Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai permasalahan sosial, politik, dan ekonomi yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Banyak yang memilih demonstrasi sebagai cara untuk menyampaikan aspirasi mereka. Namun, benarkah demonstrasi adalah metode yang sesuai dengan ajaran Islam? Apakah Islam membenarkan tindakan turun ke jalan untuk mendesak perubahan?
Demonstrasi dalam Islam: Antara Hak dan Larangan
Dalam Islam, ketidakpuasan terhadap pemimpin seharusnya disikapi dengan cara yang benar dan tidak menimbulkan kekacauan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Barang siapa yang melihat sesuatu pada pemimpinnya yang tidak disukainya, maka hendaknya ia bersabar. Karena barang siapa yang keluar dari pemerintahan sejengkal saja, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa bersabar menghadapi pemimpin yang tidak ideal lebih utama daripada melakukan tindakan yang bisa menyebabkan instabilitas. Demonstrasi yang memicu kekacauan dan ketidakstabilan bukanlah solusi yang dianjurkan dalam Islam.
Sejarah Khawarij: Pelajaran dari Masa Lalu
Sejarah Islam mencatat kelompok Khawarij sebagai contoh nyata bagaimana pemberontakan terhadap pemimpin dapat berujung pada kehancuran. Mereka menolak kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib, berawal dari kritik, lalu berkembang menjadi pemberontakan hingga berujung pada pembunuhan Khalifah. Kisah ini menjadi pelajaran bahwa menentang pemimpin melalui jalan yang tidak benar justru dapat membawa lebih banyak kerugian.
Imam Ahmad bin Hambal: Keteguhan dalam Cobaan
Imam Ahmad bin Hambal merupakan ulama besar yang pernah mengalami ujian berat ketika pemimpin saat itu memaksanya menerima doktrin sesat bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Beliau dipenjara, disiksa, dan tetap teguh dengan prinsipnya tanpa menyerah pada tekanan. Namun, ketika beberapa pengikutnya mengajak untuk memberontak melawan penguasa yang menzaliminya, Imam Ahmad menolak ajakan tersebut. Beliau lebih memilih kesabaran dan keteguhan dalam mempertahankan kebenaran tanpa harus menciptakan kekacauan di tengah umat. Sikap ini menjadi bukti bahwa perubahan tidak selalu harus dilakukan dengan cara memberontak, tetapi melalui keteguhan dalam ilmu dan kesabaran.
Negara-negara Timur Tengah: Penyesalan Setelah Revolusi