Mohon tunggu...
Sulasmi Kisman
Sulasmi Kisman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Ternate, Maluku Utara

http://sulasmikisman.blogspot.co.id/ email: sulasmi.kisman@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengulik Potensi Limbah Saat Berkunjung ke Pabriknya

20 Agustus 2020   07:49 Diperbarui: 25 Agustus 2020   17:03 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produksi Tahu di UD. Kawisari, Jambula Ternate [dokpri, 2020]

Proses penggilingan kedelai di UD. Kawisari [dokpri, 2020]
Proses penggilingan kedelai di UD. Kawisari [dokpri, 2020]
Selama proses pemasakan perlu ditambahkan air dan diaduk agar tidak terjadi buih. Setelah benar-benar mendidih, adnonan di saring menggunakan kain yang dilapisi sarangan berbahan stainless. Kain saring tahu berbahan polyester sehingga kuat dan tidak mudah rusak. Kain ini juga biasa disebut kain batis atau kain belacu.

Adonan yang tersaring merupakan ampas tahu. Sedangkan sari kedelai yang masih panas-panas didalam sumur ditambahkan air biang sedikit demi sedikit sambil diaduk secara perlahan. 

Biasanya juga dipindahkan ke sumur berikutnya. Air biang yang ditambahakan tadi merupakan air sisa pengolahan tahu yang memiliki umur satu sampai dua hari.

Sari kedelai yang telah ditambahkan larutan pengendap atau air biang ini akan mengalami proses penggumpalan. Air asamnya dibuang dan adonannya bisa langsung dicetak. Proses pencetakkan juga menggunakan kain batis yang diletakkan di dalam cetakan papan berukuran kotak besar.

Cetakan yang berisi adonan tahu dikempa selama beberapa menit agar air yang tercampur dalam adonan benar-benar habis. Proses ini juga membantu membuat tekstur tahu menjadi lebih padat. Dan tahapan terakhir adalah pemotongan. Tahu dikeluarkan dari cetakan kemudian dipotong kecil-kecil menggunakan pisau tajam. Ukurannya kira-kira 6 x 4 cm.

Menurut penjelasan Hj. Mursih, jumlah tahu yang dihasilkan per hari tidak bisa ditaksir. Proses pembuatan tahu yang teramat panjang pun belum tentu bisa memberikan hasil yang memuaskan. Rata-rata sehari menghabiskan satu ton kedelai. Namun saat pandemi melanda, produksi diturunkan hampir separuhnya.

Tahu produksi UD. Kawisari yang siap dipasarkan [dokpri, 2020]
Tahu produksi UD. Kawisari yang siap dipasarkan [dokpri, 2020]
Pemilik UD. Kawisari yang sudah bergelut selama 35 tahun di Ternate ini mengakui mandegnya usaha karena pandemi. "Yang penting bisa bayar gaji karyawan, bayar listrik juga air," begitu ungkap perempuan kelahiran Blitar, 65 tahun lalu.

Mengulik Potensi Limbah Pabrik Tahu

Limbah pabrik tahu terdiri atas limbah cair dan ampas tahu. Di pabrik tahu Jambula, UD. Kawisari penanganan limbah belum dijalankan secara utuh. Limbah cair belum terkelola, hanya ditampung dalam bak penampung. Ampas tahu saja yang sudah dimanfaatkan oleh peternak sekitar sebagai pakan.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam diagram neraca masa proses pembuatan tahu menjelaskan bahwa bahan baku kedelai 60 kg memerlukan 2700 kg air untuk menghasilkan produksi 80 kg tahu. Yang mana limbah yang dihasilkan sebanyak 70 kg ampas tahu dan 2610 kg air.

Jika dikondisikan pada UD. Kawisari dengan input 1.000 kg kedelai per hari maka kurang lebih memerlukan 43.200 kg air untuk menghasilkan 1280 kg tahu dengan output limbah ampas tahu kurang lebih 1.120 kg ampas tahu dan 41.760 kg air yang juga setara dengan 41.760 liter air per hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun