Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Satu Bulan Aktif di Kompasiana, Apa Hasilnya?

27 September 2022   02:01 Diperbarui: 27 September 2022   02:15 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu Bulan Aktif di Kompasiana, Apa Hasilnya?

Saya bergabung di Kompasiana tanggal 1 Januari 2022 tetapi baru aktif menayangkan tulisan sejak 27 Agustus 2022. Waktu itu, saya "risih" hampir setiap hari ada tautan Kompasiana di beberapa WAG yang saya ikuti. Buka WA grup A, ada tautan dari Kompasiana, buka WA grup B, demikian pula. Akhirnya, saya penasaran. Baca-baca persyaratan dan melihat-lihat artikel yang ditulis beberapa Kompasianer. Proses pendaftaran pun saya lakukan.

Sejak hari Sabtu (27/8/22) saya mulai gencar membuat tulisan di Kompasiana. Untuk menandai saya mulai menulis, judul tulisan saya pertama adalah Suprihadi Mulai Menulis.

Baca Juga: Suprihadi Mulai Menulis 

Waktu itu saya hanya ingin mencapai target minimal untuk tiap bagian persyaratan dalam mendapatkan K-Reward. Target pertama, saya harus dapat menayangkan 50 (lima puluh) judul tulisan. Strategi pun saya atur agar saya dapat rutin menayangkan tulisan setiap hari. Misalnya, saya ingin dalam satu hari menayangkan lima judul tulisan maka saya berusaha menyiapkan tujuh atau delapan judul dalam satu hari. Dengan perhitungan, lima judul ditayangkan hari ini, dua atau tiga judul untuk cadangan hari berikutnya. Demikian saya lakukan setiap hari.

Saya belum memikirkan kualitas atau isi tulisan. Syarat jumlah minimal kata sebagai acuan utama. Dengan begitu, beban pikiran tidak terlalu berat. 

Apalagi, tulisan yang saya susun berkisar masalah kebahasaan yang menjadi latar belakang pendidikan selama kuliah dan bekerja sebagai guru. Tidak terlalu sulit untuk "memutar ulang" memori di kepala.

Untuk materi tulisan tentang  EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) sangat saya tekankan karena memang saya ingin belajar lebih mendalam dan sesegera mungkin menyebarkan informasi itu. 

Banyak saya temukan tulisan di media online yang belum memenuhi persyaratan (kata baku), seperti penulisan preposisi atau kata depan "di". Rata-rata, masih ada yang menganggap preposisi itu ditulis seperti imbuhan awalan (prefiks) "di-".

Baca Juga: Kata "Dibalik" (Tanpa Spasi) atau "di Balik" (Ada Spasi) Penulisan yang Benar? 

Selain menulis terkait kebahasaan, saya juga menulis hal lain agar tidak merasa jenuh. Pernah saya menulis dengan topik yang disiapkan redaksi, yaitu tentang servis sepeda motor di pinggir jalan atau servis di tempat resmi. Pengalaman yang unik pun saya ceritakan apa adanya. Dalam kondisi terpaksa, memang servis di pinggir jalan sangat membantu, misalnya pada pagi hari sebelum jam kerja. Umumnya tempat servis resmi belum buka. Pilihan pun jatuh ke servis pinggir jalan.

Baca Juga: Pengalaman Servis Motor Pinggir Jalan dan Bengkel Resmi 

Apa yang Didapat setelah Satu Bulan?

Saya merasa bersyukur dapat bergabung di Kompasiana. Banyak hal positif saya dapatkan dalam tempo 30-an hari itu. Saya dapat membaca informasi bermacam-macam masalah dari sudut pandang Kompasianer. Tulisan mereka bervariasi dalam teknik penyajiannya. Itu yang saya sukai. Berbeda dengan tulisan wartawan media cetak.

Kalau bosan membaca berita-berita yang "berat", biasanya saya beralih membaca cerita pendek atau puisi yang ditulis oleh berbagai kalangan. Tema cerpen dan puisi juga beragam. Saya merasa terhibur dan memperoleh wawasan yang lebih luas.

Satu hal yang selalu saya cermati terkait penggunaan ejaan dan pilihan kata (diksi) para penulis. Ada sebagian yang sudah bagus, sesuai EYD. Namun, ada sebagian lagi yang kurang cermat dalam penggunaan EYD dan pemilihan kata yang tepat. 

Saya pernah merasa geli ketika membaca tulisan dari seseorang yang mengulas kalimat efektif. Saya temukan dalam uraiannya, ada kalimat yang tidak efektif digunakan. 

Hal itu, sempat saya beri komentar tetapi belum ada atau belum saya baca balasan komentarnya. Saya sudah lupa, siapa penulisnya. Dengan adanya kekeliruan dalam penulisan kata oleh sebagian Kompasianer, justru menjadi bahan bagi saya untuk membuat tulisan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Kompasianer yang masih keliru dalam penulisan kata atau ejaan. Hal itu menjadi bahan bagi saya untuk menyusun tulisan berikutnya.

Sebuah kebanggan saya dapatkan ketika ada satu tulisan yang berhasil menembus lebih dari dua ribu pembaca dalam tempo kurang dari satu bulan. Tulisan berjudul Pola Kalimat: Subjek, Predikat, Objek, Keterangan sering saya jadikan alat promosi kepada rekan-rekan 

tulsan-yang-paling-banyak-dibaca-6331f5ae08a8b564a5031522.jpeg
tulsan-yang-paling-banyak-dibaca-6331f5ae08a8b564a5031522.jpeg
guru, kepala sekolah, dan teman-teman di beberapa WAG. Tulisan sederhana pun sangat mungkin dibaca banyak orang.

Baca Juga: Pola Kalimat: Subjek, Predikat, Objek, Keterangan  

Langkah Selanjutnya, Apa?

Mengingat begitu bagus prospek Kompasiana ke depan, saya mencoba melakukan sosialisasi blog bergengsi ini kepada guru-guru bahasa Indonesia dalam forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Indonesia jenjang SMP/MTs di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Saya beberkan keuntungan bergabung Kompasiana.

Satu, dua, tiga orang mulai mendaftarkan diri. Artikel pun mulai mereka kirimkan. Saya bersyukur karena dapat mengajak mereka untuk menuangkan gagasan di Kompasiana. Selain itu, ada kepala sekolah yang sudah mulai ikut bergabung meskipun saya belum melakukan sosialisasi kepada mereka.

Harapan ke depan, blog Kompasiana dapat menjadi acuan bagi para siswa dalam mencari referensi. Apalagi ada tulisan kepala sekolah dan guru-guru mereka dalam Kompasiana, akan semakin menggairahkan proses pembelajaran di sekolah.

Selaku "pendatang baru" di Kompasiana saya merasa masih perlu banyak belajar dari para senior yang sudah cukup lama menjadi Kompasianer. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada tim Kompasiana dan para Kompasianer yang  sering singgah di halaman artikel saya. Komentar-komentar yang diberikan cukup memberikan motivasi untuk menulis lebih baik.

Saya juga mohon maaf apabila ada tulisan yang saya tayangkan telah menyinggung perasaan atau tidak berkenan. Salam sukses untuk semuanya.

Setelah 50 judul tulisan terlewati, 100 komentar terjangkau, saya pun berharap 25.000 pembaca dapat terlampaui secepatnya. Dengan modal awal itu, saya berharap ke depan lebih bersemangat dalam menulis dan ada tulisan yang masuk Headline.

Penajam Paser Utara, 27 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun