Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kenangan Quick Count 2014: Menjelajah TPS di Daerah Pedalaman

26 Februari 2024   20:34 Diperbarui: 5 Maret 2024   16:10 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, ada satu sepeda motor yang datang dari arah Desa Mata Oleo yang bergerak melipir ke pinggir menghindari genangan air. Pelan-pelan motor tersebut mendekat dan berhenti di depan mobil kami yang terparkir. Pengendaranya langsug memberi tahu kalau sudah dua hari ini mobil dengan ban standar tidak bisa masuk ke sini. Katanya, kemarin saja dua atau tiga mobil Avanza bannya tertanam karena nekat melintas di jalan lumpur itu. Hanya mobil dengan ban offroad saja yang bisa tembus sampai ke desa seberang.

Karena waktu sudah banyak yang terbuang Saya tanyakan tentang kondisi Desa Mata Oleo. Kata pengendara motor, desanya masih jauh, harus lewati hutan, dan untuk sampai ke sana harus naik perahu, karena ada kali kecil di depannya. Terus sinyal HP bagaimana? "Susah", katanya. Mendengar informasi itu, Saya langsung putuskan untuk melaporkan kondisi ini ke Jakarta dan mengusulkan penggantian titik sampel dengan karakter desa yang sama.

Ternyata kami sudah berdiri di tempat tadi kurang lebih tiga jam lamanya. Banyak waktu terbuang yang berpotensi memperlambat waktu untuk proses rekrutmen berikutnya. Saya langsung laporkan kondisi ini dan meminta untuk segera diputuskan saat itu juga, karena waktunya sudah mepet sekali. Akhirnya penanggung jawab quick count mengijinkan untuk segera mengganti sampel tapi dengan karakteristik yang sama.

Kami langsung berkoordinasi dengan tim interviewer di Kasipute (ibu kota Kabupaten Bombana) untuk mencari informasi desa pengganti yang karakteristiknya sama dengan Desa Mata Oleo. Akhirnya kami diarahkan ke salah satu desa yang berada di sebelah timur Kasipute. Kami pun langsung bergerak ke desa yang dituju. Perjalanan relatif lancar sehingga kami tiba di sana masih sekitar jam 3 sore. Setelah meminta ijin ke perangkat desa kami diarahkan ke rumah salah satu tokoh masyarakat yang selama ini selalu membantu kepentingan survei lembaga dari luar.

Dari beiau inilah Kami mendapat nama salah satu tokoh pemuda yang pernah kuliah di Makassar untuk menjadi interviewer lokal. Beliau sendiri yang menelepon pemuda ini dan memintanya untuk membantu pekerjaan kami. Setelah bertemu dan menjelaskan semua pekerjaan quick count, pemuda ini menerima tawaran kami. Tugas merekrut interviewer lokal di Bombana pun tuntas. Kami meninggalkan desa ini selepas shalat Isya, menuju Kota Kendari.

Kendari menjadi pusat kontrol data untuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Semua interviewer yang bertugas di Kota Kendari, Konawe Selatan, dan Kolaka briefingnya dipusatkan di sini. Karena itu butuh energi yang ekstra untuk menjelaskan kepada 9 interviewer. Briefing di Kendari dilakukan secara maraton dari pagi sampai sore hari karena sisa waktu setelah briefing akan saya gunakan untuk melanjutkan perjalanan ke Kolaka Utara yang waktu tempuhnya bisa sampai 8 jam.

Perjalanan ke Kolaka Utara menjadi misi terakhir Saya dalam merekrut SDM dan membangun infrastuktur jaringan komunikasi yang akan digunakan untuk quick count. Tugas saya hanya merekrut satu tenaga interviewer lokal, namun jarak tempuh dan waktu tempuhnya yang paling lama.

Semua rasa capek dan lelah terbayar oleh keindahan Kota Lasusua yang menjadi ibu kota Kabupaten Kolaka Utara. Kota kecil yang terletak persis di pesisir Teluk Bone ini tampak begitu indah dari atas bukit dengan ikon masjid raya yang dilatari oleh laut biru. Kota ini belum begitu ramai meskipun posisinya menjadi tempat transit antara Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.  

Tugas terakhir ini saya tunaikan dengan baik karena tidak terlalu sulit dalam merekrut interviewer lokal. Kebetulan juga lokasi sampelnya ada di daerah perkotaan sehingga tidak ada kendala dengan sinyal HP. Tugas beres dan kami pun menginap satu malam di kota Lasusua yang terkenal paling adem di seluruh Sulawesi Tenggara. Lagi-lagi semua rumah makan di sini juga menawarkan menu makan berupak ikan segar seperti kota-kota yang sudah saya datangi sebelumnya. Saya menikmati setiap potongan ikan yang dimakan karena memang masih segar dan enak.

Persiapan Terakhir

Perjalanan membentuk infrastruktur dan jaringan komunikasi di TPS merupakan konsolidasi yang dilakukan pada tahap-tahap awal dari rangkaian penyelenggaraan quick count. Kira-kira antara 6 bulan hingga 3 bulan sebelum pelaksanaan. Setelah semua SDM tersedia dan infrastruktur terbentuk korwil memiliki satu kesempatan terakhir untuk melakukan konsolidasi sebagai persiapan terakhir pelaksanaan quick count.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun