Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Baru untuk Guru, Desain Inspirasi Pembelajaran dari Puskurbuk!

4 Maret 2018   20:37 Diperbarui: 4 Maret 2018   20:47 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Balitbang Kemendikbud memiliki tugas dan fungsi kelembagaan antara lain berupa pengembangan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, pada tanggal 20 Februari 2018, kemudian berlanjut ke tanggal 1 dan 2 Maret 2018, Puskurbuk Balitbang Kemendikbud telah  merintis pengembangan dengan menyusun model dan sistem pembelajaran PAUDNI dan DIKDASMEN. Hasilnyanya, akan digunakan sebagai landasan pengembangan model pembelajaran yang menginspirasi.

Langkah Puskurbuk Balitbang Kemendikbud, sesuai tugas dan fungsinya, ditempuh dalam rangka menjawab tentang adanya fakta negatif dan positif kompetensi guru.

Kisah negatif guru

Dari waktu ke waktu, kisah pengajaran guru, rasanya tidak akan pernah habis. Masalah dan persoalan negatif tentang pengajaran guru di kelas, masih menjadi primadona dan mendominasi setiap pemberitaan di media massa. Kendati Kurikulum telah berganti-ganti baju hingga Kurikulum Pendidikan terbaru, K-13.

Adanya fakta, sudah ada  hal-hal baik dan menyenangkan tentang pengajaran guru, tetap saja masih tertutup oleh hal negatifnya.

Dari sudut negatif, catatan di awal tahun 2018, keluhan tentang pengajaran guru yang terdengar antara lain: saat teknologi semakin canggih, gawai (gadget) sudah menjadi lifestile, bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak didik, ternyata tidak sedikit guru yang gaptek (gagap teknologi) gawai.

Lalu, zaman now, sudah masuk zaman kreativitas dan inovasi alias out of the box, namun, masih banyak guru mengajar dengan teks book.

Cara mendidik guru masih kognitif oriented. Terfokus pada transferknowledge. Masih kurang memerhatikan sisi afektif dan psikomotorik. Selain itu, kompetensi guru dalam merancang metode pengajaran yang variatif, juga masih sangat  perlu ditingkatkan.

Pasalnya, masih ditemukan guru-guru yang mengajar  dengan metode pengajaran yang monoton, membuat siswa bosan dan tidak tumbuh semangat belajarnya. Lebih dari itu menyebabkan kualitas pendidikan mengalami degradasi.

Kisah positif guru

Dari sudut positif, ternyata, guru-guru kreatif dan  inovatif juga terus lahir. Faktanya, tanggal 4-8 September 2017, di Hotel Mercure Bali Harvestland Kuta, Bali,  Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sukses menggelar lomba Karya Inovasi Pembelajaran (Inobel) guru SD dan SMP.

Bila dilihat dari segi waktu, lomba Inobel ternyata baru berselang sekitar 7 bulan. Masih baru, meskipun dalam kurun waktu bersamaan, hingga sekarang, keprihatinan pengajaran guru masih terus menjadi primadona.

Sementara, dari sisi Inobel yang berlangsung dalam 3 tahap, yaitu seleksi administrasi secara daring, seleksi naskah (penilaian konten dan plagiarisme/sitasi dan similarity, kemudian diakhiri seleksi naskah hingga menghasilkan finalis lomba, mendeskripsikan bahwa, aplikasi dan impilikasi penggunaan Kurikulum 2013 di sekolah seluruh Indonesia, telah dapat berjalan dengan baik.

Fakta dari hasil Inobel tahun 2017, membuktikan bahwa program pengajaran dengan panduan Kurikulum 2013 sudah menghasilkan guru-guru yang kreatif dan inovatif. Dengan Kurikulum 2013, guru-guru telah dapat memecahkan masalah proses pembelajaran, sehingga proses dan hasil belajar peserta didik meningkat secara kualitas.

Inobel, yang bertujuan meningkatkan motivasi, dedikasi, loyalitas, dan profesionalisme guru, ternyata dapat menjaring guru yang kreatif dan inovatif. Jadi, persoalan guru memang tidak melulu kepada hal negatif.

Desain inspiratif

Menjembatani persoalan negatif dan positif guru-guru SD-SMA, dari dua pemaparan fakta-fakta yang telah saya ungkap, semoga pengembangan yang dilakukan oleh Puskurbuk Balitbang Kemendikbud dengan menghasilkan buku atau panduan model dan sistem pembelajaran PAUDNI dan DIKDASMEN yang menginspirasi, menjadi solusi alternatif mengatasi hal negatif tentang kisah guru. Khususnya menyoal kompetensi guru dalam merancang metode pengajaran yang variatif dan tidak gaptek.

Anak didik sudah mengikuti perkembangan zaman. Anak-anak sudah masuk zaman now. Gurunya juga harus berada di zaman now. Pasti, berikutnya zaman now, akan berganti zaman lain. Apakah guru-guru tingkat PAUDNI dan DIKDASMEN akan terlambat lagi dari anak didik? Semoga tidak ya, Guru! Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun