Ada satu fenomena yang bagi sejumlah orang berpotensi budaya dan mencuri perhatian masyarakat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Fenomena yang cenderung dimulai dari perayaan karnaval, parade, pawai, acara keagamaan seperti takbir keliling, hari kemerdekaan hingga hajatan desa yang diekpresikan dengan bantuan iringan penggunaan sistem audio berukuran jumbo dari atas kendaraan semacam truk.
Kabarnya kemudian fenomena penggunaan sistem audio jumbo di atas truk yang dapat menghasilkan dentuman suara menggelegar itu difestivalkan dalam sebuah perayaan budaya yang berlangsung di Kabupaten Malang. Dari perayaan budaya itulah mencuat istilah sound horeg.
Sound horeg dimaknakan sebagai sistem audio berukuran jumbo yang biasanya disusun di atas kendaraan atau panggung berjalan. Oleh karenanya akan terdapat banyak speaker, seperangkat pemutar musik seperti amplifier, mixer, dan equalizer, lampu sorot, lampu panggung atau lampu disko hingga genset berdaya 100.000 - 150.000 yang langsung dipasang di atas kendaraan (truk).Â
Perayaan budaya atau festival budaya yang dimulai dari pacu jalur lintas sebagai pengiring perayaan karnaval, parade, pawai, hari kemerdekaan, acara keagamaan sampai hajatan desa yang lalu dianggap sebagai fenomena unik dan selanjutnya disebut sebagai sound horeg ketika bergabung dengan tradisi lokal-- mulai dipertanyakan saat sepertinya cenderung hendak berdiri sebagai sebuah kreasi budaya lokal.Â
Namun bila merujuk pada reaksi masyarakat yang menimbulkan pro dan kontra terkait keberadaan sound horeg, melalui pacu jalur budaya yang dilaluinya hingga tiba atau masuk ke ranah festival budaya, sesungguhnya boleh jadi sound horeg telah memenuhi unsurnya.Â
Sebab budaya sendiri bisa berarti sesuatu yang dianggap sebagai cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terdiri dari berbagai unsur kehidupan, termasuk pengetahuan, kepercayaan, adat istiadat, bahasa, seni, dan sistem nilai.Â
Budaya juga merupakan kebiasaan manusia yang bertumbuh, bekembang dan terus berevolusi sebagai bagian dari suatu peradaban. Maka sound horeg dalam konteks aktivitas hiburan masyarakat telah memenuhi unsur untuk bisa diklaim sebagai budaya. Sound horeg dapat masuk menjadi bagian festival kebudayaan Indonesia.Â
Tetapi tentunya, sound horeg masuk ke dalam lajur budaya modern atau budaya populer. Karena sekalipun sound horeg bergabung atau berkolaborasi dengan tradisi lokal, unsur-unsur yang melekat pada sound horeg tidak bisa mengubahnya menjadi budaya lokal apalagi bila disebut sebagai kearifan lokal.  Mengapa?
Terdapat sejumlah alasan mengapa aktivitas sound horeg tidak lantas bisa disebut sebagai budaya lokal apalagi kearifan lokal. Beberapa alasan kuat yang membuat sound horeg tidak direkomendasi bahkan tidak layak masuk ke dalam budaya kearifan lokal adalah berikut:
1. Sound system dan seperangkat alat dan dukungan sumber energi yang digunakan oleh sound horeg merupakan bagian dari teknologi modern yang tidak ditemukan atau lahir lalu diproduksi secara lokal. Semua perangkat tersebut bisa diadopsi dan digunakan untuk mengiringi tradisi lokal di daerah mana pun bahkan di tradisi lokal mana pun di dunia.