Artinya, logika mistika bukan acuan dasar terjadinya penipuan atau kebohongan ketika pada November tahun 2010, Australian Competition and Consumer Commision (ACCC) mengumumkan bahwa mereka tidak menemukan adanya indikasi sesuai apa yang dijanjikan dalam iklan Power Balance. Â
ACCC sendiri adalah lembaga Pemerintah Australia yang bertanggung jawab mengatur persaingan usaha dan merupakan bagian dari Kementerian Perbendaharaan Australia dan mempunyai wewenang untuk melindungi hak konsumen beserta hak bisnis sekaligus kewajiban bisnis, menegakkan kebijakan usaha dan mengawasi harga pasar, serta mencegah perilaku antisaingan.Â
Oleh karena itu, temuan ACCC atas ketidaksesuaian produk Power Balance dengan janji dalam iklannya, tidak merujuk pada kekuatan gaib, tahayul, mahluk halus  atau sebagai benda keramat yang diberi nilai ekonomis karena proses ritual, melainkan melawan etika bisnis prinsip kejujuran yang seharusnya berkesesuaian dengan klaimnya atas perwujudan produk yang didasarkan pada kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Â
Maka ketika Power Balance disebut sebagai salah satu produk yang termasuk kategori logika mistika dan harus dilepas dari bangsa Indonesia karena kemistisannya, ini merupakan argumentasi yang keliru.Â
Sebab Power Balance melakukan tipuan atau kebohongan atas nama ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berarti pula Power Balance dibuat dengan narasi berbasis pengamatan dan pengujian ilmiah. Tidak ada hubungan sebab akibat yang ditimbulkan oleh mistika atas kebohongan yang dibuat oleh produk gelang Power Balance. Jadi apa sebenarnya yang menghambat kemajuan dan perekonomian bangsa Indonesia?
Secara ekonomi, masih menurut malaka project, untuk memproduksi gelang semacam Power Balance diperlukan uang, waktu, tenaga, sumber daya dan market yang besar, yang dapat menimbulkan opportunity cost.Â
Sehingga sejumlah manfaat dan keuntungan potensial yang bisa didapat ketika barang yang digunakan untuk produksi gelang semacam Power Balance digunakan untuk memproduksi barang lain yang lebih berguna, akan terlewat begitu saja.Â
Di bagian opportunity cost ini, tentu banyak pengamat, pelaku ekonomi dan masyarakat sepakat. Tetapi saat produsen sudah fokus pada keuntungan tanpa mempunyai pilihan untuk bisa membuat produk yang lebih menguntungkan, lebih berguna dan berkelanjutan serta tak ingin kehilangan kesempatan yang sangat berpotensi meraup nilai ekonomisnya, apa pun risiko, pesimisme negatif dan pencegahan atas semangatnya tak akan bisa dipadamkan.
Bicara logika mistika untuk keberlanjutan roda perekonomian, konteksnya bukan dari mana kekuatan-kekuatan atau manfaat yang dapat dihadirkan oleh sebuah produk atau jasa ekonomi berbasis mistis, yang ujungnya bisa saja atau sangat cenderung menipu, tetapi faktanya, konteks penipuan dalam transaksi ekonomi sangat mudah diciptakan dari latar belakang apa pun juga, di luar logika mistikaÂ
Bahkan bila ada risetnya, di era digital seperti sekarang, penipuan yang berkorelasi pada ketidakbahagiaan, kesengsaraan, kerugian atau kematian atas korban tidak bahagia, sengsara, rugi dan mati, yang ditimbulkan oleh para pelaku akibat transaksi ekonomi, akan jauh lebih banyak dihadirkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan dengan yang dihadirkan oleh logika mistika.Â
Dampak pinjol, investasi bodong online, robot trading, kasus kripto dan masih banyak lainnya, merupakan contoh transaksi ekonomi omong kosong berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi tak terbantahkan, yang mengakibatkan ketidakbahagiaan, kesengsaraan, kerugian hingga kematian.Â