya hanya ditanya satu dua pertanyaan yang dengan cepat dapat saya jawab. Berkas-berkas saya dan istri tercinta diperiksa pada loket yang berbeda.Â
Selanjutnya, kami diminta menuju lantai atas untuk proses berikutnya, yaitu pengambilan foto wajah. Ruang yang sejuk membuat kami nyaman berjalan menuju lift.
Pada ruang untuk pengambilan foto wajah terlihat agak lengang. Tidak banyak warga yang sedang berurusan. Loket yang tersedia ada beberapa dengan ruang yang cukup longgar.
Sebelum dijepret, ada beberapa pertanyaan (basa-basi) dari petugas. Saya pun menjawab dengan lancar karena memang bukan pertanyaan yang sulit seperti soal matematika. Demikian pula istri saya. Proses pengambilan foto wajah berjalan lancar.
"Tiga hari lagi bisa datang ambil paspornya!"
Demikian kata-kata yang saya ingat dari petugas terakhir yang saya temui. Waktu tiga hari tidak lama tetapi kami perlu biaya tidak sedikit untuk melakukan perjalanan dari rumah kami di Penajam menuju Balikpapan. Apalagi kami berdua.Â
Meskipun demikian, proses harus dilanjutkan. Tidak mungkin hanya tinggal mengambil buku fisik paspor lantas diurungkan rencana bepergian ke Malaysia.
Pada hari Jumat (7/3/25) saya dan istri tercinta berangkat lagi ke Kota Balikpapan dengan biaya transportasi diminimalisir. Kami memilih naik angkot dari Kampung Baru Tengah menuju Kantor Imigrasi Kota Balikpapan di wilayah Kelandasan. Agak memutar jalannya tetapi ongkos angkot ramah di kantong.
Proses pengambilan paspor yang sudah dicetak sangat singkat. Kami cukup menunjukkan bukti pendaftaran pengurusan paspor dan bukti pembayaran lewat aplikasi.
Kami tersenyum lega setelah buku mungil bersampul warna hijau berada di tangan. Ini adalah pengalaman pertama mengurus paspor. Sebelumnya belum pernah mengurus paspor karena memang belum pernah ke luar negeri.
Menyiapkan Uang Ringgit Malaysia
Setelah paspor berhasil didapatkan, saya perlu menyiapkan uang untuk transaksi selama berkunjung ke Malaysia. Dari beberapa informasi, QRIS dapat digunakan di Malaysia. Saya lantas berpikir, apakah di semua tempat di Malaysia QRIS ada?
Untuk berjaga-jaga, saya dan istri tercinta memutuskan untuk menukar beberapa uang rupiah dengan uang ringgit Malaysia. Pada hari Senin (2/6/2025) saya berangkat seorang diri ke tempat penukaran uang asing di Kota Balikpapan.
Saya harus naik sepeda motor, menitipkan motor ke tempat penitipan di dekat dermaga Penajam, kemudian naik kapal klotok, naik angkot, baru tiba di tempat penukaran uang asing tidak jauh dari Plaza Balikpapan.
Spanduk yang dipajang di tempat penukaran uang itu cukup mencolok. Siapa pun yang melintas di jalan raya akan dapat membaca dengan cepat.
Meskipun dalam spaduk hanya tertulis Jual Uang Riyal tetapi mata uang lain seperti ringgit juga disediakan untuk ditukar dengan rupiah.
Nilai tukar agak tinggi, hampir menyentuh empat ribu rupiah untuk satu ringgit, yaitu Rp 3.984 (= 1 MYR). Saya tidak mau ribet saat akan menukarkan uang. Saya sebutkan angka rupiah sekian, kemudian petugas menghitung berapa ringgit yang akan didapatkan.
"Bisa ditambah lima puluh ribu rupiah biar nanti ada pecahannya. dapat dihitung ada kembaliannya!"
Saya menurut saja kemauan sang petugas. Intinya saya tidak mau repot. Apalagi ada catatan yang diberikan, berapa ringgit yang saya dapatkan dan berapa nilai tukarnya sehingga akan didapatkan jumlah sekian dan uang kembalian sekian rupiah.
Transaksi berlangsung begitu cepat. Artinya, petugas pada loket cukup cekatan dalam melayani nasabah. Dalam waktu beberapa menit, lembar-lembar uang ringgit pun saya terima. Saya melihat ada beberapa nasabah yang melakukan penukaran uang juga. Ada beberapa loket yang melayani penukaran uang di lokasi tersebut.Â
Kesimpulan
Untuk warga negara Indonesia yang baru pertama kali akan mengurus paspor perlu menyiapkan diri jauh-jauh hari sebelum berangkat ke luar negeri. Pastikan data pribadi (KK, KTP, Akta Kelahiran/Ijazah/Buku Nikah) tidak ada masalah. Nama dan tanggal lahir pada semua dokumen harus sama. Jika ada perbedaan, segera diurus (mencari surat keterangan tentang nama atau tanggal lahir yang benar).
Data diri perlu dimutakhirkan pada KK dan KTP. Siapa tahu jenis pekerjaan sudah berganti atau bahkan sudah pensiun. Pendidikan juga perlu dicek ulang. Siapa tahu sudah ada perubahan atau ada ijazah baru.
Ada dua model cara mengurus paspor: reguler dan percepatan. Jika buru-buru mau cepat selesai mengurus paspor, pilih model percepatan dengan tambahan biaya satu juta rupiah per paspor. Jika waktu perjalanan ke luar negeri masih agak lama, dapat memilih model reguler. Biaya lebih ramah di kantong.
Berkas asli harus dibawa saat mengunjungi Kantor Imigrasi. Untuk itu, pastikan sebelum berangkat memeriksa kelengkapan berkas tersebut.
Selain mengurus paspor, perlu kiranya membawa uang pecahan yang berlaku di negara tempat tujuan. Hal itu untuk berjaga-jaga, siapa tahu diperlukan pada saat tiba di negara tujuan. Jika di tempat tujuan baru akan menukarkan uang, tentu memerlukan waktu dan biasanya nilai tukarnya lebih tinggi (mahal). Di Indonesia banyak tempat penukaran mata uang asing.
Referensi:
Profil Negara Malaysia
Negara Malaysia
https://www.imigrasi.go.id/wni/paspor-baru
https://jogja.imigrasi.go.id/berapa-lama-pembuatan-paspor-
Penajam Paser Utara, 11 Juni 2025Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI