Bhumi Sambhara Budhara; nama asli dalam bahasa Sanskerta dari Candi Borobudur; terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kini, Borobudur menjadi kiblat umat Buddha dari seluruh dunia. Setiap perayaan Waisak, ribuan umat Buddha datang untuk memperingati tiga peristiwa suci dalam kehidupan Siddhartha Gautama: kelahiran, pencerahan, dan parinibbana (wafat).
Borobudur diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO dan merupakan monumen Buddha terbesar di dunia. Struktur candi ini terdiri dari sepuluh tingkatan yang terbagi dalam tiga zona spiritual:
Kamadhatu, menggambarkan alam dunia dan kehidupan manusia.
Rupadhatu, bagian tengah berupa galeri relief yang mencerminkan kehidupan manusia yang mulai terbebas dari keinginan duniawi.
Arupadhatu, zona tertinggi berupa tiga teras berbentuk lingkaran dengan 72 stupa kecil mengelilingi satu stupa utama, melambangkan alam tertinggi atau nirwana.
Meskipun merupakan monumen keagamaan Buddha, relief-relief Borobudur menunjukkan pengaruh kuat dari gaya seni India (Gupta). Relief tersebut juga menggambarkan berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat Jawa pada masanya, menjadikannya semacam "lukisan kehidupan" yang abadi.
Candi ini ditemukan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Inggris di Hindia Belanda pada awal abad ke-19, dalam kondisi tertimbun dan rusak. Diduga, Borobudur ditinggalkan setelah letusan besar Gunung Merapi pada abad ke-10 dan setelahnya Kerajaan Medang (atau Mataram Kuno) memindahkan pusat kekuasaannya ke Jawa Timur.
Kerajaan Medang sendiri berkuasa pada abad ke-8 hingga ke-10, berpusat di wilayah yang kini dikenal sebagai Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kerajaan ini dikenal sebagai masyarakat agraris yang menganut kepercayaan Hindu-Buddha. Borobudur adalah salah satu peninggalan monumental dari Dinasti Syailendra yang menganut Buddha aliran Mahayana. Sayangnya, bencana alam memaksa kerajaan untuk berpindah dan meninggalkan situs tersebut.
Kini, di antara perbukitan Menoreh yang hijau, Borobudur tetap berdiri megah. Menjadi simbol spiritual sekaligus kebanggaan budaya Indonesia. Dalam rangka perayaan Waisak tahun ini, masyarakat dan umat Buddha disibukkan dengan berbagai persiapan. Puncak perayaan akan ditandai dengan ritual Puja Bhakti Detik-Detik Waisak dan pelepasan lampion di langit Borobudur malam ini Senin (12/5/2025), pukul 18.00--23.59 WIB. [UAW]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI