Mohon tunggu...
Rafi Rasyid Sukmahadi
Rafi Rasyid Sukmahadi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student of Al-Azhar University

semua artikel saya di kompas isinya hanya obrolan biasa, jadi gak usah serius amat bacanya. keep santuy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sisi Gelap al-Azhar asy-Syarif?

31 Januari 2023   08:32 Diperbarui: 31 Januari 2023   08:41 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jami' al-Azhar asy-Syarif

Apa sih yang pertama kita dengar tentang salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di dunia, yakni al-Azhar asy-Syarif?

Kemasyhurannya akan ajaran Islamnya yang moderat serta memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan makhluk hidup yang bernama manusia -yang seringkali melakukan kegiatan kontroversial di muka bumi- sangat melekat dengan al-Azhar asy-Syarif. Namun, itu hanya di satu sisinya saja. Satu sisi tentang deskripsi positif tersebut memang seringkali mengecoh banyak orang. Sehingga tidak sedikit mereka yang jarak melirik sisi gelapnya.

Lalu emang ada sisi gelapnya?

Ini merupakan informasi yang didasarkan pada realita yang saya lihat sebagai pelajar di al-Azhar asy-Syarif. Mau percaya atau tidak, sama sekali tidak akan berpengaruh pada kualitas aqidah teman-teman sekalian yang beragama Islam. Mungkin dalam benak pikiran teman-teman sekalian kenapa judulnya harus mengangkat kata sisi gelap, seakan-akan ada deskripsi negatif yang begitu besar pengaruhnya. Terlepas dari hal itu, entah kenapa saya pun jadi ingin sedikit membahas hal tersebut secara khusus dalam tulisan ini.

Melirik sedikit dari pemahaman aliran sebelah, bahwa hal yang pertama harus dilakukan seorang hamba itu adalah asy-Syakku (ragu, keraguan, meragukan). Karena semata-mata keyakinan itu bisa bernilai jika sudah melewati fase keraguan. Coba saja kita bayangkan dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita meragukan suatu hal kemudian hal tersebut memang benar-benar ada. Apakah akan sama kadar keyakinannya dengan kita langsung yakin? Pasti ada perbedaannya.

Melihat dari latar belakang sejarahnya, bahwa al-Azhar asy-Syarif ini merupakan salah satu peninggalan Dinasti Fatimiyyah yang berdiri pada tahun 909 M-1171 M. Sebagai yang kita ketahui bersama bahwa dinasti tersebut bermadzhab aliran syi'ah. Yang kita tahu bahwa terdapat perbedaan dalam Ushul ad-Din (dasar-dasar agama) antara aliran tersebut dengan aliran yang lainnya. Lalu singkat cerita, al-Azhar asy-Syarif sempat ditutup pada masa Shaladhuddin al-Ayyubi dan atas jasa Beliaulah al-Azhar asy-Syarif ini berpindah haluan aliran menjadi Sunni.

Jadi, apa sisi gelapnya? Sebenarnya atas dasar tulisan inilah, selintas pemikiran saya untuk mencari sisi gelap al-Azhar asy-Syarif seketika terpecahkan. Sudah beberapa kajian keilmuan yang saya ikuti diberbagai tempat dengan guru yang berbeda-beda pula, tapi apa hasilnya? Saya duga dengan kuat bahwa betapa kokohnya manhaj keilmuan yang ada di al-Azhar asy-Syarif. Semuanya sama, satu sama lain ulamanya saling menguatkan, membantah dengan jelas dan lugas terhadap ajaran yang tidak sejalan dengan ajaran ahlussunnah wal jama'ah, sangat legowo dan sederhana ulama-ulamanya. 

Sehingga membuat saya pribadi berpikir "inikah gambaran kehidupan pada zaman Nabi Muhammad Saw. beserta para sahabatnya?".

Terlepas teman-teman mau berpendapat pikiran saya itu terlalu jauh atau apa, tapi yang jelas begitu indahnya hidup dikalangan orang-orang shaleh, tanah para nabi dan aulia, lautan ilmu yang membimbing umat menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Terakhir, saya hanya ingin mengutarakan bahwa memang benar sebagaimana yang dikatakan guru saya bahwa "salah pengajian lebih berbahaya daripada salah pergaulan". Maka di dalam Islam ada tuntutan untuk memilih guru, tempat belajar, dan teman. Karena hal itulah yang akan menentukan kemana arah hidup kita kedepannya. Namun, khusus untuk al-Azhar asy-Syarif saya himbau kepada semuanya agar tidak selintas pun pemikiran untuk meragukan keilmuan yang ada di dalamnya. Daripada meragukan lebih baik kita menanam cinta terhadap para ulama sebagaimana nasihat guru-guru saya dan hal itu pun disampaikan oleh senior mahasiswa di Mesir. Insya Allah, atas lindungan dan hidayah Allah yang Maha Kuasa al-Azhar asy-Syarif ini akan terus abadi, tidak akan berubah ajarannya sampai hari kiamat kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun