Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ngabuburit di Mana? Kalau Saya Cukup Dalam Kenangan Saja!

16 Maret 2024   00:02 Diperbarui: 16 Maret 2024   00:14 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kondisi Masjid Agung Lasusua setelah digunakan sebagai tempat ibadah (Sumber: Anugerakubah.com)

Pembangunan masjid ini sendiri terintegrasi beriringan dengan pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten Kolaka Utara.  Tidak hanya bangunan Masjid Agung Lasusua yang dibangun, namun juga seluruh jaringan jalan raya yang membentang sepanjang pantai juga turut dibangun bersamaan. Jalurnya dibuat memiliki 6 jalur yang berbeda menuju bangunan masjidnya. Penataan taman dan sarana prasarana pendukung juga terlihat selaras dengan tata letak masjid sehingga menimbulkan kesan indah dan menarik. Apalagi jalan trans Sulawesi membentang sejajar dengan garis pantai.

Karena posisinya berada di tepi laut, membuat pemandangan sore hari di kawasan masjid terlihat begitu menarik oleh pancaran jingga sinar matahari yang mulai turun di ufuk barat. Meski demikian, kondisi alam di darat masih terlihat terang, sehingga buat para pendatang, kondisi seperti ini agak sedikit membingungkan.

Ilustrasi suasana ngabuburit di Lasusua, Kolaka Utara tahun 2014 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi suasana ngabuburit di Lasusua, Kolaka Utara tahun 2014 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Saya pun demikian, ketika pertama kali mengunjungi kawasan masjid pada sore hari menjelang buka puasa. Dari masjid di perkampungan sayup-sayup terdengar suara pengajian lewat pengeras suara, namun suasana alam masih terlihat terang benderang. Kondisi ini ternyata sama juga di daerah-daerah pesisir seperti Kendari, Baubau, dan Wanci (Wakatobi).

Sore itu kami datang lebih awal dari hotel. Setelah mampir shalat Ashar di salah satu masjid dekat pemukiman warga, kami langsung meluncur ke pantai. Tujuannya adalah melihat-lihat suasana masjid yang menjadi pusat kegiatan warga kota, terutama kaum muda-mudinya pada sore hari. Begitu kami tiba di jalan utama di kawasan masjid, suasana masih sepi. Hanya beberapa orang berboncengan sepeda motor hilir mudik di sekitar masjid.

Karena penasaran dengan model masjidnya, Saya putuskan untuk mengamati masjid ini dari dekat meskipun hanya dari atas model. Beberapa kali Saya mengambil gambar yang menjadi spot terindah dari masjid ini. Bangunannya masih dalam proses pembangunan sehingga meninggalkan banyak puing baik di dalam bangunan maupun di luarnya. Dari luar tampak beberapa tukang sedang mengerjakan bagian tangga yang menghubungkan lantai dasar dengan lantai di atasnya.

Kami meninggalkan area masjid setelah matahari condong ke ufuk barat dan mulai memantulkan cahaya jingga di atas permukaan air laut. Mobil bergerak pelan-pelan meninggalkan masjid menuju salah satu tempat kuliner "dadakan" yang ada di pinggir jalan trans Sulawesi.

Ilustrasi pedagang pisang ijo yang berdagang di kawasan Masjid Agung Lasusua sebagai tempat  ngabuburit. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Ilustrasi pedagang pisang ijo yang berdagang di kawasan Masjid Agung Lasusua sebagai tempat  ngabuburit. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Tempat kuliner yang dimaksud adalah mobil "Avanza" yang dimodif menjadi dapur untuk menyiapkan makanan kepada konsumen. Makanannya ternyata cuma satu jenis yaitu pisang ijo. Pisang ijo sendiri adalah makanan khas asal Sulawesi Selatan yang terbuat dari pisang matang dibungkus adonan berwarna hijau dan diberis sirup sebagai kuahnya. Makanan bercita rasa manis ini tampaknya menjadi makanan yang populer bagi masyarakat Lasusua.

Dari dalam mobil tampak beberapa pasangan muda-mudi sudah bercengkerama di atas kursi sambil menunggu hidangan pisang ijo yang mereka pesan. Sambil menunggu pisang ijo dibuat, kami mengambil gambar pemandangan laut, masjid, dan suasana kehidupan sore itu.

Ngabuburit di Lasusua hanya diisi dengan kegiatan motoran di jalan sekitar masjid oleh anak-anak muda. Mereka datang silih berganti secara berkelompok. Setelah bermain di atas motor, mereka istirahat dan bercanda di pinggir jalan. Ada yang bercengkerama dengan teman dan pasangannya. Makin lama rombongan pemotor ini makin banyak. Namun, begitu hari mulai gelap satu per satu mereka meninggalkan tempat tongkrongannya ke rumahnya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun