SMP Negeri 18 PPU, Kaltim dengan Jumlah Peserta Didik 18 Siswa
Hari Senin tanggal dua puluh dua Mei 2023 kami berkumpul di ruang pengawas pada pagi hari. Bu Hj. Sri Kamriah membawa oleh-oleh dari Tarakan berupa susu coklat khas dari Malaysia dan camilan yang biasa dibawa dari sana.
Seperti biasa, para pengawas dan penilik yang ingin minum susu coklat tersebut harus swalayan, melayani diri sendiri. Kami membuat minuman sesuai takaran dan selera masing-masing.
"Bisa ditambah gula kalau kurang manis!"
Begitu pesan Hj. Sri Kamariah kepada rekan-rekan pengawas dan penilik yang sudah mengambil susu coklat dari dalam kaleng tersebut.
Berbeda dengan saya yang tidak suka menambah gula. Caranya? Takaran susu ditambah dan porsi air panas dikurangi. Dengan demikian, rasa manis tetap dapat dirasakan di lidah dan susu terasa lebih kental.
Di Ruang Pengawas 1 sudah ada beberapa orang yang mulai sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang akan mencetak atau menge-print, ada yang berbincang untuk persiapan melakukan monitoring asesmen, dan ada yang baru mau membuka laptop untuk kegitan G-meet.
Hj. Sri Kamariah tampak sedang serius untuk melakukan persiapan kegiatan terkait Sekolah Penggerak Angkatan 3. Hj. Sri Kamariah merupakan salah satu fasilitator PSP Angkatan 3. Â Â
Untuk jenjang SMP di Kabupaten Penajam Paser Utara, ada satu sekolah yang lolos PSP Angkatan 3, yaitu SMP 5 PPU. Pak Sugeng Mardisantoso sebagai pengawas pembina sekolah itu juga mengikuti kegiatan daring.
Pada hari Senin tanggal 22 Mei 2023 ada kegiatan daring Pembukaan Pelatihan Komite Pembelajaran untuk PSP Angkatan 3. Para kepsek, pengawas pendamping, dan fasilitator mengikuti kegiatan tersebut.
SMP 18 PPU yang satu jalur. Ada rencana saya mau nebeng mobil Pak M. Arsyad.
Dalam Ruang Pengawas 1 terlihat Pak M. Arsyad sedang berbincang dengan pengawas PJOK jenjang SD. Melalui pesan WA, Pak Arsyad memberitahukan bahwa pagi hari Senin itu akan melakukan monitoring asesmen ke wilayah Kecamatan Babulu. Kebetulan saya juga akan melakukan monitoring keBerhubung ada sesuatu yang belum disiapkan, Pak M. Arsyad berangkat agak siang. Sementara itu, Pak Mokhamad Syafii menginformasikan bahwa ia akan menuju SMP 16 PPU di wilayah Babulu juga. Saya diminta menunggu di kantor. Hal itu disampaikan lewat pesan japri.
Gayung bersambut. Satu armada tertunda, ada armada lain siap membawa saya ke sekolah untuk melakukan monitoring asesmen kelas IX. Tidak menunggu lama, mobil dinas KT 1464 sudah terparkir di depan ruang pengawas. Saya pun segera berpamitan. Untung, minuman susu coklat hangat sudah saya habiskan.
Gerimis masih turun. Bahkan, hujan turun kian deras. Kaca bagian depan mobil tampak terselimuti embun. Saya pun mengelap perlahan embun yang menempel pada kaca. Laju mobil yang dikemudikan Pak Mokhamad Syafii tudak dapat cepat. Sebagian jalanan tergenang air.
Daerah Api-Api lokasi SMP 18 PPU pun segera kami masuki. Pak Mokhamad Syafii sudah terbiasa melewati jalan masuk ke sekolah itu. Beberapa tahun silam, ia pernah menjadi kepala sekolah di "SMP Kecil" tersebut. Pak Jumardin, kepsek SMP 18 PPU yang sekarang bercerita tentang jumlah siswa kelas IX yang sedang mengikuti asesmen.
"Delapan belas orang!"
Ada tawa getir terdengar. Ya. SMP 18 PPU kelas IX terdata delapan belas siswa sebagai peserta asesmen akhir.
"Jumlah siswa kelas delapan lebih sedikit lagi. Sekitar 14 siswa. Namun, untuk kelas tujuh agak banyak. Lebih dua puluh orang!"
Saya dan Pak Mokhamad Syafii  mendengarkan penjelasan Pak Jumardin dengan rasa haru. Apalagi ada info siswa kelas 6 SD pendukung saat ini kurang dari sepuluh siswa. Mereka adalah calon siswa baru di SMP 18 PPU. Untung kalau semua mendaftar. Bagaimana kalau ada yang memilih melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren atau madrasah. Tentu akan semakin sedikit calon siswa baru SMP 18 PPU pada tahun pelajaran 2023/2024.Â
Lokasi SMP 18 PPU sebenarnya di pinggir jalan poros Penajam-Banjarmasin. Namun, SD terdekat sebagai penyokong peserta didik hanya ada satu sekolah dan termasuk SD "kecil".
Perbincangan di ruang tamu kepsek SMP 18 PPU diselingi menikmati minuman hangat dan camilan yang sangat menggoda. Saya makan satu bungkus paes pisang, beberapa butir ubi rebus dan singkong goreng.Â
Guru-guru SMP 18 PPU ikut sibuk menyiapkan hidangan untuk kami. Saya merasa terharu karena sekolah yang "kecil" tetapi sangat menghargai tamu.
Perjalanan kami lanjutkan. Setelah administrasi monitoring diselesaikan, Pak Mokhamad  Syafii yang mewakili untuk mohon diri. Jalanan masih basah. Agak lama perjalanan berlangsung. Lokasi SMP 16 PPU yang kami datangi terletak di dekat perbatasan dengan Kabupaten Paser.
Pak Alimuddin kepsek SMP 16 PPU menyambut dengan hangat. Kami mengobrol banyak hal di ruang tamu kepsek. Pak Alimuddin kepsek banyak bahan untuk didiskusikan. Kami pun asyik berbincang sambil menikmati minuman hangat (lagi) dan kue-kue yang disiapkan di atas meja.
Jumalh siswa di SMP 16 PPU lebih banyak daripada SMP 18 PPU. Namun, masih tergolong sekolah "kecil". Meskipun begitu, semangat Pak Alimuddin kepsek boleh diacungi jempol. Tidak jauh berbeda dengan Pak Jumardin dan para kepsek yang dipercaya mengelola sekolah "kecil". Semangat mereka tidak dapat diragukan lagi.
Semoga jerih payah dan upaya-upaya yang dilakukan oleh para kepsek untuk memajukan sekolahnya dapat menjadi amal jariyah. Aamiiin.
Penajam Paser Utara, 23 Mei 2023