Mohon tunggu...
Sumiyati Sapriasih
Sumiyati Sapriasih Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, influencer

Content Creator, Influencer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

BNPB Menciptakan Aplikasi Inarisk Personal untuk Menangani Bencana Alam

2 Desember 2022   00:09 Diperbarui: 2 Desember 2022   00:18 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah kita ketahui bencana alam gempa bumi di Kabupaten Cianjur yang terjadi baru baru ini telah memakan korban begitu banyak. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak awal tahun sampai awal Nopember 2022 sudah ada sekitar tiga ribu peristiwa bencana alam di seluruh Indonesia.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya mitigasi dan penanganan bencana alam. Apa itu mitigasi ? mitigasi bencana adalah mengurangi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh bencana seperti : korban jiwa, kerugian ekonomi dan kerusakan lainnya.

Namanya bencana, tidak ada yang tahu kapan waktu terjadinya, selalu terjadi tiba-tiba. Apalagi kondisi Indonesia yang memiliki banyak gunung berapi dengan perairan luas, bisa terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi dan tsunami. Setiap orang bisa menjadi korban bencana alam termasuk penyandang disabilitas dan OYPMK.

Meskipun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah punya rencana mitigasi bagi kelompok disabilitas, namun pelaksanaan-nya perlu pengawasan dari berbagai pihak. Karena itu Ruang Publik KBR memberikan kita semua untuk membahas tentang bagaimana pelaksanaan dilapangan dengan menghadirkan dua narasumber:

-> Drs. Pangarso Suryatomo selaku Direktur Direktorat Kesiapsiagaan BNPB

-> Bejo Riyanto selaku Ketua Konsorsium Peduli Disabilitas dan kusta (Pelita), Disabilitas terdampak bencana

Yang perlu kita ketahui apa tujuan dari mitigasi bencana adalah meminimalisir resiko bencana sebagai pedoman pemerintah dalam perencanaan pembangunan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang resiko bencana dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana

Foto: doc. pribadi
Foto: doc. pribadi

Bapak Pangarso Suryatomo, saat ini sedang berada di lokasi gempa Cianjur  mengatakan bahwa masih ada gempa susulan, intesitasnya sekitar 200 kejadian yang frekwensinya kecil, kami berharap semoga bencana gempa ini benar-benar selesai, agar pengungsi bisa kembali ke rumahnya yang masih bisa ditempati.

Bencana alam kerap kali terjadi ketika kita berada dalam keadaan tidak siap, karena itu kita semua harus waspada dan siap siaga dalam menghadapi terjadinya bencana alam. Yang bisa menyelamatkan dari bencana gempa ini, ya ... diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan yang kurang lebih 96% dan sisanya itu hanya 4% bantuan dari petugas, ujar Pangarso Suryatomno

Dalam hal ini Bapak Drs. Pangarso Suryatomo Direktur Direktorat BNPB mengatakan bahwa penanggulangan bencana tidak memiliki perbedaan dan semua korban baik disabilitas maupun non disabilitas mendapat perlakuan yang sama. Karena itu munculah Perka (Peraturan Kepala) BNPB No.14/2014 tentang Penanganan, Perlindungan dan Partisipasi Disabilitas dalam Penanggulan Bencana.

Implementasi Perka BNPB No14/2014 telah terwujud melalui lembaga Difagana (Difabel Tanggap Bencana) dan Lidi di Yogyakarta. Melalui kerjasama ini, BNPB menyelenggarakan edukasi penanggulangan bencana di dewa rawan bencana, namun belum sepenuhnya terlaksana di wilayah Indonesia. Pengawasan dan kerjasama masih dibutuhkan antara BNPB dan lembaga non formal OYPMK dan penyandang terkait penanggulangan bencana.

Bejo Riyanto seorang disabilitas daksa tangan sejak lahir yang tinggal di Bantul-Yogyakarta, sebagai narasumber, dia memberikan pengalaman-nya ketika menghadapi bencana alam di Bantul tahun 2006. Sama halnya seperti masyarakat umum yang dirasakan, bila terjadi bencana gempa harus berbuat apa. Sebagai disabilita Bejo Riyanto menghimbau untuk siap ketika bencana gempa datang.

Aplikasi Inarist Personal - BNPB
Aplikasi Inarist Personal - BNPB

Kita semua membutuhkan pemahaman yang tepat, terkait penanggulangan Bencana Inklusif bagi disabilitas dan OYPMK, agar tidak lagi merasakan stigma ditengah bencana alam. Meskipun UU No.19/2011 dan Perka BNPB No.14/2014 dimana implemaentasinya masih terbatas, oleh sebab itu dibutuhkan kerjasama BNPB dan lembaga non formal untuk siap selamat bersama. Karena itu BNPB menghadirkan aplikasi siaga bencana yaitu Inarisk Personal

Aplikasi Inarisk Personal oleh BNPB ini, didukung oleh Kementerian PU-Peram, BMGK, ESDM dan lembaga lain-nya. Aplikasi Inarisk merupakan aplikasi yang berisikan informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan dilengkapi dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya secara partisipatif.  

Aplikasi Inarisk Persona terus dikembangkan dan berevolusi untuk memenuhi kebutuhan pembaharuan data, informasi dan metedologi yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Dengan harapan kehadiran Aplikasi Inarisk Personal ini dapat mewujudkan bangsa Indonesia menjadi tangguh dalam menghadapi bencana

Salam Blogger

Sumiyati Sapriasih

Wa No. 085779065707

Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun