Bismillah,
Pada ahad 27 Juni 2021 bumi Sriwijaya berkabung karena seorang imam besar masjid Agung Palembang dipanggil oleh Allah swt. Ucapan bela sungkawa beredar luas di dunia maya maupun karangan bunga. Tulisan ini ingin mengenang kiprah imam besar almarhum Haji Ahmad Nawawi Dencik alhafiz dalam mencetak para hafiz quran di Sumatera Selatan.
Rajin mengaji sejak kecil
Nawawi kecil mulai mengaji ketika dia masih dari kelas Satu Sekolah Dasar. Ayahnya memotivasi Nawaei untuk rajin mengaji ke rumah guru ngaji. Masa itu dia membawa lampu minyak untuk penerangan di jalan karena jalan gelap gulita belum ada penerangan lampu jalan seperti sekarang. Berkat kegigihannya Nawawi mampu menghafal 30 juz alquran pada umur masih muda.
Mendirikan pesantren
Setelah menjadi hafidz, ustadz Nawawi menjadi juri atau hakim pada banyak muzabaqah tilawatil quran di tingkat nasional. Dia pun diangkat sebagai imam besar masjid agung Palembang. Tak lama berselang ustadz mendirikan pondok pesantren bersama teman-teman beliau seperti Prof Dr Anies Sagap dan Cek Mamad.Â
Haji Nawawi juga mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Quran. Banyak para hafiz yang ditelorkan oleh ustadz Haji Nawawi Dencik dan mereka itu menyebar dalam wilayah provinsi Sumatera Selatan bahkan menjalar ke negeri tetangga.
Ketika ditanya oleh wartawan TVRI Sumsel Babel apa tips utama agar anak atau siapa saja yang ingin mwnghafal quran, beliau menjawab dua kunci utama. Pertama, himmah. Kedua, istiqomah. Lebih lanjut menurut Ustadz Nawawi Dencik, himmah adalah semangat yang tinggi untuk menghafal quran. Semangat ini timbul jika ada niat dan keinginan yang sungguh-sungguh dari calon hafiz.
Sebaik-baik niat adalah untuk akhirat. Lebih lanjut menurut Haji Nawawi niat untuk akhirat adalah untuk memperoleh ridho Allah. Karwn alquran adalah firman Allah. Jika niat akhirat yang dipasang maka kebaikan dunia akan didapat. Sebaliknya jika menjadi hafiz quran hanya untuk dunia maka takkan kekal. Hafalan mudah hilang. Keikhlasan penting, tanpa keikhlasan bantuan Allah tidak diperoleh.
Keistiqomahan menghafal alquran mesti ada. Rutinutas menghafal alquran, rutinitas mwnyetor hafalan kepada guru atau ustaz mesti dilakukan. Jika tidak maka hafalan akan hilang. Demikian juga ketika sudah hafal mesti diulang-ulang secara terus menerus.
Tantangan internal dan eksternal
Masih menurut haji Nawawi bahwa tantangan untuk himmah dan istiqomah datang dari dalam dan dari luar pribadi para penghafal alquran itu sendiri. Godaan untuk tidak menghafal dan tidak menghafal secara rutin selalu datang dari diri sendiri maupun dari luar.
Atas dasar itu Haji Nawawi ketika membangun pendidikan baik di pesantren dan STIQ menekankan disiplin kepada para santri dan para mahasiswa untuk sunghuh-sungguh belajar. Bahkan yang tidak selesai dalam waktu 3 tahun dikeluarkan dari pesantren jika tidak seleaai hafalan mereka sebanyak 30 juz. Dengan begitu menurut haji Nawawi para santri dan mahasiswa akan sungguh-sungguh dalam menghafal quran.
Haji  Nawawi mengurtamakan sisi hiburan bagi para santri berupa diikutsertakan dalam tugas menjadi imam dinasjid-masjid yang me jadi langganan para hafiz senior. Dengan begitu para calon hafiz menjadi termotivasi untuk giat menghafal quran karena sudah diberikan peluang untuk menguji hafalan mereka di tengah-tebgah masyarakat.
Belum muncul pengganti  Â
Para nitizen meyakini bahwa pengganti imam besar ini sudah banyak walau belum sekaliber ustadz Haji Nawawi Dencik. Ustadz Nawawi Dencik sudah sangat akrab dengan publik Sumatera Selatan karena sering diundang memberikan tausiyah di banyak tempat dimasjid-masjid dalam wilayah provinsi Sumatera Selatan.
Hari ini 28 Juni 2021 dilangsungkan pemakaman sang imam besar. Pelepasan beliau dilakukan di masjid Agung Palembang untuk disolatkan dan dimakamkan. Selamat jalan imam kami. Namamu kan abadi di bumi Sriwijaya. Kami yakin engkau sudah dijemput para malaikat untuk diwisuda sebagai solehin dengan pemberian miniatur surga hingga hari kiamat.Â