Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menganalisis Dampak Positif Generasi Topping atas Implementasi Kurikulum Merdeka bagi Dunia Pendidikan

15 Maret 2024   18:06 Diperbarui: 17 Maret 2024   16:32 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka berdasar alasan dan faktor tersebut di atas, untuk menyesuaikan sistem pembelajaran dalam dunia pendidikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai bidang termasuk misalnya, penurunan daya dukung lingkungan dan perubahan iklim--perubahan kurikulum menjadi suatu keharusan demi menghasilkan sumber daya yang mampu beradaptasi dan mengatasi apa pun pertumbuhan, perkembangan atau penurunan yang bisa saja terjadi pada suatu bidang tertentu.     

Oleh karena itu, setelah mengalami perubahan sebanyak 11 kali sejak tahun 1947, kabarnya kurikulum akan diubah atau diperbaharui lagi.

Kurikulum merdeka yang terhitung sebagai kurikulum ke-11 tengah dipersiapkan untuk menjadi Kurikulum Nasional Baru. Tetapi dalam konteks rencana perubahan kurikulum kali ini, ada kecenderungan bahwa yang diubah atau diperbahurui hanya judulnya saja. Sementara materi/isinya mengusung kurikulum merdeka. 

Fokus Kurikulum dalam Sejarah Perkembangannya

Perlu diketahui bahwa setiap kurikulum memiliki penekanan atau berfokus pada aspek tertentu, dan berikut ini adalah pemaparan singkat terkait aspek yang ditekankan atau difokuskan pada ke 11 kurikulum yang dimaksud:

1. Rentjana Pelajaran 1947 (Kurikulum 1947): sistem pembelajaran untuk para pelajar di masa revolusi yang menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi.


2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952 (Kurikulum 1952): setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Sistem pembelajaran menekankan agar para pelajar memiliki keahlian dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

3. Rentjana Pendidikan 1964 (Kurikulum 1964): Konsep pembelajaran dalam kurikulum ini berfokus pada pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keterampilan dan jasmani.  Dikenal dengan konsep Pancawardhana.

4. Kurikulum 1968: Berfokus pada pembentukan manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Di kurikulum ini ada sistem penjurusan yang dimulai pada kelas 2 SMA. 

5. Kurikulum 1975: Kurikulum ini menekankan pendidikan yang lebih efektif dan efisien dengan merinci metode, materi dan tujuan pengajaran dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sehingga memunculkan istilah satuan pelajaran (rencana pelajaran setiap satuan bahasan)

6. Kurikulum CBSA (Kurikulum 1984): Sistem pembelajaran yang menekankan pada keseimbangan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Di kurikulum ini Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) lebih diutamakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun