Mohon tunggu...
Sul Pandri
Sul Pandri Mohon Tunggu... -

Aktif pada Pemberdayaan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Ibadah Qurban

26 September 2015   02:10 Diperbarui: 26 September 2015   02:17 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Sulpandri, S.Sos.I*
(Khutbah Idul Adha 1436 H PR Muhammadiyah Muara Tapus – Pasaman Barat)

ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR WALILAHILHAMDU
Allah Swt Berfirman :
إِنَّآ أَعۡطَيۡنَٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ ١ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ ٢

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu

Marilah kita senantiasa mengulang-ulang puja dan puji syukur kita ke hadirat Allah Swt atas sejumlah besar nikmat-Nya yang selalu dianukrahkan kepada kita selama ini. Diantara kenikmatan itu adalah kita beriman dan beragama dijalan yang benar, jalan yang diridhai Allah Swt, yaitu Islam.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah
Islam adalah agama pembebasan dan pencerahan, oleh karena itu, kita wajib untuk selalu bersyukur bahwa sampai detik ini kita masih menjadi mukmin. Islam adalah agama yang mengajarkan prinsip keseimbangan, keseimbangan untuk memenuhi kebutuhan dunia dan akhirat (hablumminannass dan hablumminallah), keseimbangan batiniyah dan lahiriah, keseimbangan individual dan social kemasyarakatan, hukum, politik dan lain sebagainya.
Islam memberi perhatian yang sangat serius betapa pentingnya akhlak. Yaitu kriteria dan kualitas hubungan manusia dengan Allah Swt, dengan Al-`Qur`an, orang tua, tetangga, dan sesama antar umat manusia.
Begitulah Islam. Agama yang lengkap dan universal. Maka pantaslah Allah Swt memerintahkan kita untuk masuk ke dalam Islam secara utuh dan menyeluruh. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 2018 :


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Hari ini. Marilah kita sejenak merenungi betapa mulia dan sempurnanya ajaran Islam yang menjunjung tinggi harkat martabat kemanusiaan, mengajarkan berqurban untuk mendidik jiwa solidaritas dan keadilan social serta melarang pencurian dan perbuatan merusak lainnya.
Hari ini, dipagi hari ini kita kembali dipertemukan dengan Idul Adha atau Idul Qurban, tepatnya 10 Zulhijjah 1436 H. Pada tanggal 9 Dzulhijjah 1436 H kemaren, jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji sedang melakukan wukuf di Padang Arafah, sebagai rukun yang paling penting di antara rukun-rukun haji. Mereka memakai pakaian ihram berwarna putih sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah Swt. Dalam kondisi seperti itu, tidak ada keistimewaan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya, kecuali hanya ketakwaannya kepada Allah.
Bagi kita umat Islam, yang belum sanggup menunaikan Ibadah Haji, kita melaksanakan ibadah yang disunnahkan, yaitu “Berpuasa Arafah, Shalat Idul Adha dan Menyembelih Hewan Qurban”.
Berbicara tentang Qurban. Qurban berasal dari bahasa arab qarraba, yuqarribu, qurbanan yang artinya berhampir diri dengan Allah Swt. Secara umum kita pahami yaitu penyembelihan berkaitan dengan pelaksanaan dengan cara menyembelih hewan qurban pada selesai pelaksanaan Shalat Idul Adha.
Jika kita baca sejarah awal disyariatkannya ibadah Qurban sejarahnya cukup panjang. Allah Swt, telah memerintahkan ibadah Qurban kepada umat manusia, sejak Nabi Adam As. Perintah Qurban mulai diperintahkan kepada dua putra Nabi Adam Aa, yakni Habil yang berprofesi sebagai petani dan Qabil seorang peternak. Keduanya diminta untuk berqurban dengan harta terbaik yang mereka miliki. Peristiwa ini dikisahkan dalam Alquran surat al-Maaidah ayat 27:


۞وَٱتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَأَ ٱبۡنَيۡ ءَادَمَ بِٱلۡحَقِّ إِذۡ قَرَّبَا قُرۡبَانٗا فَتُقُبِّلَ مِنۡ أَحَدِهِمَا وَلَمۡ يُتَقَبَّلۡ مِنَ ٱلۡأٓخَرِ قَالَ لَأَقۡتُلَنَّكَۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِينَ ٢٧


''Dan ceritakanlah (Muhammad) kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (Qurban) dari orang-orang yang bertakwa".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun