Kenyang, enak, dan ingin datang kembali adalah kesan kami semua setelah meninggalkan Warung Mang Dul. Anak-anak dan istri memberi komentar positif soal makanannya, layanannya, suasananya, dan harganya. Mereka merekomendasikan untuk menjadikan Nasi Jamblang Mang Dul ini sebagai motif utama untuk berkunjung ke Cirebon lagi. Malam itu kami semua merasa senang dan nikmat oleh cita rasa nasi Jamblang Mang Dul.
Sebelum meninggalkan Cirebon, saya ajak keluarga saya untuk mampir di sebuah warung kecil yang posisinya agak "nyempil" di antara Warung Mang Dul dengan beberapa warung kuliner yang berjejer di pinggir Jalan Tuparev ini. Saya lupa namanya. Tapi yang membuat saya harus masuk ke sini malam itu adalah terkenang dengan rasa jus Kacang Merahnya.
Kebetulan warungnya sepi. Hanya satu meja yang terisi penuh oleh satu keluarga. Mereka kelihatanya baru habis menikmati masakan khas dari warung ini. Saya dan keluarga saya mengambil posisi duduk di belakang mereka. Saya langsung pesan jus Kacang Merah. Tidak berapa lama, datanglah empat gelas jus kacang merah di atas nampan.
Saya menyeruputnya pelan-pelan sambil merasakan cita rasa kacang merah yang jenisnya berbeda dengan kacang merah yang dijual di pasar. Sang pemilik warung menunjukkan jenis kacang merah yang disimpan di dalam toples khusus. Ukurannya agak kecil dengan tekstur yang mengkilap dana warnanya lebih gelap, mendekati coklat tua.
Kami habiskan waktu di Cirebon malam itu dengan menikmati jus kacang merah ini. Konon, jus ini mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh agar tetap fit seharian. Saya pikir, inilah makanan yang saya butuhkan agar perjalanan malam ini bisa tetap fit ketika melintasi jalan tol dari Cirebon sampai Depok yang sudah pasti macetnya sangat panjang.
Cerita perjalanan balik dengan rute dari Tasik, Kuningan, Cirebon, hingga Depok ini kami rancang jauh-jauh hari sebelum perjalanan mudik dimulai. Rangkaian kegiatan yang didesain kami buat dengan mengacu pada perjalanan mudik dan balik pada tahun-tahun sebelumnya. Prinsipnya, ada agenda yang sifatnya wajib seperti silaturahmi dengan saudara dan ziarah makam. Agenda lain yang sifatnya refreshing dan rekreasi berjalan fleksibel saja. Kalau ada anggaran yang lebih kami biasanya melanjutkan dengan berburu kuliner atau belanja batik. Kalau anggaran secukupnya paling hanya mampir di restoran bernuansa alam di sepanjang jalur arus balik.
Kita semua bisa membuat agenda sesuai kebutuhan dan kondisi keuangan kita masing-masing. Intinya ciptakan suasana perjalanan balik yang seriang mungkin agar tidak menjadi beban yang justru membuat batin dan raga kita cape. Jangan sampai beban ini terbawa dan memengaruhi hidup kita setelah bergembira di kampung halaman.
Depok, 14 April 2024