Mohon tunggu...
Sumarjiyati sumarjiyati
Sumarjiyati sumarjiyati Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru PAI SD. Aktif di komunitas Aisei dan Lagerunal.

Menulis baginya sesuatu yang buatnya bahagia, bahagia bisa berbagi, menulis bisa memanjangkan umur dan mengukir sejarah. Tulis yang kamu lakukan lakukan yang kamu tulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rindu Tanpa Batas Waktu

4 Oktober 2022   11:06 Diperbarui: 4 Oktober 2022   11:15 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat anak pertamaku menginjak kelas 2 SD aku pun mengandung dan melahirkan. Sesuai keinginanku anak keduaku laki-laki. Namun keadaan berkata lain, lagi-lagi aku melahirkan bayi premature. Sesaat setelah melahirkan aku boleh pulang tapi anakku masih harus di rawat bahkan di rujuk ke rumah sakit yang perelengkapannya lebih lengkap. Selama satu blan lebih bayiku di rawat Selama itu pula aku selalu di rundung duka. Bagaimana tidak, aku di rumah sedangkan bayiku di rumah sakit. Asi tak bisa langsung kuberikan. Setiap pagi dan sore Asi aku kirim kerumah sakit. 

Rindu ini semakin membuncah di kala sedih yang datang mengahampiriku tanpa permisi. Saat ini aku harus berpisah dengan anakku, aku merasa tiada seoarang pun yang mampu memahami apa yang aku rasa.  

Ibu aku butuh Ibu aku kangen, aku rindu ibu datanglah. Butiran-butiran bening pun hangat membasahi pipiku. Rasa yang menghimpit terasa menyesakkan dada. Begitu  lemah diri ini, kuat, kuatkan aku ya Rabb.

Tersungkurku dalam sujud, berharap dan memohon untuk kebaikan anakku yang di rawat jauh dariku. Aku di rumah tidak bisa berbuat apa-apa untuk anakku. Saat dia menangispun aku tak mampu memberikan ASI untuknya.  Ya rabb hanya padamu aku pasrah. Sehatkan dan lindungi anakku disana.

Dzikir dan doa selalu aku baca.sampai akupun tertidur, remang-remang aku melihat ibu berdiri di sudut ruang rumahku. Kulihat samar-samar senyum ayu yang aku rindu selama ini. Ibu kau datang bu. Ya Allah terimakasih Kau kirim ibuku pulang. Ibu tau aku sedang mengharapkan kedatangannya aku mengharapkan nasehatnya, aku mengharapkan pelukan dan usapan lembut tangannya.

"Ibu.. sini bu. peluk aku" kataku.

Tanpa suara apapun ibu hanya tersenyum padaku.

"Kenapa dengan ibu, kemari bu, aku kangen ibu"

Sambil berlari aku menuju dimana ibu berdiri. Seketika aku terbangun dari tidurku. Ya rabb.. aku tersadar . aku hanya mimpi. Segera aku ambil wudu dan salat tak lupa aku kirim doa untuk ibu. Aku tuangkan semuanya pada Allah Swt tentang apa yang aku rasa. Hanya pada Allah semua aku kembalikan, aku curahkan apa yang aku rasa, aku serahkan semuanya. Allah maha mendengar dan maha tau. 

 Kabar Kepulangan anakku dari rumah sakit aku dengar  sehari setelah aku mimpi melihat ibu. Selama kurang lebih satu bulan anakku dirawat di rumah sakit, kini akan pulang dan hadir di rumah kecil ku. Dokter mengatakan anakku sudah bisa di bawa pulang. Hanya saja butuh perawatan ekstra saat nanti di rumah. Bayi premature  memang beda dengan bayi normal pada umumnya. Jika tidak berhati-hati maka si bayi masih sangat rentan dari berbagai macam gangguan penyakit.

Tidak bisa di bohongi sebagai seorang ibu  pastilah aku merasa sedikit kwatir dan sedih, namun kutepis semuanya dengan semangat dan optimis bahwa aku pastikan anakku akan baik-baik saja. Benar adanya dulu ibu pernah menceritakan padaku saat aku sakit ibu tidak enak makan istirahat tidak tenang, hati dan pikiran selalu tertuju padaku. Ibu rela menahan lapar menahan kantuk saat aku sakit dan tidak bisa tidur semalaman. Kini aku merasakannya ibu. Jika saja kau tidak bekali aku dengan nasehatmu pastilah saat ini aku sangat lemah dan tak lagi mampu berdiri. Kini aku hanya bisa mengenangmu, memelukmu dalam mimpi, merindumu tanpa batas waktu dan kusebut kau dalam doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun