Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Makan Bergizi Gratis, Krisis Kepercayaan terhadap Program Negara

3 Mei 2025   23:25 Diperbarui: 4 Mei 2025   10:55 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak salah satu dari 78 siswa yang mengalami keracunan di salah satu rumah sakit di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/4/2025). Diduga siswa mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis. (Foto: FAUZI NOVIANDI UNTUK KOMPAS)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas sebagai bentuk intervensi negara terhadap gizi anak sekolah seharusnya menjadi harapan baru bagi masa depan kesehatan generasi muda. 

Jadi, di tengah isu gizi buruk dalam agenda pendidikan nasional, MBG adalah langkah monumental dalam menyasar ketimpangan gizi dan mendekatkan keadilan sosial bagi anak-anak sekolah.

Namun, berbagai kasus keracunan MBG secara massal yang terjadi di beberapa wilayah justru menimbulkan trauma dan skeptisisme, sehingga program yang seharusnya menyuburkan harapan ini berubah menjadi sumber kekhawatiran orang tua dan siswa terhadap keamanan pangan yang disediakan pemerintah. 

Ketika siswa hanya diberi makanan tanpa keterlibatan mereka dalam proses pengolahan, tanpa edukasi nilai gizi dan asal usul bahan, maka mereka tidak hanya menjadi penerima pasif tetapi juga skeptis. 

Pada titik inilah anak-anak dan orang tua mulai meragukan makanan yang diberikan secara cuma-cuma oleh negara, sehingga proyek ambisius ini justru berisiko menciptakan antipati terhadap niat baik pemerintah.

Berbagai kasus keracunan MBG massal yang terjadi di sejumlah daerah mulai mengikis kepercayaan publik yang bermuara pada krisis kepercayaan terhadap MBG. 

Krisis kepercayaan ini tidak semata-mata akibat dari insiden teknis, tetapi juga cerminan dari tidak terbangunnya komunikasi dan edukasi publik yang memadai. 

Krisis ini tidak terjadi dalam ruang hampa, melainkan dalam konteks sistemik, yang mana keamanan pangan di sekolah memang belum menjadi budaya, dan pengawasan lintas sektor masih minim.

Ilustrasi Presiden Prabowo memantau program Makan Bergizi Gratis (Sumber: Kumparan.com)
Ilustrasi Presiden Prabowo memantau program Makan Bergizi Gratis (Sumber: Kumparan.com)

Ketidakterpaduan koordinasi antar kementerian, lemahnya pengawasan mutu bahan baku, serta belum matangnya edukasi kebersihan di tingkat pelaksana membuat program ini seringkali lebih mengundang kontroversi ketimbang solusi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun