1. Keterbatasan Ekspresi
Ketika penulis memiliki kosakata bahasa Indonesia yang terbatas, pasti kesulitan dalam mengekspresikan ide-ide kita dengan jelas dan tepat.
Gejalanya bisa dirasakan pada tulisan yang terasa kurang padu, ambigu, atau tumpang tindih karena miskin perbendaharaan kosakata. Penulis tidak memiliki kata-kata yang tepat untuk menyampaikan makna tulisannya dalam bahasa yang jelas.
2. Repetisi yang Membosankan
Tanda-tanda dari repetisi yang membosankan ini adalah penggunaan kata-kata yang sama secara berulang-ulang. Miskin kosakata dalam menulis akan membuat sebuah tulisan mengalir tanpa variasi kosakata yang memadai. Ini yang membuat tulisan terasa monoton dan membosankan bagi pembaca, karena mereka akan terus-menerus dihadapkan pada kata-kata yang sama secara berulang-ulang.
3. Keterbatasan Gaya Penulisan
Kosakata yang terbatas juga dapat membatasi fleksibilitas dalam gaya penulisan. Penulis akan terikat pada penggunaan kata-kata yang sama dan kesulitan untuk mengeksplorasi gaya penulisan yang berbeda-beda.
4. Kurangnya Nuansa dan Kedalaman
Kosakata yang miskin dapat menghambat kemampuan penulis dalam menciptakan nuansa yang kaya dan mendalam dalam tulisannya. Kita akan kesulitan menangkap nuansa dalam topik yang dibahas dengan penjelasan yang miskin kata-kata. Tanpa kata-kata yang bervariasi daya tarik dan kualitas tulisan bisa berkurang.
5. Kesulitan dalam Memengaruhi Pembaca
Tanpa kosakata yang cukup, pesan yang ingin disampaikan oleh penulis bisa saja tidak tersampaikan dengan efektif. Inilah kendala terbesar penulis yang kosakatanya sangat terbatas karena akan kesulitan untuk memengaruhi atau menggerakkan pembaca. Penulis tidak mempunyai perbendaharaan kata-kata yang tepat yang memiliki kekuatan untuk merangsang emosi, memicu pemikiran, atau menginspirasi tindakan.