Mohon tunggu...
Maskatno Giri
Maskatno Giri Mohon Tunggu... Guru - Mas Guru b. Inggris SMAN 1 Girimarto - SMAN 1 Sukoharjo

Sukatno Wonogiri atau sering dikenal Maskatno Giri orang desa yang biasa-biasa saja, mau berusaha belajar dari siapa saja, diberi amanah mengajar b Inggris SMA N 1 Girimarto dan SMAN 1 SUKOHARJO.Dia juga pemilik dan pengelola blog pembelajaran untuk siswanya:sukatnowonogiribelajar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keprihatinan Seorang PNS

19 September 2021   05:17 Diperbarui: 25 September 2021   07:49 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ada berita  ada oknum PNS  suka membolos kerja, saya turut prihatin, bersedih dan malu. Yang menggaji PNS adalah rakyat. Sedangkan masih banyak rakyat yang menderita. Setahuku  penerimaan   gaji PNS  tetap  lancar, memang sudah seharusnya diimbangi dengan kinerja yang bagus.

Sebagai seorang  guru PNS, saya merasa harus bersyukur. Maka saya harus meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja saya. Barang kali pembaca  ada yang bertanya bagaimana ceritanya saya bisa menjadi PNS.

Saya lahir bukan dari keluarga PNS, ortuku keduanya petani ladang di daerah tandus Wonogiri. Saya anak terakhir dari 8 beraudara. Kakakku hanya satu yang menjadi PNS. Beliau dulu seorang tenaga tata usaha di salah satu SMP negeri, lalu melanjutkan kuliah dan menjadi guru.

Tidak ada keluarga yang memotivasi saya untuk menjadi PNS. Di desa saya,  kebanyakan  pria seusia saya  setelah lulus SMP atau SMA bahkan lulus dari SD merantau ke kota -kota besar. Kebanyakan mereka   merantau ke Jakarta.

Saya memiliki perbedaan perjalanan hidup dibanding teman-teman di desa dan kakak-kakakku. Dari kecil saya tidak ingin merantau menjadi buruh, juga saya tidak mau menjadi seperti ortuku kerja di ladang. Apalagi ladang di daerah saya ladang tandus. Maka saya  berusaha agar nasib saya lebih baik. Saya termotivasi  untuk rajin dalam belajar, saya memiliki obsesi ingin bersekolah setinggi-tingginya. Walau kurang biaya tidak boleh menyerah.

Setelah lulus SMP saya merantau ke Solo sambil kerja dan sekolah ke SMA dan Alhamdulillah setelah SMA bisa diterima tes UMPTN di FKIP bahasa Inggris UNS Solo. Alhamdulillaah, saya  bisa lulus SMA  dan melanjutkan kuliah tanpa pernah minta uang ke ortu dan saudara.

Saya bisa kuliah pun juga masih sambil bekerja sebagai "paper boy"alias tukang Koran.  Karena kekuatan dan  Keadilan Allah Tuhan yang Maha Kuasa, melalui jasa salah satu dosen, saya dicarikan bea siswa. 

Singkat cerita saya lolos  terjaring  bisa mendapatkan bea siswa Ikatan Dinas. Saya mendapat tunjangan ikatan dinas sampai saya lulus.  Penerima TID /tunjangan ikatan dinas membawa konsekuensi, setelah lulus kuliah saya  harus mau menjadi PNS dan bersedia ditempatkan di seluruh Indonesia.

Benar setelah lulus saya ditempatkan di salah satu SMA di kabupaten Wonogiri. Jadi saya menjadi PNS tanpa memalui seleksi yang ribet.  SK PNS cukup dibagikan  di ruang kemahasiswaan kampus UNS  lalu  secepatnya  saya disuruh mencari sekolah yang tertera di SK.

Menjadi guru PNS bagi saya bukan suatu prestasi. Ini sungguh  suatu kebetulan, seperti sudah diatur oleh yang Maha Kuasa. Saya tidak melamar dan tanpa proses wiyata bakti. Banyak teman saya memiliki nilai  IPK  lebih bagus dibanding nilai  IPK  saya,  juga sudah WB  namun setelah lulus mereka masih kesulitan mencari pekerjaan.  Maka sungguh rugi kalau saya tidak bersyukur.

Sebagai wujud rasa syukur, begitu mudahnya  saya  mendapat pekerjaan. Maka saya niatkan menjadi PNS adalah pengabdian jiwa dan raga.  Konsekuensinya saya niatkan harus menjadi guru berprestasi dan juga mampu membelajarkan siswa untuk berprestasi.

Alhamdulillah  bisa terbukti. Tidak bermaksud menyombongkan diri. Saya adalah salah satu guru yang sering aktif mengikuti lomba. Sering gagal,  tapi  juga beberapa kali menjadi juara di berbagai lomba guru. Beberapa kali menjadi finalis lomba inovasi pembelajaran tingkat nasional dan pernah  juara di tingkat provinsi. Juga saya aktif di kegiatan KIR dan pramuka. Alhamdulilllah siswa bimbingan saya sering juara. Saya juga ikut berperan menjadikan SMA N 1 Girimarto menjadi sekolah yang  paling inovatif (sebagai sekolah juara 1  inovatif ) dengan penyumbang karya ilmiah inovatif  terbanyak se kabupaten Wonogiri dalam WONOGIRI INNOVATIVE AWARD.  Ini adalah  salah satu rasa syukurku.

Maka begitu ada teman PNS yang senang bolos kerja tentu saya merasa malu.  Kalau dia dipecat  tanpa adanya bukti  tindak criminal, tentu sulit diterapkan. Menurut saya perlu pembenahan peraturan dan hukuman bagi PNS. Kalau PNS guru SMA ada aturan bolos kerja ataau tidak me;laukan atau lupa "finger print " komulasi  sampai lebih  dari 8 jam dipotong  tunjangan  kinerjanya. Saya kurang tahu kalau di instansi yang lain.  Dampaknya jarang saya temui guru PNS di instansi saya yang suka bolos kerja.

Mengenai  penyebab kenapa PNS mudah meninggalkan tugas atau bolos kurang lebih sbb :

  • Kurang adanya sanksi keras dan  tegas melalui  atasan, terkadang sanksinya cuma teguran.
  • Kurangnya momen-momen untuk memotivasi para PNS untuk meningkatkan kinerjanya.Mestinya guru dimotivasi setiap periode tertentu. 
  • Tidak adanya pemotongan gaji  pokok bagi PNS yang meninggalkan tugas
  • Tidak adanya peran dari masyarakat untuk memberikan sanksi sosial. Ternyata masih banyak PNS yang pembolos tapi masih dihormati
  •  Masyarakat terlalu  permissive terhadap   perilaku PNS yang suka bolos kerja dan bermalas-malasan.  Padahal Masyarakatpun perlu memberikan  kontrol sosial. Seperti  PNS yang malas  perlu dibuat malu, diviralkan  via medsos. Biar mereka jera.

Inilah tulisan singkat  dari seorang PNS semoga memberi manfaat. Yang terakhir saya membawa pesan semoga bagi PNS yang rajin dan berprestasi perlu adanya apresiasi   baik dari pemerintah maupun dari masyarakat agar bisa  menginspirasi dan memotivasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun