Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Dari Meme ke Gerakan Nyata: Aktivisme Digital Gen Z

24 September 2025   09:59 Diperbarui: 24 September 2025   09:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Humor sebagai Senjata Politik

Jika dulu poster protes dihiasi tulisan serius seperti "Reformasi atau Mati!", Gen Z memilih jalan berbeda: mereka membawa humor. Meme politik, video TikTok satir, hingga parodi musik menjadi senjata yang tak kalah tajam.

Humor ini bukan sekadar hiburan. Ia adalah bahasa yang paling mudah dipahami lintas kelas sosial. Meme tentang harga beras, misalnya, bisa menjangkau orang yang mungkin tak terbiasa membaca laporan ekonomi. Dengan satu gambar atau satu kalimat lucu, pesan politik bisa tersebar luas dan lebih lama bertahan di ingatan publik.

Aktivisme Gen Z juga menunjukkan bahwa humor bisa melucuti ketakutan. Dalam situasi politik yang penuh tekanan, lelucon menjadi cara untuk tetap kritis tanpa harus selalu tampil konfrontatif. Meme membuat isu yang rumit jadi sederhana, membuat publik berani membicarakan hal-hal yang dianggap tabu.

Contoh paling jelas adalah kampanye #PercumaLaporPolisi pada 2021. Berawal dari meme satir tentang sulitnya mencari keadilan, tagar ini berubah menjadi perbincangan nasional. Meme-meme kocak soal polisi viral di media sosial, tapi isunya sangat serius: hilangnya kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.

Gen Z tahu benar: di era atensi serba cepat, humor adalah pintu masuk, tapi tujuan akhirnya tetap sama---perubahan sosial.

 

Dari Trending Topic ke Gerakan Kolektif

Kekuatan utama aktivisme digital adalah kecepatannya mengubah obrolan daring menjadi aksi nyata. Trending topic hanyalah awal. Di balik layar, Gen Z menggunakan WhatsApp group, Discord server, dan Telegram channel untuk menyusun strategi, membagi peran, hingga menggalang logistik.

Contoh paling nyata terlihat dalam solidaritas bencana. Saat gempa Palu (2018) atau erupsi Semeru (2021) melanda, linimasa dipenuhi link donasi. Gen Z tak menunggu lembaga resmi bergerak; mereka langsung menggalang bantuan lewat crowdfunding. Transparansi jadi nilai jual: semua donasi diumumkan, laporan pengeluaran diunggah, bukti distribusi dibagikan.

Baca juga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun