Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Calon Presiden di Dunia Mimpi

21 Maret 2018   18:38 Diperbarui: 26 Juli 2018   12:04 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Republik Hebat - WordPress.com

'Indonesia hilang pada tahun 2030', pernyataan yang disampaikan oleh Prabowo Subianto ini sempat menjadi perbincangan hangat di media dan mengejutkan banyak pihak. Nuansa ketakutan ditebar oleh mantan Danjen Kopassus era Orde Baru itu. Pendapat pro dan kontra bertebaran di media sosial.

Namun sesungguhnya pernyataan Prabowo masih perlu dilihat lebih jauh, karena semua data yang diambil oleh Prabowo dalam menyebutkan Indonesia hilang pada tahun 2030 ternyata seluruhnya bersumber dari novel fiktif berjudul 'Ghost Fleet'. Membuat pernyataan berdasarkan pada cerita fiksi bisa saja dianggap dengan kebohongan. Terlebih hal-hal yang menyangkut sebuah negara.

Prabowo memaparkan kondisi ekonomi nasional dan global ketika menjadi keynote speaker di acara bedah buku "Nasionalisme, Sosialisme, Pragmatisme: Pemikiran Ekonomi Politik Sumitro Djojohadikusumo". Lucunya dalam kesempatan itu, Prabowo justru sambil membagikan banyak buku novel fiksi yang berjudul 'Ghost Fleet' dan mengatakan Indonesia akan lenyap pada tahun 2030. Kemudian lebih menggelikan lagi, para mahasiswa FEB UI bersorak menerima pernyataan itu.

Perlu kita ketahui bahwa novel (fiktif) itu tidak harus berdasarkan fakta. Bahkan novel ilmiah pun tidak bisa menjadi ukuran tentang sebuah fakta lapangan alias kebenaran. Ini adalah pembodohan publik, jika Prabowo membuat pernyataan kontroversial di atas dalam pembedahan bukunya. Sungguh berbahaya bagi siapa pun yang menerimanya mentah-mentah.

Berdasarkan pemahaman tentang pengertian novel di atas maka sungguh menggelikan sekali ketika Prabowo berbicara di forum ekonomi, namun membagi-bagikan buku novel fiksi. Ditambah pernyataan tentang kondisi negeri ini pada tahun 2030 nanti. Bisa jadi, ini adalah sebuah cara merusak pemerintahan yang sah, secara terstruktur, sistematis, dan masif.

Dengan kejadian ini kita perlu lebih cerdas lagi dalam mencerna informasi-informasi beredar baik di media arus utama ataupun media sosial. Begitu pun memilih pemimpin.

Dalam mengelola suatu negara kita pasti semua tahu dan sepakat, tidak semudah orang membayangkan suatu negara dalam cerita fiksi. Negara nyata yang kita diami dan kita pelihara ini tentu saja harus dikelola dengan profesional. Negara Indonesia ini adalah negara yang sesungguhnya bukan negara dalam dunia mimpi.

Salam kritis penuh cinta.

***

Solo, Rabu 21 Maret 2018

Suko Waspodo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun