Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kreasi Makanan Berbuka Puasa Anak Kos 90-an

22 Maret 2024   14:22 Diperbarui: 22 Maret 2024   14:28 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kreasi makanan berbuka puasa anak kos (Sumber: Kabar24.bisnis.com)

Suasana Ramadan di kampung ini masih didominasi oleh budaya masyarakatnya yang mayoritas adalah orang Betawi. Tradisi berpuasanya sangat kental dipengaruhi oleh afiliasi organisasi keagamaan yang diikuti, yaitu Muhammadiyah dan NU. Kekentalan ini bisa dilihat dari masjid tempat berbuka puasa dan salat tarawe.

Dalam kekentalan tradisi ini satu hal yang membuat mereka tetap sama adalah makanan untuk berbuka puasanya. Baik jamaah yang berafiliasi dengan Muhammadiyah maupun NU kalau berbuka puasa makannya adalah gorengan, lontong, nasi uduk, cendol atau kolak yang merupakan makanan asli orang Betawi.

Ilustrasi suasana Ramadan di kampung (Sumber: Merdeka.com)
Ilustrasi suasana Ramadan di kampung (Sumber: Merdeka.com)

Kondisi lingkungan yang masih “agraris” membuat puasa di sini serasa di kampung, di mana hidupnya masih dikelilingi oleh lingkungan alam yang hijau dan asri. Di sekitar masjid atau musholah masih banyak kebun dan pepohonan yang subur. Jalan tanah yang becek dan lembab pun masih menjadi tempat yang dilewati masyarakat. Ditambah lagi dengan kondisi saat itu, sepeda motor dan mobil masih jarang yang berseliweran di jalan seperti sekarang.

Cerita Buka Puasa

Buka puasa merupakan momen yang paling ditunggu oleh mahasiswa penghuni kos lantaran suasananya yang menyenangkan. Selain audio penanda yang sudah dihidupkan dari masjid atau musala sekitar satu jam sebelum berbuka, hilir mudik para mahasiswa mencari takjil di pasar takjil atau warung juga menjadi pemandangan khas menjelang buka. Selain itu, kesibukan warga menyediakan makanan berbuka juga terasa sekali dalam bentuk dialog di dalam keluarga. Suasana-suasana seperti inilah  membuat Ramadan benar-benar terasa hadir di kampung ini.

Apakah suasana indah Ramadan ini juga hadir dalam hidup Saya? Tentu iya. Karena Saya pernah dikirimi makanan berbuka masakan keluarga pemilik kos, pernah juga belanja takjil di lokasi yang sudah disediakan oleh kelurahan, dan merasakan ketenangan ketika mendengarkan audio penanda Ramadan dari masjid dan musala.

Ilustrasi masjid sebagai tempat buka puasa dan kegiatan Ramadan lain (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi masjid sebagai tempat buka puasa dan kegiatan Ramadan lain (Sumber: Kompas.com)

Tidak setiap hari pemilik kos mengantarkan makanan berbuka untuk saya. Belanja di pasar takjil pun tidak setiap hari juga. Kalau pun belanja, yang dibeli paling bakwan atau lontong. Dalam hitungan, Saya lebih banyak tidak belanjanya daripada belanja.

Kondisi finansial memang sangat menentukan dalam memilih cara untuk mendapatkan takjil atau makanan berbuka puasa saat itu. Kalau lagi dapat kiriman wesel dari kampung, lebih cenderung membelinya di pasar takjil atau berburu takjil rada jauhan dari kampung ini. Tapi ketika musim paceklik alias tidak ada kiriman wesel sama sekali, Saya punya cara alternatif untuk mengatasi masalah buka puasa.

Buka Puasa Tahun 90-an

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun