Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perayaan Kembalinya Kesederhanaan

19 April 2023   22:59 Diperbarui: 19 April 2023   23:06 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu terus memetik hikmah dari sang khalik
Bertabur jaburan bagi manusia yang memanusiakan dirinya
Ada makanan yang tak perlu dikunyah kecuali digumam dalam tiap detik
Karena jiwa hanya perlu sentuhan nutrisi transenden yang mencukupinya

Memenjarakan hasrat adalah syarat melepaskan dari kefanaan diri
Menahan setiap ingin yang halal adalah jalan menuju ekstase kerinduan
Peredaran bulan terus dinanti agar seribu bulan bisa ditemui hingga berganti
Agar bisa kembali kesederhanaan yang mengawali kehidupan

Hembusan semilir angin dan daun yang jatuh menjadi penanda
Derajat bulan mewartakan tentang syawal yang menjadi petanda
Suasana berganti bukanlah perpisahan, karena perpisahan tak pernah ada
Bagi jiwaku Ramadhan dan Syawal adalah proses menjadi sederhana

Seperti ketupat yang melekat pada salah yang sempat terlewat
Tak ada perayaan kemenangan yang patut diumbar sebelum menyekar
Sejatinya kembali padaNya adalah jalan yang tepat untuk kita terus melompat
Melewati dimensi hati dan akal yang terus melebar, mengakar seolah pakar

Bagi yang awam ledakan petasan mungkin menjadi kesan
Mendawamkan kalimat puji puja kebesaran ilahi menjadi cukup
Tapi bagiku perjalanan ini mesti terus menyederhana dalam setiap pesan
Memaknai kembali adalah melepas kesementaraan ruang dan waktu yang menjadi lingkup

Selamat merayakan kembalinya jiwa yang sempat luput
Melalui jalan menahan, melepas dan menerima seribu janji
Melalui pesan agar kesan tak lagi menemui dilema yang terliput
Sampai perayaan tak menjadi kemenangan yang tak teruji

3

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun