Ada jenang (dodol), lumpia, kacang goreng, dan beberapa jenis kue basah yang lain. Tidak semua jenis kue yang disajikan saya ambil. Selain kue, minuman teh hangat dan air mineral disajikan pula di atas meja prasmanan.
Perlu waktu beberapa saat untuk menghabiskan kue-kue yang kami ambil sendiri. Sebagian kue memang termasuk kue kelas berat. Untuk itu, kami harus perlahan-lahan menyantapnya. Selesai menghabiskan kue, kami harus berdiam dulu beberapa saat untuk “menurunkan” kudapan yang sudah kami nikmati. Makanan yang masuk ke perut biar "berjalan-jalan" lebih dahulu menyusuri usus.
Setelah agak turun, kami segera mengambil makanan berat. Tidak banyak nasi yang saya ambil. Demikian pula, tidak semua lauk saya comot. Saya memilih sayur krecek kesukaan dan krupuk udang. Lauk yang lain tidak saya ambil. Hal itu menyesuaikan selera dan daya tampung lambung.
Saya tidak ingin menyisakan makanan dalam piring. Untuk itu, saya mengambil porsi yang diperkirakan akan dapat saya habiskan (dimakan).
Usai menyantap makanan berat, kami masih berada di lokasi. Sesama kerabat dekat, kami berbincang ringan untuk mengisi waktu. Setelah beberapa saat waktu berlalu, saya menikmati satu porsi es krim dengan rasa nangka. Harum buah nangka sangat menggugah selera.
Sementara itu tamu undangan berdatangan seperti “banyu mili” (air mengalir). Mereka datang bak air sungai yang mengalir. Selalu ada dan terus menerus tiada henti. Satu dua tamu datang disusul dua tiga tamu berikutnya. Tamu yang sudah selesai menikmati hidangan biasanya segera berpamitan, digantikan tamu yang datang berikutnya.
Sebagian tamu masih ada yang membawa bahan makanan mentah seperti beras, telur, dan mi instan. Sebagian yang lain ada yang datang denagn membawa kado.
Kami kerabat dekat keluarga pengantin perempuan, sebagian berpindah duduk ke posisi sebagai penerima tamu. Kerabat kaum wanita yang langsung mengambil posisi pada kursi di dekat pintu masuk. Paling ujung dekat pintu masuk adalah Harwahyuni, ibu dari pengantin perempuan. Di sebelahnya ada adik-adik ipar, istri tercinta, dan adik bungsu, Tarti.
Saya dan beberapa kerabat laki-laki berpindah duduk pada sofa di belakang panggung pengantin. Kami duduk di teras rumah. Panggung pengantin baru akan digunakan untuk acara resepsi pada hari Rabu tanggal delapan belas Januari 2023.
Pak lurah hadir bersama perangkat desa dan duduk di sofa dekat tempat kami. Tuan rumah, Sriyono, menemani Pak lurah untuk menikmati kudapan dan makanan berat.
Saya merasa bersyukur dapat ikut menjadi saksi pernikahan Atika Wahyuningrum dengan Andi Santoso. Pada waktu kecil, keponakan saya itu, Tika, demikian nama panggilannya, sering ikut acara-acara keluarga keluar kota. Keluarga besar Sastro sering ada acara keluar kota. Tika, salah satu keponakan saya yang sering ikut. Ia mewakili posisi ibunya (Harwahyuni). Dalam acara keluarga, kalau ada yang tidak dapat ikut, anak mereka yang mewakili.