Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Akad Nikah Berjalan Lancar

17 Januari 2023   20:07 Diperbarui: 17 Januari 2023   20:23 1733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akad Nikah Berjalan Lancar 

Hari Selasa tanggal tujuh belas Januari 2023 tepat pukul 09.00 wita acara akad nikah dimulai. Hal itu sesuai waktu yang tertera dalam undangan. Keponakan kami, Atika Wahyuningrum resmi dipinang oleh Andi Santoso. Acara itu berlangsung di rumah Sriyono-Harwahyuni.

Penghulu memakai pakaian korpri (dokpri)
Penghulu memakai pakaian korpri (dokpri)
Penghulu dari KUA memakai seragam korpri karena hari Selasa bertepatan dengan tanggal tujuh belas. Setiap tanggal tujuh belas ada anjuran untuk memakai seragam korpri bagi para ASN (Aparatur Sipil Negara).

Kedua mempelai dituntun saat proses akad nikah. Mereka mengucapkan kalimat mengikuti ucapan dari penghulu. Hal itu dilakukan untuk mempercepat proses akad. Jika masing-masing harus menghafal kalimat, mungkin proses akan berlangsung agak lama.

Sebagian keluarga besar Sastro (dokpri)
Sebagian keluarga besar Sastro (dokpri)
Sebagian keluarga besar Sastro memakai seragam yang pernah digunakan pada saat resepsi pernikahan Mas Wawan tahun 2015. Itu berarti pakaian itu sangat awet. Hampir delapan tahun masih layak digunakan untuk menghadiri acara akad nikah. Untuk perempuan memakai gaun warna hijau. Untuk laki-laki memakai batik warna dominan merah.

Mas kawin (dokpri)
Mas kawin (dokpri)
Salah satu sesi yang wajib dilakukan saat prosesi akad nikah adalah penyerahan mahar atau mas kawin. Hukum mahar adalah wajib. Untuk itu peristiwa saat penyerahan mahar selalu diabadikan oleh keluarga pengantin. Para fotografer, baik dari keluarga pengantin wanita dan keluarga pengantin pria sibuk mengambil gambar dari berbagai sisi.

Ada yang mengambil gambar dari sisi kiri dan kanan. Ada pula yang mengambil gambar dari sisi depan dan belakang. Bahkan ada yang memotret dari sudut tertentu.

Mahar dibingkai (dokpri)
Mahar dibingkai (dokpri)
Sebagai bukti kesungguhan pihak pengantin laki-laki untuk meminang sang kekasih, umumnya diberikan pula mahar dalam model yang menarik. Bingkai atau kemasan dibuat sedemikian rupa sehingga membuat mahar menimbulkan kesan yang mendalam. Mahar dapat dijadikan barang pajangan yang menarik.

Foto bersama seusai akad nikah (dokpri)
Foto bersama seusai akad nikah (dokpri)
Usai acara seremonial akad nikah, kami berfoto bersama. Ada beberapa sesi foto bersama. Ibu kandung saya (nenek pengantin perempuan) ikut berfoto dengan kursi roda. Suasana ceria mewarnai sesi demi sesi pengambilan gambar.

Selanjutnya, tuan rumah mempersilakan para tamu yang hadir untuk menikmati kudapan dan makanan berat. Sebagian tamu segera beranjak untuk mengambil kudapan. Sebagian yang lain masih enggan untuk bangkit berdiri. Letak meja tempat kudapan dan makanan berat agak jauh dari tempat duduk tamu.

Kudapan yang disajikan (dokpri)
Kudapan yang disajikan (dokpri)
Kudapan disiapkan tuan rumah bagi para tamu yang hadir dalam acara akad nikah tersebut. Kudapan disajikan secara prasmanan. Para tamu, termasuk kerabat dekat seperti kami mengambil sendiri. Jenis kudapan ada beberapa macam. Kue lemper merupakan satu di antara jenis kudapan yang dapat dipilih.

Ada jenang (dodol), lumpia, kacang goreng, dan beberapa jenis kue basah yang lain. Tidak semua jenis kue yang disajikan saya ambil. Selain kue, minuman teh hangat dan air mineral disajikan pula di atas meja prasmanan.

Perlu waktu beberapa saat untuk menghabiskan kue-kue yang kami ambil sendiri. Sebagian kue memang termasuk kue kelas berat. Untuk itu, kami harus perlahan-lahan menyantapnya. Selesai menghabiskan kue, kami harus berdiam dulu beberapa saat untuk “menurunkan” kudapan yang sudah kami nikmati. Makanan yang masuk ke perut biar "berjalan-jalan" lebih dahulu menyusuri usus.

Makanan berat (dokpri)
Makanan berat (dokpri)
Setelah agak turun, kami segera mengambil makanan berat. Tidak banyak nasi yang saya ambil. Demikian pula, tidak semua lauk saya comot. Saya memilih sayur krecek kesukaan dan krupuk udang. Lauk yang lain tidak saya ambil. Hal itu menyesuaikan selera dan daya tampung lambung.

Saya tidak ingin menyisakan makanan dalam piring. Untuk itu, saya mengambil porsi yang diperkirakan akan dapat saya habiskan (dimakan).

Es krim (dokpri)
Es krim (dokpri)
Usai menyantap makanan berat, kami masih berada di lokasi. Sesama kerabat dekat, kami berbincang ringan untuk mengisi waktu. Setelah beberapa saat waktu berlalu, saya menikmati satu porsi es krim dengan rasa nangka. Harum buah nangka sangat menggugah selera.

Sementara itu tamu undangan berdatangan seperti “banyu mili” (air mengalir). Mereka datang bak air sungai yang mengalir. Selalu ada dan terus menerus tiada henti. Satu dua tamu datang disusul dua tiga tamu berikutnya. Tamu yang sudah selesai menikmati hidangan biasanya segera berpamitan, digantikan tamu yang datang berikutnya.

Sebagian tamu masih ada yang membawa bahan makanan mentah seperti beras, telur, dan mi instan. Sebagian yang lain ada yang datang denagn membawa kado.

Penerima tamu (dokpri)
Penerima tamu (dokpri)
Kami kerabat dekat keluarga pengantin perempuan, sebagian berpindah duduk ke posisi sebagai penerima tamu. Kerabat kaum wanita yang langsung mengambil posisi pada kursi di dekat pintu masuk. Paling ujung dekat pintu masuk adalah Harwahyuni, ibu dari pengantin perempuan. Di sebelahnya ada adik-adik ipar, istri tercinta, dan adik bungsu, Tarti.

Saya dan beberapa kerabat laki-laki berpindah duduk pada sofa di belakang panggung pengantin. Kami duduk di teras rumah. Panggung pengantin baru akan digunakan untuk acara resepsi pada hari Rabu tanggal delapan belas Januari 2023.

Perangkat desa (dokpri)
Perangkat desa (dokpri)
Pak lurah hadir bersama perangkat desa dan duduk di sofa dekat tempat kami. Tuan rumah, Sriyono, menemani Pak lurah untuk menikmati kudapan dan makanan berat.

Saya merasa bersyukur dapat ikut menjadi saksi pernikahan Atika Wahyuningrum dengan Andi Santoso. Pada waktu kecil, keponakan saya itu, Tika, demikian nama panggilannya, sering ikut acara-acara keluarga keluar kota. Keluarga besar Sastro sering ada acara keluar kota. Tika, salah satu keponakan saya yang sering ikut. Ia mewakili posisi ibunya (Harwahyuni). Dalam acara keluarga, kalau ada yang tidak dapat ikut, anak mereka yang mewakili.

Acara akad nikah berjalan dengan lancar. Semua merasa bersyukur. Panitia hajatan terus bekerja sesuai pembagian tugas. Sebagian harus berjalan mondar-mandir. Ada yang perlu dibawa keluar. Ada yang harus dibawa masuk. Semua bekerja dengan penuh tanggung jawab. 

Saya lihat adik-adik pengantin perempuan, adik Tika, ikut mondar-mandir. Mereka keluar masuk rumah utama. Ada barang yang dibawa keluar. Ada pula barang yang dibawa masuk.

Kami yang menyaksikan pemandangan itu merasa ikut lelah. Begitulah, tradisi di daerah adik kandung saya, Harwahyuni. Untuk mengadakan hajatan perlu melibatkan banyak warga, lebih seratus orang!

Kabupaten Klaten, 17 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun