Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kemiskinan Disebut Privilese?

11 Maret 2023   15:44 Diperbarui: 13 Maret 2023   14:08 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: diolah dari lapak JVN.Co.ID sebuah marketplace

Mengatakan bahwa kemiskinan atau terlahir miskin itu privelese bukan saja tidak selaras dengan makna secara harfiah maupun etimologi, tetapi juga tidak bisa merepresentasikan apapun bentuk kemiskinian sebagai hak istimewa. Apa sih sebenarnya hak istimewa?

Hak istimewa atau privilese atau privilege bisa diartikan sebagai kelebihan yang hanya dimiliki oleh satu orang atau sekelompok orang. Biasanya karena kekuasaan, strata sosial, status sosial, popularitas, kekayaan, ras atau jenis kelamin tertentu dalam suatu masyarakat yang tidak dimiliki oleh orang yang tidak termasuk di dalam kelompok tersebut.

Tetapi tidak semua jenis hak istimewa berlaku di semua keadaan. Hak istimewa seringkali merupakan keuntungan yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok orang untuk didahulukan, seperti didahulukan mendapat akses dalam meraih barang dan layanan tertentu. Dalam kondisi lainnya, hak istimewa kerap berbenturan dengan perbuatan diskriminasi atau bentrok dengan hak orang lain. 

Pada konteks berproses atau berjuang dalam upaya meraih pencapaian, hasil atau suskes, hak istimewa adalah kemudahan-kemudahan yang menjadi amunisi berat yang dimiliki seseorang bila dibandingkan dengan orang yang hanya berbekal amunisi ringan bahkan tanpa amunisi.  Maka ibarat perang, orang-orang yang memiliki hak istimewa adalah pasukan lengkap dengan segala persenjataan berat melawan rakyat jelata bersenjatakan bambu runcing. Siapa pemenangnya?

Raihan pencapaian, hasil atau kesuksesan bukan perkara menang atau kalah. Tapi merujuk pada peristiwa-peristiwa perang sebelum Indonesia meraih kemerdekaannya, seringkali perjuangan rakyat yang hanya berbekal semangat dan keinginan untuk bebas dari belenggu tirani tujuannya adalah meraih kemenangan untuk mendapatkan kemerdekaan. Lantas, apa hubungan semua ini dengan kemiskinan disebut privilese?

Miskin merupakan kondisi seseorang yang tidak memiliki harta, serba kekurangan atau kesulitan-kesulitan yang dialami dalam memenuhi kebutuhan pokok kehidupannya. Kondisi tersebut tentu saja menempatkan orang yang disebut miskin tidak memiliki hak istimewa. Argumentasi ini pasti disepakati oleh sebagian besar orang. 

Meskipun untuk perihal penerima bantuan terkait kepedulian sosial, kemanusiaan atau upaya mensejahterakan masyarakat di tingkat strata ekonomi kelas bawah, kemiskinan justru menjadi privilese untuk dapat menerima semua program bantuan baik dari pemerintah maupun swasta.  

Tetapi faktanya, ketika ada seseorang yang sempat dikenal sebagai salah satu Crazy Rich mencuitkan tulisan"Sebenarnya lahir miskin itu juga privilege sih, bisa merasakan berjuang dan jadi sukses. Kalau lahir dari keluarga yang udah kaya, tekanan mental lebih besar".  Cuitan tersebut menuai kecaman, bantahan dan berbagai hujatan. 

Malang pada akhirnya, sang Crazy Rich tidak bisa membuktikan kebenaran pendapat saat dirinya ternyata tersandung kasus penipuan. Perjuangan yang dimaksud dalam menjadikannya seseorang yang sukses atas privilese kemiskinan ternyata tidak didapatkan dengan cara-cara positif. Entah bagaimana nasib buku "Terlahir Miskin=Privilege" karangannya, yang katanya dilelang dan tembus dengan harga Rp 300 juta, yang kemudian kabarnya, hasil lelang dari buku itu akan digunakan untuk kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Melalui penelurusan daring, terdapat sebuah marketplace pada salah satu lapak toko yang memajang foto buku tersebut dengan harga jual Rp 1.690.000 dengan deskripsi "Buku atau Novel Karangan Indra Kenz yang menceritakan dan menjelaskan bahwa miskin itu privilege buku yang sangat limitid edition ini dijual secara terbatas dan yang kami jual adalah replika ( Tiruan) Fan Art/Ciptaan Fans". Tidak diketahui apakah buku tersebut sungguh-sungguh dijual atau sekadar keisengan belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun