Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahasa Diam yang Tersembunyi dalam Hubungan

1 November 2023   05:54 Diperbarui: 1 November 2023   05:58 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diam adalah aspek komunikasi yang kuat dan sering diabaikan dalam hubungan. Cara diam digunakan dan ditafsirkan dapat menyampaikan berbagai macam emosi, makna, dan niat. Berikut beberapa aspek dari bahasa diam yang tersembunyi dalam hubungan:

Diam yang Nyaman: Diam yang nyaman adalah aspek positif dari diam dalam hubungan. Ini menunjukkan rasa nyaman dan keintiman antar pasangan. Diam ini sering terjadi ketika dua orang sudah begitu nyaman satu sama lain sehingga mereka tidak merasa perlu mengisi setiap momen dengan kata-kata.

Diam yang Canggung: Diam yang canggung bisa menjadi tanda ketidaknyamanan, ketegangan, atau kegelisahan dalam suatu hubungan. Hal ini bisa terjadi saat terjadi konflik, saat salah satu atau kedua pasangan sedang kesal, atau saat tidak ada koneksi.

Diam yang Reflektif: Terkadang, orang terdiam karena tenggelam dalam pemikiran atau refleksi. Ini bisa menjadi bentuk diam yang sehat, menandakan bahwa seseorang sedang memproses perasaan atau pikirannya sebelum mengomunikasikannya.

Diam untuk Penghindaran: Diam juga bisa menjadi cara untuk menghindari percakapan sulit atau menghadapi masalah. Jika salah satu pasangan terus-menerus menghindari membicarakan hal-hal penting, hal itu dapat merusak hubungan.

Diam untuk Penarikan: Dalam beberapa kasus, diam adalah bentuk penarikan diri atau sikap diam, di mana salah satu pasangan melepaskan diri dari percakapan dan menolak untuk berkomunikasi. Hal ini dapat merusak suatu hubungan, karena menghambat komunikasi yang efektif dan penyelesaian masalah.

Diam Pasif-Agresif: Diam dapat digunakan sebagai taktik pasif-agresif untuk mengungkapkan ketidaksetujuan atau kemarahan tanpa mengatasi masalahnya secara langsung. Bentuk diam seperti ini bisa membuat frustasi dan menimbulkan kesalahpahaman.

Diam untuk Mendengarkan: Terkadang, diam adalah tanda mendengarkan secara aktif. Ketika salah satu pasangan diam sementara pasangannya berbicara, hal ini dapat menunjukkan keinginan yang tulus untuk memahami dan berempati dengan pasangannya.

Diam yang Berteman: Jenis diam ini sering ditemukan dalam hubungan jangka panjang di mana kedua pasangan merasa puas dengan kehadiran satu sama lain tanpa perlu percakapan terus-menerus. Ini mencerminkan hubungan dan kenyamanan yang mendalam.

Diam sebagai Tanda Rasa Hormat: Ada saat-saat dalam suatu hubungan di mana diam merupakan tanda rasa hormat, seperti pada saat-saat berduka atau ketika pasangan membutuhkan ruang untuk memproses emosi.

Diam yang Mengabaikan: Diam yang mengabaikan terjadi ketika salah satu pasangan terus-menerus mengabaikan upaya pasangannya untuk berkomunikasi atau berbagi pikiran dan perasaan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terabaikan dan tidak terikat.

Memahami bahasa diam yang tersembunyi dalam suatu hubungan sangat penting untuk komunikasi yang efektif dan menjaga kebersamaan yang sehat dan harmonis. Penting bagi pasangan untuk menyadari berbagai bentuk diam dan berkomunikasi secara terbuka mengenai kebutuhan dan perasaan mereka untuk memastikan bahwa diam digunakan secara konstruktif dan tidak menjadi penghalang bagi hubungan dan pemahaman.

***
Solo, Rabu, 1 November 2023. 5:41 am
Suko Waspodo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun