Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Catatan Pendahuluan Perjalanan ke Malaysia

11 Juni 2025   18:00 Diperbarui: 11 Juni 2025   17:45 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendapatkan masukan seperti itu, saya mulai rajin melakukan penelusuran pencarian berita terkait liku-liku mengurus paspor. Kapan waktu yang tepat untuk memilih jadwal kunjungan ke Kantor Imigrasi.

Dari beberapa sumber informasi yang saya dapatkan, untuk memilih jadwal kunjungan dilakukan pada akhir bulan. Artinya, jika saya akan berkunjung pada bulan Maret 2025, berarti saya harus membuka aplikasi M-Paspor pada akhir bulan Februari 2025.

Pada tanggal 27 Februari 2025 saya membuka aplikasi M-Paspor dan melanjutkan pengisian data untuk pendaftaran pengurusan paspor. Istilahnya mengisi data Surat Pengantar Urus Paspor.

Pembayaran dilakukan di depan. Artinya, kami harus membayar terlebih dahulu sebelum paspor ada diterima di tangan. Saya memilih paspor 10 tahun. Biaya setiap paspor Rp 650.000 (enam ratus lima puluh ribu rupiah). Bukti penyetoran atau pembayaran harus disertakan atau diinput/diunggah dalam aplikasi tersebut.

Proses pengisian data berjalan lancar. Selanjutnya, saya perlu mencetak (nge-print) surat pengantar itu agar memudahkan urusan. Ada dua surat pengantar yang perlu dicetak. Pengantar atas nama saya dan pengantar atas nama istri. Tidak digabung surat pengantarnya.

Jadwal atau tanggal yang saya pilih untuk berkunjung ke Kantor Imigrasi Balikpapan adalah hari Selasa (4/3/25). Kami berangkat agak santai dengan naik kapal klotok. 

Kantor Imigrasi Kota Balikpapan menyerupai sebuah hotel. Ruang lobi cukup luas dan sejuk. Kami disambut dengan cukup ramah oleh para petugas.

Sebelum kami diarahkan menuju loket pendaftaran, kami diminta memfotokopi berkas-berkas yang diperlukan. Berkas asli harus ditunjukkan dan berkas berupa fotokopi harus diserahkan. Ukuran berkas yang difotokopi ternyata sudah ditentukan oleh pihak kantor Imigrasi, khususnya ukuran fotokopi KTP. Ukuran fotokopi KTP diperbesar. Untung, di belakang Kantor Imigrasi tersebut ada tempat untuk memfotokopi sehingga kami tidak perlu keluar kantor untuk mencari tempat guna memfotokopi berkas-berkas tersebut. 

Hari itu masih pagi dan tidak banyak warga yang berkunjung. Jadwal memang sudah diatur sehingga tidak ada antrean panjang. Jadwal yang saya pilih adalah pukul 10.00 Wita. Namun, sebelum pukul sepuluh saya sudah boleh mendatangi loket pemeriksaan berkas. Saat itu loket sudah kosong. Itu berarti warga yang memilih pada jadwal jam sebelumnya sudah selesai urusannya.

Proses pemeriksaan berkas tidak lama. Saya hanya ditanya satu dua pertanyaan yang dengan cepat dapat saya jawab. Berkas-berkas saya dan istri tercinta diperiksa pada loket yang berbeda. 

Selanjutnya, kami diminta menuju lantai atas untuk proses berikutnya, yaitu pengambilan foto wajah. Ruang yang sejuk membuat kami nyaman berjalan menuju lift.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun