Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bayangan yang Menghilang

22 April 2021   04:25 Diperbarui: 22 April 2021   04:53 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Habis gelap terbitlah terang

Ada gelap dalam setiap pancaran terang

Gelap hilang berganti padang

Berkumpul menuju Cahaya yang terbentang

Kembang, wangi dan vasnya tak lagi terpandang

Tak ada mulut yang menentang

Hingga waktu tiba semua menghilang

Hanya tertinggal cerita panjang

Kaki, tangan dan raga mulai bercerita

Titik demi titik berlalu tanpa jeda

Seperti dongeng yang tak disangka

Semua begitu jelas dipandang mata

Ada asa untuk kembali ke masa lalu

Tapi semua hanya asa yang tak bertemu

Pasrah yang mungkin menutup cerita kalian, kamu atau aku

Hingga rahmat berharap selalu menyelimuti kalian, kamu atau aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun