" Seorang pemimpin, atau siapa saja, yang tidak termabukkan oleh kekuasaan dan dapat menaklukkan emosi amarahnya; serta bersikap terhadap orang lain, sebagaimana ia bersikap terhadap dirinya sendiri  -- senantiasa meraih kebahagiaan dan segala kenikmatan dan kemudahan."
Itu salah satu contoh ayat ke 104 dari sekitar 517 ayat dalam kitab Sara Samuccaya. Bagi masyarakat Bali khususnya, Sara Samuccaya bukanlah sekedar karya sastra, tetapi sebuah kitab suci yang hidup -- dalam pengertian, hingga hari ini pun masih relevan dan masih menjadi pedoman hidup.
Akhir kata, mengutip sebuah kata pengantar dari Ida Pedanda Gede Made Gunung yang mengungkapkan:
" Jawaban atas beberapa pertanyaan hakiki dalam hidup seperti siapa kita, untuk apa kita hidup dan mau ke mana kita setelah hidup, bisa ditemukan dalam bait-bait sloka Sara Samuccaya. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Anand Krishna telah melahirkan karya besar ini."
Semoga kumpulan mutiara terbitan Pusat Studi Veda dan Dharma ( www.vedicdharmicstudies.org) ini bisa menjadi teman setia, sesuai dengan ide awal penulis yang mengharapkan kehadiran sebuah Veda saku, yang bisa kita bawa ke mana pun.
Rahayu...
Bukit Pelangi, 6 Januari 2019