Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mahligai Bara

14 Agustus 2021   11:18 Diperbarui: 15 Agustus 2021   09:11 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAHLIGAI BARA

Sukir Santoso

Pada awalnya aku ingin ke Nirwana Nite Club atau ke Diskotik Rama tetapi tempat itu terlalu hingar-bingar. Kali ini aku ingin tempat agak tenang. Maka kuputuskan ke Blue Lagoon Pub. Aku ingin menghabiskan malam ini untuk menyendiri sambil mendengarkan musik yang lebih lembut.

"Mau minum apa Tante?" seorang bartender bertanya dengan sopan.

Dari beberapa minuman cocktail kesukaanku Jack Rose, Lemon Martini, dan Tequila Sunrise, aku memilih Tequila Sunrise.

Tak berapa lama bartender itu menyajikan minuman yang kupesan di mejaku.

Malam ini aku benar-benar ingin lari dari rumah menyendiri. Ingin melepaskan segala kegalauanku. Lari dari rasa benci, marah dan cemburuku.

Sebetulnya aku masih sangat menyayangi mas Herman. Namun akhir-akhir ini menjadi sangat benci dan marah. Sudah dua minggu mas Herman pergi.

"Din, dua minggu ini aku ditugaskan pak Theo ke Singapura,"itu pesan di Whatsappnya.

Namun aku menjadi sangat curiga, karena beberapa kali aku menilponnya tilpon tidak diangkat bahkan langsung ditutup. Rasa cemburuku mengungkat kembali kejadian di ruang kantornya.

Waktu itu seperti biasanya aku ke kantornya untuk membawakan makan siang untuknya. Ketika aku membuka memasuki ruang kantornya, suamiku itu sedang berpelukan mesra dengan seorang perempuan yang kuketahui setelahnya namanya Natalia. Natalia adalah sekretaris baru di kantor itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun