Mohon tunggu...
Khaalishah Rahmatullah
Khaalishah Rahmatullah Mohon Tunggu... 403220050

DPL : Yenti, S.S., M.Pd

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengelolah Sampah Plastik Menjadi Tas Belanja

27 Agustus 2025   23:35 Diperbarui: 28 Agustus 2025   00:16 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
proses pengambilan sampah plastik dari toko toko

Sampah plastik masih menjadi persoalan lingkungan yang sulit diatasi. Jika dibiarkan, sampah plastik bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia karena mikroplastik dapat masuk ke rantai makanan. Plastik yang digunakan sehari-hari membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Akibatnya, limbah plastik sering menumpuk di tanah, terbawa ke sungai, bahkan mencemari ekosistem. Di desa, persoalan ini juga terasa karena sistem pengelolaan sampah belum berjalan maksimal. Namun, di tengah keterbatasan tersebut, muncul inisiatif kreatif dari masyarakat untuk memanfaatkannva kembali

Salah satu contoh nyata dapat ditemukan di Desa Jernih Jaya, Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi. Di desa ini, terdapat seorang tokoh masyarakat yang dikenal tekun dan kreatif, yaitu Ibu Kaliyem. Sampah plastik yang biasanya dianggap tidak bernilai, oleh beliau justru diubah menjadi kerajinan unik. Beliau sudah lama mengolah sampah plastik menjadi berbagai kerajinan tangan bernilai guna, mulai dari tas belanja, dompet, wadah serbaguna, hingga baju dari plastik bekas. Beliau bahkan pernah memamerkan hasil karyanya di acara desa sehingga banyak warga yang semakin termotivasi. Kreativitasnya mendapat perhatian banyak pihak karena tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga menghasilkan karya yang unik dan bermanfaat.

Sebagai mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penulis merasa beruntung dapat belajar langsung dari beliau. Melalui program kerja mandiri, penulis ikut serta dalam kegiatan pengolahan sampah plastik, mendokumentasikan prosesnya, sekaligus menyaksikan secara langsung bagaimana masyarakat bisa berdaya melalui kreativitas sederhana.

Kreativitas dari Sampah Plastik

Bagi sebagian orang, sampah plastik hanyalah barang kotor yang tidak ada nilainya. Namun, bagi Ibu Kaliyem, sampah plastik justru bisa menjadi bahan baku karya seni sekaligus produk fungsional. Dengan keterampilan tangan dan ide kreatif, beliau berhasil menyulap limbah plastik menjadi kerajinan yang menarik.

Tas belanja dari plastik bekas menjadi salah satu produk andalan beliau. Tas ini tidak hanya kuat dan bisa digunakan berulang kali, tetapi juga memiliki nilai estetika karena dibuat dengan pola dan warna yang bervariasi. Tidak sedikit warga desa yang terinspirasi dari karya beliau da dan mencoba membuat produk serupa.

"Sampah itu jangan hanya dianggap kotor, tapi juga bisa jadi peluang kalau kita mau kreatif," tutur Ibu Kaliyem ketika penulis mewawancarainya. Ucapannya sederhana, tetapi sarat makna.

Proses Belajar Bersama

Dalam kesempatan KKN, penulis mengikuti proses pembuatan tas belanja dari plastik bekas. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan plastik-plastik yang sudah tidak terpakai, seperti sampah plastik dari toko-toko dan warga sekitar, kemudian membersihkannya agar layak dipakai. Setelah itu, plastik dipotong sesuai pola. Potongan-potongan plastik tersebut kemudian dirangkai dan dianyam hingga membentuk tas yang utuh.

proses pengambilan sampah plastik dari toko toko
proses pengambilan sampah plastik dari toko toko

Meski terlihat mudah, pengerjaannya memerlukan ketelatenan dan kesabaran. Saat pertama kali mencoba, penulis merasa kesulitan karena plastik yang dianyam mudah bergeser dan sulit dirapikan. Tidak jarang penulis harus mengulang ketika hasil anyaman belum rapi. Namun, dengan bimbingan Ibu Kaliyem, penulis akhirnya berhasil menghasilkan satu tas sederhana yang bisa digunakan.

proses pembuatan tas belanja dari sampah plastik
proses pembuatan tas belanja dari sampah plastik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun