Akhirnya, menjaga keseimbangan antara partisipasi dan waktu untuk diri sendiri adalah kunci agar silaturahmi tidak menjadi beban, tetapi tetap menjadi momen yang bermakna dan menyenangkan.
Menjaga kestabilan Social Energy selama kumpul-kumpul Lebaran bukanlah sesuatu yang mustahil, asalkan kita memiliki kesadaran dan keterampilan dasar dalam menyaring obrolan. Dengan pengelolaan Social Energy yang baik, suasana silaturahmi dapat berlangsung lebih hangat, nyaman, dan penuh makna. Kita menjadi lebih mampu hadir secara utuh dalam percakapan, tidak sekadar berbasa-basi, melainkan benar-benar terhubung secara emosional dengan orang-orang di sekitar.
Hal ini berdampak positif  terhadap hubungan personal sekaligus dinamika keluarga dan komunitas yang lebih inklusif serta suportif. Social Energy yang terjaga akan membentuk kenangan indah yang mengisi momen Lebaran dengan kebersamaan yang sehat dan membahagiakan.
Karena itu, mari kita mulai lebih sadar dalam memilih dan mengelola interaksi sosial kita, terutama di momen penting seperti Lebaran. Setiap individu memiliki kapasitas sosial yang berbeda, dan menghormati batas diri maupun orang lain adalah bagian dari adab sosial yang bijak. Dengan menjadi lebih peka terhadap energi sosial, kita tidak hanya menjaga kesehatan mental diri sendiri, tetapi juga turut menciptakan ruang sosial yang lebih sehat dan menyenangkan bagi semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI