Ini nostalgia nggak serius...
Zaman saya kuliah tahun 90an... (Mungkin dirasakan pula oleh kebanyakana mahasiswa 90an ya)
Terus terang, paling enggak suka kalau pas kuliah mata kuliah Pancasila dan Pendidikan Kewiraan. Rasanya, dua mata kuliah MKDU itu paling menyebalkan. Entahlah apa sebabnya. Apa karena materinya, atau mungkin juga cara dosen memberikan materi yang bergaya sangat "pejabat' dan "birokrat". Serba resmi dan monoton, monolog, ngantuk, nek, mual dan kawan-kawannya.
Maklumlah, kita kuliah ketika Pemerintah Orde Baru sangat represif terhadap mahasiswa dan ketika itu sedang gencar-gencarnya penataran P4. Kampus juga menjadi tempat yang sangat kaku dan tidak mengembangkan mimbar akademis bagi mahasiswa dan dosen. Semua serba dipantau dan diawasi agar tidak melakukan pembicaraan atau perbuatan subversif. Civitas Akademica harus tunduk aturan main atas nama Pancasila.
Tapi entahlah, seharusnya kita benar-benar menjadi manusia Pancasilais sebagaimana sering disampaikan di penataran P4 atau ketika kuliah ...Faktanya, mahasiswa malah nyinyir dan sinis dengan istilah manusia Pancasilais. Bahkan, kita sering bercanda dengan membuat beberapa kategori mahasiswa yang mengikuti kuliah Pancasila:
Dapat A=warga negara yang Pancasilais (tampilannya kayak bapak dosen yang ngajar, kira-kira)
Dapat B= Agak Pancasilais (kayak dosen yang ngajar, tapi agak manusiawi dikit)
Dapat C= Kurang Pancasilais (sudah mulai tercemar virus subversif)
Dapat D= tidak Pancasilais (sudah sangat tercermar virus subversif)
Dapat E= Anaknya PKI (ini yang paling parah... musuhnya Pancasila!!)
Jujur saja, waktu mengatakan Pancasilais, kita agak nyinyir dan sinis... Malah kesannya lebih banyak jeleknya daripada bagusnya. Bahkan kita sering mengolok-olok mahasiswa yang kesannya punya ambisi dapat nilai A untuk mata kuliah Pancasila sebagai mahasiswa yang sama menyebalkannya dengan mata kuliah Pancasila!